Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG Sebut Banjir di Semarang Bukan Hanya Karena Cuaca Ekstrem

Kompas.com - 14/03/2024, 18:54 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkapkan bahwa banjir yang melumpuhkan sejumlah perjalanan kereta di Kota Semarang bukan hanya karena cuaca ekstrem yang melanda daerah tersebut.

Namun, menurutnya, karena Kota Semarang memang mengalami penurunan tanah. Hal ini yang mengakibatkan Kota Semarang juga dilanda banjir rob, jauh sebelum cuaca ekstrem melanda.

"Karena seperti yang sudah diketahui. Wilayah Semarang itu kan memang mengalami penurunan. Kalau wilayah lain belum banjir, di situ banjir lebih dulu. Apalagi ada banjir rob, jadi banjirnya tidak hanya dari hujan. Tapi diperparah dengan banjir rob dari laut," kata Dwikorita ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (14/3/2024).

Dwikorita menjelaskan bahwa pihaknya sudah memberikan peringatan cuaca ekstrem untuk Semarang.

Baca juga: BMKG Ungkap Penyebab Banjir di Sejumlah Wilayah di Jawa Tengah, Salah Satunya karena Bibit Siklon Tropis

Dari peringatan dini itu, diharapkan pemerintah daerah menginstruksikan masyarakat melakukan berbagai upaya penyelamatan.

Namun karena wilayah Semarang yang alami penurunan tanah, banjir ekstrem pun tidak terhindarkan.

"Dengan peringatan dini itu diharapkan, kesiapannya sudah diberikan. Kami memberi peringatan dini dari sepekan sebelum kejadian, diulang sampai 3 hari sebelum kejadian, diulang sampai 3 jam sebelum kejadian. Maksudnya agar diingatkan terus, awas lho, awas lho, begitu," ujar Dwikorita.

Di lain sisi, Dwikorita menyebutkan bahwa cuaca ekstrem tidak hanya melanda wilayah Semarang, melainkan juga sebagian besar wilayah Pulau Jawa.

Baca juga: Kota Lama Semarang Masih Terendam Banjir, Aktivitas Ekonomi Lumpuh Total

Cuaca demikian, menurutnya bakal berlangsung hingga beberapa hari ke depan.

Oleh karena itu, masyarakat diminta terus memeriksa keadaan cuaca ke depan melalui informasi BMKG yang bisa diakses melalui online.

"Itu bisa terdeteksi lewat mobile phone aplikasi info BMKG. Nah jadi poinnya adalah terus monitor susun perencanaan berdasarkan hasil prakiraan cuaca tadi," pungkas dia.

Diberitakan sebelumnya, cuaca ekstrem yang melanda Kota Semarang, Jawa Tengah pada Rabu (13/3/2024) mengakibatkan banjir di berbagai wilayah.

Manager Humas KAI Daop 4 Semarang, Franoto Wibowo mengatakan, banjir menggenangi beberapa titik perlintasan kereta api di wilayah tersebut pada Kamis (14/3/2024) dini hari.

Baca juga: 76 SD di Kota Semarang Terendam Banjir, Kegiatan Belajar Mengajar Diliburkan

Wilayah jalur kereta api yang tergenang antara lain meliputi Petak Jalan Semarang Tawang Bank Jateng-Alastua, Petak Jalan Semarang Tawang Bank Jateng-Semarang Poncol, dan Petak Jalan Mangkang-Kaliwungu.

"Per Kamis (14/3) pukul 00.30 WIB jalur kereta pada 3 titik tersebut tergenang air dengan ketinggian lebih dari 10 cm di atas kop rel, sehingga tidak memungkinkan untuk dilewati perjalanan kereta api yang berdampak pada perubahan pola operasi beberapa kereta di lintas utara jawa,” jelas Franoto dalam keterangan resminya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Tanggapi Ide 'Presidential Club' Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Tanggapi Ide "Presidential Club" Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Nasional
6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

Nasional
Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Nasional
PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

Nasional
Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Nasional
Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang 'Sapi Perah'

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang "Sapi Perah"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com