Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Heran "Quick Count" Ganjar-Mahfud Rendah, Aria Bima: Kampanye Banyak Orang Datang, Memang Itu "Demit"?

Kompas.com - 16/02/2024, 20:53 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Politikus PDI-P Aria Bima menunjukkan gestur gemas dan keheranan karena melihat hasil hitung cepat atau quick count sementara terhadap pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

Pasangan calon (paslon) nomor urut 3 ini diketahui memiliki suara rendah dan kerap berada di posisi tiga dibanding dua paslon lainnya berdasarkan hitung cepat sejumlah lembaga survei.

Aria Bima awalnya menyinggung tentang habisnya uang yang digunakan untuk kampanye. Dengan dugaan kecurangan dan Pemilu 2024 yang bermasalah, dia pun menyarankan para kader PDI-P yang ingin maju dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) tidak perlu lagi berkampanye.

"Saya akan menyarankan bagi calon-calon yang tidak dikehendaki oleh pemerintah atau pun partai pengusung pemenang, enggak usah lah, percuma, habis-habisin duit. Kita ini habis-habisin duit," ujar Aria di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Jalan Cemara, Jakarta Pusat, Jumat (16/2/2024).

Baca juga: Dugaan Kecurangan di Sirekap, TPN Ganjar-Mahfud: Kalau Dibiarkan Akan Merusak Integritas Pemilu

Aria kemudian menjelaskan bahwa tugasnya di TPN Ganjar-Mahfud adalah sebagai Ketua Tim Penjadwalan.

Oleh karena itu, tugasnya adalah mengatur jadwal kampanye baik dari Ganjar maupun Mahfud, hingga seluruh pihak pendukung.

Kemudian, Aria menyinggung banyaknya peserta yang hadir dalam setiap kampanye Ganjar-Mahfud tetapi tidak berdampak pada suara dalam hasil quick count.

"Saya ngatur jadwalnya Pak Ganjar, Pak Mahfud, Mbak Atikoh, Alam, Pak Sandiaga, Mbak Yenny, untuk apa? Kampanye segitu banyak orang datang, memang itu setan? Itu demit? Kan enggak. Itu kan suara orang. Masak jadinya gini?" ujar Aria Bima.

Baca juga: TPN Ganjar-Mahfud Minta Bawaslu Investigasi Kejanggalan Rekapitulasi di Sirekap KPU

Wakil Ketua Komisi VI DPR ini lantas menyebut kecilnya suara yang didapat Ganjar-Mahfud dari hasil quick count adalah sebuah anomali.

Menurut Aria Bima, anomali itu berpotensi membuat gagalnya proses pendidikan politik untuk masyarakat.

"Orang jadi malas lho ikut (Pemilu). Dan ini disorot di luar negeri lho, memangnya situs kita bosok apa bisa dilihat dari luar, malu banget dong. Memangnya enggak ada yang bisa hitung rekap? ITB enggak mampu? Hah? UI enggak mampu, UGM enggak mampu? Malu enggak kita? Cuma ngerekap kayak gitu saja jeblok. Benar kita enggak mampu? Saya enggak yakin," katanya.

Baca juga: Terseoknya Ganjar dan Faktor Gempuran Istana di Kandang Sendiri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Nasional
PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

Nasional
Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Nasional
Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Nasional
Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Nasional
Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Nasional
Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

Nasional
Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

Nasional
Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

Nasional
Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

Nasional
Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

Nasional
Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Nasional
Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Nasional
DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

Nasional
Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com