Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AHY: Investasi Kita Kurang Efisien, Masih Banyak Korupsi di Berbagai Sektor

Kompas.com - 06/02/2024, 19:47 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Demokrat sekaligus Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan, investasi yang masuk ke Indonesia masih kurang efisien.

AHY menjelaskan, investasi Indonesia kurang efisien lantaran masih banyak SDM yang kurang produktif, hingga terjadi korupsi di berbagai sektor.

Hal tersebut AHY sampaikan dalam pidato politiknya yang berjudul 'Indonesia Maju, Rakyat Sejahtera' di JCC, Senayan, Jakarta, Selasa (6/2/2024).

"Skor ICOR (Incremental Capital Output Ratio) Indonesia masih tergolong tinggi, yakni 7 dari standar umum 4. Artinya investasi kita masih kurang efisien," ujar AHY.

"Kurang efisiennya investasi Indonesia disebabkan oleh persoalan SDM yang kurang produktif, birokrasi yang kurang efisien, masih terjadi korupsi di berbagai sektor, serta berbagai permasalahan terkait kepastian hukum di negeri kita," sambungnya.

Baca juga: AHY Apresiasi Prabowo Minta Maaf di Closing Statement Debat Capres Terakhir

AHY menjelaskan, kekurangan dalam sektor investasi tersebut harus dibenahi secara bersama supaya menjadi lebih efisien.

Dia menekankan investasi harus berorientasi pada potensi sumber daya alam dan sumber daya manusianya.

AHY mengatakan, jika jumlah investasi tidak tepat, walaupun jumlahnya besar, belum tentu bisa menyerap tenaga kerja yang tinggi.


"Contohnya ada provinsi yang menjadi area industri padat modal, karena sifatnya padat modal maka tenaga kerjanya pun membutuhkan tingkat pendidikan yang tinggi. Sementara di daerah itu tingkat pendidikannya masih cukup rendah. Akibatnya, banyak penduduk usia produktif tidak terserap oleh industri tersebut," jelas AHY.

Baca juga: Pengamat: Jika AHY Menko Polhukam, Demokrat Harus “Balas Budi” Menangkan Prabowo-Gibran

Maka dari itu, kata AHY, angka pengangguran di Indonesia tetap tinggi hingga saat ini.

AHY menilai, pada daerah seperti itu, jenis investasi yang terbaik adalah yang sifatnya padat karya seperti agro-industri.

Dia menyarankan pemerintah untuk banyak membangun infrastruktur jalanan dan pendukungnya, mulai dari pabrik es, kemasan, hingga pakan.

Baca juga: AHY Pamer SBY Sudah Terapkan Hilirisasi Sejak 2013, lalu Dilanjutkan Jokowi

AHY meyakini tenaga kerja yang diserap bakal jauh lebih banyak.

"Apalagi jika dibantu dengan insentif pajak untuk mengurangi beban para investor dan pelaku usaha," katanya.

"Sementara itu, untuk menghasilkan tenaga kerja atau SDM yang produktif, pemerintah perlu membangun sekolah-sekolah kejuruan dan vokasi yang diperlukan sejalan dengan kebutuhan industri di daerah tersebut," imbuh AHY.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Momen Sri Mulyani Kenalkan Ponakan Prabowo Thomas Djiwandono ke Publik

Momen Sri Mulyani Kenalkan Ponakan Prabowo Thomas Djiwandono ke Publik

Nasional
24 WNI Kedapatan Palsukan Visa Haji, Kemenag Wanti-wanti Jemaah Pakai Visa Resmi

24 WNI Kedapatan Palsukan Visa Haji, Kemenag Wanti-wanti Jemaah Pakai Visa Resmi

Nasional
139.421 Jemaah Haji Indonesia Tiba di Arab Saudi hingga Hari ke-20 Keberangkatan, 28 Wafat

139.421 Jemaah Haji Indonesia Tiba di Arab Saudi hingga Hari ke-20 Keberangkatan, 28 Wafat

Nasional
22 WNI Pengguna Visa Haji Palsu Dideportasi dari Arab Saudi, Ongkos Pulang Ditanggung Sendiri

22 WNI Pengguna Visa Haji Palsu Dideportasi dari Arab Saudi, Ongkos Pulang Ditanggung Sendiri

Nasional
Pancasila Vs Ideologi 'Ngedan'

Pancasila Vs Ideologi "Ngedan"

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masalah Jampidsus Dikuntit Densus Berakhir | Jokowi Izinkan Ormas Kelola Tambang

[POPULER NASIONAL] Masalah Jampidsus Dikuntit Densus Berakhir | Jokowi Izinkan Ormas Kelola Tambang

Nasional
MA Telah “Berfatwa”, Siapa Memanfaatkan?

MA Telah “Berfatwa”, Siapa Memanfaatkan?

Nasional
Tanggal 4 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 4 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggapi Pernyataan Maruf Amin, Hasto Kristiyanto: Kita Sudah Tahu Arahnya ke Mana

Tanggapi Pernyataan Maruf Amin, Hasto Kristiyanto: Kita Sudah Tahu Arahnya ke Mana

Nasional
Budi-Kaesang Diisukan Maju Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil: Selalu Ada 'Plot Twist'

Budi-Kaesang Diisukan Maju Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil: Selalu Ada "Plot Twist"

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Periksa Adik Sandra Dewi Jadi Saksi

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Periksa Adik Sandra Dewi Jadi Saksi

Nasional
Di Ende, Megawati Kukuhkan Pengurus 'Jaket Bung Karno'

Di Ende, Megawati Kukuhkan Pengurus "Jaket Bung Karno"

Nasional
Ingin Usung Intan Fauzi di Pilkada Depok, Zulhas: Masa yang Itu Terus...

Ingin Usung Intan Fauzi di Pilkada Depok, Zulhas: Masa yang Itu Terus...

Nasional
Jokowi dan Megawati Peringati Harlah Pancasila di Tempat Berbeda, PDI-P: Komplementer Satu Sama Lain

Jokowi dan Megawati Peringati Harlah Pancasila di Tempat Berbeda, PDI-P: Komplementer Satu Sama Lain

Nasional
Serangan di Rafah Berlanjut, Fahira Idris: Kebiadaban Israel Musnahkan Palestina

Serangan di Rafah Berlanjut, Fahira Idris: Kebiadaban Israel Musnahkan Palestina

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com