Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

17 Hari Jelang Coblosan, TPS Kuala Lumpur Masih Kurang 126 Pengawas

Kompas.com - 26/01/2024, 13:35 WIB
Vitorio Mantalean,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengungkapkan, jumlah pengawas tempat pemungutan suara (TPS) di Kuala Lumpur, Malaysia, baru terpenuhi sekitar 43 persen dari total kebutuhan, hingga 17 hari menjelang pencoblosan.

Sebagai informasi, berdasarkan jadwal yang ditetapkan KPU RI, pemungutan suara di Kuala Lumpur akan diselenggarakan lebih cepat dibandingkan di dalam negeri, yaitu pada 11 Februari 2024 mendatang.

Ketua Bawaslu Rahmat Bagja menyebutkan bahwa total kebutuhan pengawas TPS LN (Luar Negeri) di Kuala Lumpur sebanyak 233 orang, sampai saat ini yang terpenuhi dan terlantik baru 97 orang, sehingga masih perlu pemenuhan kebutuhan 126 orang pengawas.

Baca juga: KSP Belum Terima Ada Laporan Masyarakat yang Dicabut Bansosnya karena Pemilu

"Pengawas KSK (Kotak Suara Keliling) dibutuhkan sejumlah 139 orang dan telah terpenuhi dan dilantik sejumlah 136 orang, sehingga masih kekurangan pengawas KSK sejumlah 3 (tiga) orang," ucap Bagja lewat keterangan tertulis pada Jumat (26/1/2024).

Sebanyak 97 pengawas TPS LN dan 136 pengawas KSK di Kuala Lumpur ini baru dilantik pada Rabu (24/1/2024) lalu.

Dalam rangka menambal kekurangan ini, ujar dia, Bawaslu masih memperpanjang rekrutmen sampai batas waktu 7 hari sebelum pelaksanaan pemungutan suara di Kuala Lumpur.

Dari segi kerawanan, Malaysia menjadi negara dengan kerawanan pemilu paling tinggi berdasarkan Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) yang diluncurkan Bawaslu sendiri.


Malaysia menjadi negara paling rawan karena memiliki enam daerah perwakilan, yakni Kuala Lumpur, Johor Bahru, Kota Kinabalu, Kuching, Penang dan Tawau.

Di samping itu, jumlah pemilih di Malaysia mencapai setengah jumlah seluruh WNI yang memiliki hak pilih di mancanegara.

Malaysia juga mencatatkan tingkat kerawanan tertinggi karena banyaknya jumlah pelanggaran, bercermin dari pemilu sebelumnya.

Baca juga: Satgas Nusantara Polri Sambangi Tokoh-tokoh Agama, Ajak Kawal Pemilu Damai

Berdasarkan data yang dihimpun Bawaslu, pelanggaran terhadap pemenuhan hak pilih dan kualitas daftar pemilih dalam pelaksanaan Pemilu di Malaysia sangat potensial terjadi.

Masalah kekurangan jumlah pengawas TPS ini bukan hanya terjadi di mancanegara. Di dalam negeri, Bawaslu juga menghadapi persoalan sejenis.

Hingga data terakhir diperbarui per 15 Januari 2024, masih ada 13.070 TPS umum dan 80 TPS khusus yang belum mendapatkan pendaftar pengawas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Istana Sebut Pansel Capim KPK Diumumkan Mei ini

Istana Sebut Pansel Capim KPK Diumumkan Mei ini

Nasional
Deret 9 Kapal Perang Koarmada II yang Dikerahkan dalam Latihan Operasi Laut Gabungan

Deret 9 Kapal Perang Koarmada II yang Dikerahkan dalam Latihan Operasi Laut Gabungan

Nasional
Jumlah Kementerian sejak Era Gus Dur hingga Jokowi, Era Megawati Paling Ramping

Jumlah Kementerian sejak Era Gus Dur hingga Jokowi, Era Megawati Paling Ramping

Nasional
Jokowi Sebut Ada 78.000 Hektar Tambak Udang Tak Terpakai di Pantura, Butuh Rp 13 Triliun untuk Alih Fungsi

Jokowi Sebut Ada 78.000 Hektar Tambak Udang Tak Terpakai di Pantura, Butuh Rp 13 Triliun untuk Alih Fungsi

Nasional
Spesifikasi 2 Kapal Patroli Cepat Terbaru Milik TNI AL

Spesifikasi 2 Kapal Patroli Cepat Terbaru Milik TNI AL

Nasional
Jokowi Panen Ikan Nila Salin di Tambak Air Payau di Karawang

Jokowi Panen Ikan Nila Salin di Tambak Air Payau di Karawang

Nasional
Momen Hakim MK Tegur Kuasa Hukum Caleg yang Mendebatnya

Momen Hakim MK Tegur Kuasa Hukum Caleg yang Mendebatnya

Nasional
Kejar Pemerataan Dokter Spesialis, Kemenkes Luncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis RS Pendidikan

Kejar Pemerataan Dokter Spesialis, Kemenkes Luncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis RS Pendidikan

Nasional
Jokowi Bakal Bisiki Prabowo Anggarkan Program Budi Daya Nila Salin jika Menjanjikan

Jokowi Bakal Bisiki Prabowo Anggarkan Program Budi Daya Nila Salin jika Menjanjikan

Nasional
Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Nasional
Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Nasional
Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Nasional
Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Nasional
Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Nasional
Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com