Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NASIONAL] PDI-P Ingatkan Jokowi Bisa Ditinggalkan Prabowo | Kubu Amin Klaim Banyak PO Bus Mendadak Batal Antar

Kompas.com - 10/02/2024, 05:30 WIB
Achmad Nasrudin Yahya

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemberitaan PDI Perjuangan (PDI-P) yang mengingatkan Presiden Joko Widodo bisa ditinggalkan koalisi Prabowo Subianto menjadi artikel populer di Kompas.com, Jumat (9/2/2024).

Artikel populer lainnya terkait kubu Tim Nasional (Timnas) Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Amin) yang mengeklaim banyak perusahaan otobus (PO) mendadak membatalkan pengataran massa yang akan ke kampanye terakhir di Jakarta Internasional Stadium (JIS), Jakarta Utara.

Selanjutnya terkait hasil survei Indikator Politik Indonesia yang menunjukkan elektabilitas pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mencapai 51,8 persen.

Berikut ulasan selengkapnya:

1. PDI-P Ingatkan Jokowi Bisa Ditinggal Koalisi Prabowo-Gibran Usai Lengser

Ketua Bidang Kehormatan PDI-P Komarudin Watubun mengingatkan Jokowi agar sadar diri dengan kekuasaannya saat ini.

Ia berharap mantan Wali Kota Solo itu tak terlena dengan berbagai pihak yang ada di sekelilingnya.

Apalagi, pihak-pihak yang saat ini duduk di Koalisi Indonesia Maju (KIM) serta mendukung calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

"Ini hati-hati, pertanyaannya apakah koalisi besar tadi itu semua kompak ikhlas lahir batin untuk kawal Jokowi?" ucap Komarudin dalam program Gaspol! yang tayang di YouTube Kompas.com, Kamis (8/2/2024).

Baca selengkapnya: PDI-P Ingatkan Jokowi Bisa Ditinggal Koalisi Prabowo-Gibran Usai Lengser

2. Jelang Kampanye Terakhir, Kubu Anies-Muhaimin Bilang Banyak PO Bus Mendadak Batalkan Pengantar

Wakil Kapten Tim Nasional (Timnas) Pemenangan Anies-Muhaimin (Amin) Jumhur Hidayat mengungkapkan banyak perusahaan otobus (PO) bus yang membatalkan pengantaran pendukung jelang kampanye terakhir di Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta Utara, Sabtu (10/2/2024).

Menurutnya, tindakan PO bus membatalkan kesepakatan H-1 jelang kampanye terakhir itu terjadi di sejumlah daerah.

"Kita mau pake bus juga gak bisa, bus nya sedikit sekali. Lucunya gini, contoh saya lah, teman-teman buruh dari Serang (order) 20 bus sudah di DP, sudah semua. Baru dapet kabar dibatalin hari ini," ujar Jumhur di kawasan Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (9/2/2024).

Ia menyebutkan situasi itu cukup merepotkan pendukung Anies-Muhaimin. Sebab, mereka harus mencari alat transportasi lain untuk bisa hadir dan meramaikan kampanye di JIS.

Jumhur menduga, pembatalan sengaja tidak dilakukan jauh-jauh hari, tapi jelang kampanye akbar terakhir berlangsung untuk membatasi mobilitas pendukung Anies-Muhaimin.

Baca selengkapnya: Jelang Kampanye Terakhir, Kubu Anies-Muhaimin Bilang Banyak PO Bus Mendadak Batalkan Pengantaran

3. Survei Indikator: Elektabilitas Prabowo-Gibran 51,8 Persen, Anies-Muhaimin 24,1 Persen, Ganjar-Mahfud 19,6 Persen

Hasil survei yang dilaksanakan Indikator Politik Indonesia pada 28 Januari-4 Februari 2024 menunjukkan, pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, memiliki elektabilitas tertinggi.

"Hasilnya Bapak Ibu sekalian, kalau kita pakai simulasi surat suara, itu Pak Prabowo-Gibran 51,8 persen," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, Jumat (9/2/2024).

Menurut hasil survei, pasangan nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar punya elektabilitas 24,1 persen, sedangkan pasangan nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD angka keterpilihannya 19,6 persen.

"Dan masih ada 4,5 persen pemilih responden kita yang waktu kita survei megnatakan tidak tahu tidak jawab," ujar Burhanuddin.

