Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pastikan Angin Kencang di Rancaekek Bukan Tornado, Kepala BMKG Beberkan Alasannya

Kompas.com - 27/02/2024, 11:42 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menegaskan peristiwa angin kencang yang melanda Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Bandung, Jawa Barat baru-baru ini bukan merupakan tornado.

Penegasan itu berdasarkan kecepatan angin dan waktu terjadinya angin kencang.

"Kalau yang kemarin itu kecepatan rata-ratanya belum capai 100 kilometer per jam. Yah masih jauh, itu rata-ratanya (angin kemarin) masih sekitar 65 kilometer per jam. Nah kalau tornado itu kecepatan minimum 100 kilometer per/jam," ujar Dwikorita di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (27/2/2024).

"Namun tidak menutup kemungkinan bisa meningkat ya. Cuma alhamdulillah kemarin sudah berhenti (saat) 4 menit ya," lanjutnya.

Baca juga: Menyoal Angin Kencang di Rancaekek dan Jatinangor, Tornado atau Puting Beliung?

Sehingga menurutnya peristiwa angin beberapa hari lalu masih tergolong puting beliung. Dwikorita juga menyebutnya sebagai mini tornado.

"Kemarin itu hanya 4-5 menit itu istilahnya mini tornado. Itu puting beliung. Istilahnya masih puting beliung," jelasnya.

Akan tetapi, jika angin di Jawa Barat kemarin semakin menguat dan berlanjut lebih lama, maka bisa menjadi tornado.

Sementara itu, terkait angin puting beliung sendiri menurut Dwikorita masih berpotensi terjadi selama bulan Maret hingga April 2024.

Baca juga: Kenapa Bisa Terjadi Angin Puting Beliung? Berikut Faktor Penyebabnya

Penyebabnya, Indonesia sedang memasuki musim pancaroba (masa peralihan musim). Sehingga Dwikorita meminta masyarakat Indonesia waspada.

"Kemungkinan untuk terjadi puting beliung itu masih terjadi selama Maret. Maret- April lah pancaroba. Jadi itu yang harus diwaspadai. Angin kencang ya, tidak harus memutar, tetapi angin kencang pun juga bisa terjadi," paparnya.

"Ya karena dipicu oleh awan-awan ya. Karena awannya merata, sehingga bisa saja (terjadi puting beliung) di seluruh wilayah Indonesia," lanjut Dwikorita.

Dia pun menyarankan agar masyarakat segera mencari tempat berlindung yang kokoh apabila sudah melihat kondisi awan yang gelap.

Namun, Dwikorita meminta agar warga tidak berlindung di bawah pohon untuk menghindari bahaya angin dan petir.

Baca juga: Saat Dua Peneliti BRIN Beda Pendapat soal Angin Kencang di Bandung dan Sumedang...

"Kalau kita melihat itu kok awannya sudah gelap ini sebaiknya kita mencari perlindungan. Paling aman ya di dalam bangunan yang kokoh. Jangan di bawah pohon. Karena juga akan terjadi, antar awan itu kan juga bisa terjadi kilat petir ya. Atau dari awan ke bumi juga terjadi Awan petir," jelasnya.

"Nah kalau di bawah pohon kan bisa kita terkena atau di luar. Jadi lebih baik berlindung di tempat yang aman di dalam rumah, di dalam gedung yang kokoh gitu," tambah mantan Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) itu.

Sebelumnya, bencana angin kencang yang seperti tornado terjadi di Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada 21 Februari 2024.


Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat melaporkan, ad 534 bangunan mengalami rusak ringan, sebanyak 835 keluarga terdampak, dan 33 orang luka menjalani perawatan di rumah sakit akibat bencana itu.

Baca juga: Peneliti BRIN Ungkap Penyebab Angin Puting Beliung di Rancaekek dan Sumedang

Banyak video yang tersebar di media sosial menggambarkan angin kencang telah merobohkan pepohonan, kendaraan roda empat terguling, dan material bangunan terangkat ke angkasa.

Angin kencang yang tergambar di dalam video juga berputar, yang diduga turun dari kumpulan awan hitam di langit.

Fenomena alam ini kemudian dianggap sebagai “tornado” yang kemungkinan muncul pertama kali di Indonesia menurut seorang Peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfer di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Menag Minta Jemaah Jaga Kesehatan, Suhu Bisa Capai 50 Derajat Celcius pada Puncak Haji

Menag Minta Jemaah Jaga Kesehatan, Suhu Bisa Capai 50 Derajat Celcius pada Puncak Haji

Nasional
Tinjau Pasar Baru di Karawang, Jokowi: Harga Cabai, Bawang, Beras Sudah Turun

Tinjau Pasar Baru di Karawang, Jokowi: Harga Cabai, Bawang, Beras Sudah Turun

Nasional
KPK Sebut Eks Dirut Taspen Kosasih Rekomendasikan Investasi Rp 1 T

KPK Sebut Eks Dirut Taspen Kosasih Rekomendasikan Investasi Rp 1 T

Nasional
Hakim MK Tegur Kuasa Hukum KPU karena Tidak Rapi Menulis Dokumen

Hakim MK Tegur Kuasa Hukum KPU karena Tidak Rapi Menulis Dokumen

Nasional
Jokowi Tanggapi Santai soal Fotonya yang Tak Terpasang di Kantor PDI-P Sumut

Jokowi Tanggapi Santai soal Fotonya yang Tak Terpasang di Kantor PDI-P Sumut

Nasional
Cuaca di Arab Saudi 40 Derajat, Jemaah Haji Diminta Jaga Kesehatan

Cuaca di Arab Saudi 40 Derajat, Jemaah Haji Diminta Jaga Kesehatan

Nasional
 Saksi Ungkap Direktorat di Kementan Wajib Patungan untuk Kebutuhan SYL

Saksi Ungkap Direktorat di Kementan Wajib Patungan untuk Kebutuhan SYL

Nasional
Pertamina Patra Niaga Akan Tetap Salurkan Pertalite sesuai Penugasan Pemerintah

Pertamina Patra Niaga Akan Tetap Salurkan Pertalite sesuai Penugasan Pemerintah

Nasional
Menteri KKP Targetkan Tambak di Karawang Hasilkan 10.000 Ikan Nila Salin Per Tahun

Menteri KKP Targetkan Tambak di Karawang Hasilkan 10.000 Ikan Nila Salin Per Tahun

Nasional
KPK Percaya Diri Gugatan Praperadilan Karutan Sendiri Ditolak Hakim

KPK Percaya Diri Gugatan Praperadilan Karutan Sendiri Ditolak Hakim

Nasional
Soal Kasus Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, KPK Diminta Evaluasi Teknis OTT

Soal Kasus Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, KPK Diminta Evaluasi Teknis OTT

Nasional
Kaesang Didorong Maju Pilkada Bekasi, Jokowi: Tanyakan PSI, itu Urusan Partai

Kaesang Didorong Maju Pilkada Bekasi, Jokowi: Tanyakan PSI, itu Urusan Partai

Nasional
Mahfud Khawatir Korupsi Makin Banyak jika Kementerian Bertambah

Mahfud Khawatir Korupsi Makin Banyak jika Kementerian Bertambah

Nasional
Persiapan Operasional Haji 2024, 437 Petugas Diterbangkan ke Arab Saudi

Persiapan Operasional Haji 2024, 437 Petugas Diterbangkan ke Arab Saudi

Nasional
Jokowi Tegaskan Jadwal Pilkada Tak Dimajukan, Tetap November 2024

Jokowi Tegaskan Jadwal Pilkada Tak Dimajukan, Tetap November 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com