Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBNU Benarkan Temui Pengurus Se-Jawa Timur, Beri Arahan soal Pilpres 2024

Kompas.com - 19/01/2024, 16:00 WIB
Vitorio Mantalean,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) membenarkan kabar bahwa mereka bertemu dengan ketua pengurus wilayah dan cabang, baik syuriyah maupun tanfiziah, se-Jawa Timur pada 7 Januari lalu.

Sekretaris Jenderal PBNU Syaifullah Yusuf atau Gus Ipul, juga mengonfirmasi bahwa pihaknya memberi arahan terkait Pilpres 2024, namun tak secara eksplisit mengarahkan dukungan kepada pasangan calon presiden-wakil presiden tertentu.

"Apakah PBNU mengarahkan dalam pilpres? Mengarahkan dalam arti belajar memahami dinamikanya sehingga tahu apa yang seharusnya kita pilih," kata Ipul yang hadir dalam pertemuan itu kepada Kompas.com, Jumat (19/1/2024)

Ipul menyinggung bahwa NU tidak bisa hanya menjadi seperti "event organizer", memberikan panggung kepada oran lain lalu mereka hanya menjadi penonton.

Baca juga: PBNU: Khofifah Harus Nonaktif dari Ketua Muslimat NU kalau Sudah Jadi Jurkam Prabowo-Gibran

"Kita tidak mau warga NU habis mendukung terus dikecewakan. Kan boleh dong ngasih arahan? Lebih baik kita bikin kamar sendiri-sendiri lalu kerja sama, daripada kita satu rumah habis itu berantem terus," lanjutnya.

"Boleh dong kita melindungi warga kita supaya tidak salah pilih--menurut pimpinan NU hari ini--supaya kita enggak kecewa. Membawa maslahat ya mudah-mudahan alhamdulilah. Kita santai-santai aja, mau (pilih calon nomor urut) 1, 2, atau 3, tapi NU (sikapnya) 'ini'. Kalau setuju ikuti, tidak setuju tinggali," tegas Ipul.

Ditanya apa maksud sikap 'ini', Ipul menjawab, NU bersikap bahwa pertama, calon tersebut harus memastikan Indonesia bersatu dan tidak mengganggu kerukunan.

"(Bahwa kemudian ditafsirkan) ini berarti tidak nomor 1, ya silakan ditafsirkan sendiri. Oh ini berarti ke nomor 3, ya sudah serahkan saja. Oh ternyata tidak 1, tidak 3, ya silakan saja. Tapi kan kriterianya sudah ditentukan," ungkap Ipul.

Baca juga: Soal Pernyataan Gus Ipul, Ketua PBNU: Itu Pribadi, Silakan Saja

Ipul merasa, pertemuan semacam itu adalah hal yang lazim dilakukan oleh sebuah organisasi apalagi menjelang pilpres.

"Tapi tidak ada kita harus dukung ini atau mengerahkan ini, itu, tidak ada. Itu tidak benar," ujar dia.

Ia mengeklaim, Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar dan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf banyak mendapatkan pertanyaan, terkait arahan bagi pengurus di tingkat wilayah dan cabang untuk bersikap jelang pilpres karena beredar banyak informasi yang tidak diketahui akurasinya.

"Kewajiban kita memberikan informasi yang akurat, yang sesuai dengan apa yang menjadi dasar pertimbangan NU dalam memilih pemimpin," jelas Ipul.

Terkait arahan-arahan yang dibahas, Ipul memberi contoh, pengurus PBNU yang hadir menyampaikan bagaimana komunikasi informal masing-masing dengan calon-calon presiden.

Baca juga: Gus Ipul Minta Warga NU Tak Pilih Capres yang Didukung Abu Bakar Baasyir

Ada calon presiden yang sudah meminta restu untuk mencalonkan diri kepada Yahya dan Miftachul, namun Ipul enggan mengungkapnya.

"Kita kasih informasi dinamikanya seperti ini. Misalnya, bahwa Muhaimin (Iskandar) nyalon itu nggak pernah pamit sama PBNU kan boleh dong menyampaikan gitu," kata Ipul memberi contoh.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertamina Renjana Cita Srikandi, Wujud Komitmen Majukan Perempuan Indonesia

Pertamina Renjana Cita Srikandi, Wujud Komitmen Majukan Perempuan Indonesia

Nasional
Pilkada Jakarta Punya Daya Tarik Politik Setara Pilpres, Pengamat: Itu Sebabnya Anies Tertarik

Pilkada Jakarta Punya Daya Tarik Politik Setara Pilpres, Pengamat: Itu Sebabnya Anies Tertarik

Nasional
Pejabat Kementan Sempat Tolak Permintaan Rp 450 Juta dan iPhone untuk SYL

Pejabat Kementan Sempat Tolak Permintaan Rp 450 Juta dan iPhone untuk SYL

Nasional
Hadiri WWF 2024, Puan Tegaskan Komitmen Parlemen Dunia dalam Entaskan Persoalan Air

Hadiri WWF 2024, Puan Tegaskan Komitmen Parlemen Dunia dalam Entaskan Persoalan Air

Nasional
Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh, Pemerintah RI Ucapkan Keprihatinan

Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh, Pemerintah RI Ucapkan Keprihatinan

Nasional
Mulai Safari Kebangsaan, Tiga Pimpinan MPR Temui Try Sutrisno

Mulai Safari Kebangsaan, Tiga Pimpinan MPR Temui Try Sutrisno

Nasional
Memulihkan Demokrasi yang Sakit

Memulihkan Demokrasi yang Sakit

Nasional
Jokowi Wanti-wanti Kekurangan Air Perlambat Pertumbuhan Ekonomi hingga 6 Persen

Jokowi Wanti-wanti Kekurangan Air Perlambat Pertumbuhan Ekonomi hingga 6 Persen

Nasional
Keberhasilan Pertamina Kelola Blok Migas Raksasa, Simbol Kebangkitan untuk Kedaulatan Energi Nasional

Keberhasilan Pertamina Kelola Blok Migas Raksasa, Simbol Kebangkitan untuk Kedaulatan Energi Nasional

Nasional
Momen Jokowi Sambut Para Pemimpin Delegasi di KTT World Water Forum

Momen Jokowi Sambut Para Pemimpin Delegasi di KTT World Water Forum

Nasional
Buka WWF Ke-10 di Bali, Jokowi Singgung 500 Juta Petani Kecil Rentan Kekeringan

Buka WWF Ke-10 di Bali, Jokowi Singgung 500 Juta Petani Kecil Rentan Kekeringan

Nasional
Klarifikasi Harta, KPK Panggil Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta

Klarifikasi Harta, KPK Panggil Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta

Nasional
Kematian Janggal Lettu Eko, Keluarga Surati Panglima TNI hingga Jokowi, Minta Otopsi dan Penyelidikan

Kematian Janggal Lettu Eko, Keluarga Surati Panglima TNI hingga Jokowi, Minta Otopsi dan Penyelidikan

Nasional
Presiden Joko Widodo Perkenalkan Presiden Terpilih Prabowo Subianto di Hadapan Tamu Internasional WWF Ke-10

Presiden Joko Widodo Perkenalkan Presiden Terpilih Prabowo Subianto di Hadapan Tamu Internasional WWF Ke-10

Nasional
Hadiri Makan Malam WWF Ke-10, Puan Disambut Hangat Jokowi sebagai Penyelenggara

Hadiri Makan Malam WWF Ke-10, Puan Disambut Hangat Jokowi sebagai Penyelenggara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com