Burhanuddin menuturkan, hasil survei di atas membuka peluang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 untuk berlangsung dalam satu putaran lebih terbuka.

Pasalnya, tren elektabilitas Prabowo-Gibran terus menunjukkan kenaikan, sementara angka keterpilihannya saat ini sudah di atas 50 persen.

"Jadi, kalau sebelumnya mungkin probabilitas satu putaran fifty-fifty, sekarang meningkat lagi," kata Burhanuddin.

Akan tetapi, ia mengingatkan bahwa survei ini memiliki margin of error sekitar 2,9 persen sehingga elektabilitas Prabowo-Gibran secara riil bisa saja masih di bawah 50 persen.

Baca selengkapnya: Survei Indikator: Elektabilitas Prabowo-Gibran 51,8 Persen, Anies-Muhaimin 24,1 Persen, Ganjar-Mahfud 19,6 Persen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis Disebut Diperlukan, Proyek Mercusuar Perlu Pengawasan

Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis Disebut Diperlukan, Proyek Mercusuar Perlu Pengawasan

Nasional
Kapolri Beri Penghargaan ke 11 Personel di Pegunungan Bintang, Papua

Kapolri Beri Penghargaan ke 11 Personel di Pegunungan Bintang, Papua

Nasional
Pegawai Kementan Bikin Perjalanan Dinas Fiktif demi Penuhi Kebutuhan SYL

Pegawai Kementan Bikin Perjalanan Dinas Fiktif demi Penuhi Kebutuhan SYL

Nasional
Sidang SYL, Saksi Ungkap Permintaan Uang Rp 360 Juta untuk Sapi Kurban

Sidang SYL, Saksi Ungkap Permintaan Uang Rp 360 Juta untuk Sapi Kurban

Nasional
Hadiri Perayaan Ultah Hendropriyono, Prabowo Dihadiahi Patung Diponegoro

Hadiri Perayaan Ultah Hendropriyono, Prabowo Dihadiahi Patung Diponegoro

Nasional
Menag Minta Jemaah Jaga Kesehatan, Suhu Bisa Capai 50 Derajat Celsius pada Puncak Haji

Menag Minta Jemaah Jaga Kesehatan, Suhu Bisa Capai 50 Derajat Celsius pada Puncak Haji

Nasional
Tinjau Pasar Baru di Karawang, Jokowi: Harga Cabai, Bawang, Beras Sudah Turun

Tinjau Pasar Baru di Karawang, Jokowi: Harga Cabai, Bawang, Beras Sudah Turun

Nasional
KPK Sebut Eks Dirut Taspen Kosasih Rekomendasikan Investasi Rp 1 T

KPK Sebut Eks Dirut Taspen Kosasih Rekomendasikan Investasi Rp 1 T

Nasional
Hakim MK Tegur Kuasa Hukum KPU karena Tidak Rapi Menulis Dokumen

Hakim MK Tegur Kuasa Hukum KPU karena Tidak Rapi Menulis Dokumen

Nasional
Jokowi Tanggapi Santai soal Fotonya yang Tak Terpasang di Kantor PDI-P Sumut

Jokowi Tanggapi Santai soal Fotonya yang Tak Terpasang di Kantor PDI-P Sumut

Nasional
Cuaca di Arab Saudi 40 Derajat, Jemaah Haji Diminta Jaga Kesehatan

Cuaca di Arab Saudi 40 Derajat, Jemaah Haji Diminta Jaga Kesehatan

Nasional
 Saksi Ungkap Direktorat di Kementan Wajib Patungan untuk Kebutuhan SYL

Saksi Ungkap Direktorat di Kementan Wajib Patungan untuk Kebutuhan SYL

Nasional
Pertamina Patra Niaga Akan Tetap Salurkan Pertalite Sesuai Penugasan Pemerintah

Pertamina Patra Niaga Akan Tetap Salurkan Pertalite Sesuai Penugasan Pemerintah

Nasional
Menteri KP Targetkan Tambak di Karawang Hasilkan 10.000 Ikan Nila Salin Per Tahun

Menteri KP Targetkan Tambak di Karawang Hasilkan 10.000 Ikan Nila Salin Per Tahun

Nasional
KPK Percaya Diri Gugatan Praperadilan Karutan Sendiri Ditolak Hakim

KPK Percaya Diri Gugatan Praperadilan Karutan Sendiri Ditolak Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com