Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TKN Sebut Prabowo Janji Sejahterakan Petani, Ungkit Masih Banyak Tengkulak Nakal

Kompas.com - 23/01/2024, 06:02 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Eddy Soeparno mengatakan, Prabowo-Gibran menempatkan kesejahteraan petani dan ketahanan pangan di puncak daftar prioritas mereka.

Eddy menegaskan bahwa tidak boleh lagi ada istilah "petani tidak boleh mati, tapi tidak boleh sejahtera juga".

Hal tersebut disampaikan Eddy saat menerima Persatuan Petani dan Pengusaha Bawang Merah se-Kabupaten Brebes di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (22/1/2024).

"Kita perlu tingkatkan, kita perlu percepat, kita perlu sejahterakan petani. Jangan sampai kata-kata yang selama ini kita selalu dengar bahwa petani itu tidak boleh mati, tapi enggak boleh sejahtera juga. Itu enggak boleh lagi ada kata-kata seperti itu," ujar Eddy.

Baca juga: Prabowo: Saya Ngerti Kenapa Dua Kali Kalah Pilpres

"Tidak boleh lagi, petani itu hanya sekadar untuk menyumbangkan bahan pangan kita, tetapi tidak pernah bisa merasakan kesejahteraan sesungguhnya," katanya lagi.

Eddy menjelaskan bahwa 90 persen bahan makanan yang dinikmati rakyat sehari-hari berasal dari petani.

Namun, Eddy khawatir dengan lahan sawah yang semakin menyusut saat ini, sehingga bisa saja semakin sedikit orang yang berminat menjadi petani.

Belum lagi permasalahan mengenai adanya calo dan tengkulak nakal yang mengambil keuntungan dari para petani.

"Pupuk dipersulit proses untuk kemudian menjual itu nanti ada calonya, ada tengkulaknya, ada yang mengambil kesempatan. Padahal dia berkeringat untuk menanam benih saja tidak, dia punya sawah saja mungkin juga tidak, gitu loh. Tetapi dia bisa menikmati hasil jerih payah dari ibu/bapak para petani semua," ujar Eddy.

Baca juga: Di Hadapan Pengusaha, Prabowo Yakin RI Jadi Negara Ekonomi Ke-5 Terbesar di 2045

Eddy menegaskan bahwa permasalahan-permasalahan tersebut akan diperbaiki oleh Prabowo-Gibran.

Dia mengatakan, ketahanan pangan masuk ke dalam visi misi Prabowo-Gibran. Sehingga, ke depannya, jika Prabowo-Gibran terpilih, sektor pertanian akan dibuat lebih terintegrasi, modern, dan berkeadilan.

"Semua memiliki kesempatan yang sama, semua memiliki hak yang sama, dan tujuannya apa? Jangan sampai kita dikit-dikit ke depannya apa? Impor lagi, impor lagi, impor lagi. Kalau bisa tidak impor. Kalau di (negara) sebelah sana tutup kerannya, gimana? Kita mau makan apa?" ujarnya.

"Kalau di sebelah sana bilang hari ini harganya 10 rupiah, besok saya naikin 50 rupiah, kita gimana? Makin lama kantong makin cekak anggaran dari negara," kata Eddy lagi.

Oleh karena itu, Eddy mengajak para petani itu untuk datang ke tempat pemungutan suara (TPS) terdekat untuk menggunakan hak suaranya pada 14 Februari 2024 mendatang.

Baca juga: Bergabung ke Kabinet Jokowi meski Pernah Bertarung di Pilpres, Prabowo: Kami Cinta Rakyat Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pansel Diminta Coret Capim KPK yang Buruk, Jangan Sampai Lolos ke DPR

Pansel Diminta Coret Capim KPK yang Buruk, Jangan Sampai Lolos ke DPR

Nasional
Bertolak ke Riau, Presiden Jokowi Bakal Resmikan Tol dan Sistem Pengelolaan Air

Bertolak ke Riau, Presiden Jokowi Bakal Resmikan Tol dan Sistem Pengelolaan Air

Nasional
Soal Putusan MA, Pakar: Pertimbangan Hukum Hakim Sangat Dangkal

Soal Putusan MA, Pakar: Pertimbangan Hukum Hakim Sangat Dangkal

Nasional
Survei Kepuasan Pelanggan Antam Naik pada 2023

Survei Kepuasan Pelanggan Antam Naik pada 2023

Nasional
4 Terdakwa Kasus Gereja Kingmi Mile Jalani Sidang Vonis Hari Ini

4 Terdakwa Kasus Gereja Kingmi Mile Jalani Sidang Vonis Hari Ini

Nasional
Secepat Kilat MA Ubah Aturan Batas Usia Kepala Daerah yang Buka Jalan Kaesang Jadi Cagub

Secepat Kilat MA Ubah Aturan Batas Usia Kepala Daerah yang Buka Jalan Kaesang Jadi Cagub

Nasional
Pakar Bicara Kesamaan Pola Putusan MA dan MK, Terganjal Syarat Pencalonan

Pakar Bicara Kesamaan Pola Putusan MA dan MK, Terganjal Syarat Pencalonan

Nasional
Momen Jokowi 'Nge-mal' di Sumsel, Ajak Bocah Makan 'Snack' di Mejanya

Momen Jokowi "Nge-mal" di Sumsel, Ajak Bocah Makan "Snack" di Mejanya

Nasional
Pansel Capim KPK: Komposisi Dianggap Bermasalah, Diingatkan Jangan Loloskan Calon Titipan

Pansel Capim KPK: Komposisi Dianggap Bermasalah, Diingatkan Jangan Loloskan Calon Titipan

Nasional
Perkuatan Komando dan Interoperabilitas di Kawasan Laut China Selatan

Perkuatan Komando dan Interoperabilitas di Kawasan Laut China Selatan

Nasional
Penguntitan Jampidsus Dianggap Selesai, Anggota Densus Tidak Disanksi

Penguntitan Jampidsus Dianggap Selesai, Anggota Densus Tidak Disanksi

Nasional
Pansel Capim KPK 2024-2029 Didominasi Unsur Pemerintah

Pansel Capim KPK 2024-2029 Didominasi Unsur Pemerintah

Nasional
Putusan MA Miliki Modus Sama dengan Putusan MK, Kali Ini Karpet Merah untuk Kaesang?

Putusan MA Miliki Modus Sama dengan Putusan MK, Kali Ini Karpet Merah untuk Kaesang?

Nasional
Perludem: Putusan MA Keliru, Mencampur Aduk Syarat Calon dan Calon Terpilih

Perludem: Putusan MA Keliru, Mencampur Aduk Syarat Calon dan Calon Terpilih

Nasional
Pemerintah Arab Saudi Perketat Jalur Masuk Mekkah, Antisipasi Jemaah Haji Ilegal

Pemerintah Arab Saudi Perketat Jalur Masuk Mekkah, Antisipasi Jemaah Haji Ilegal

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com