JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDI-P) Hasto Kristiyanto mengunjungi keluarga Muhandi Mawanto, pemuda 22 tahun yang menjadi korban tewas penganiayaan sejumlah pendukung calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) di Simpang Tiga Maguwoharjo, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Hasto didampingi Ketua DPD PD I-PDIY Nuryadi dan anggota DPR RI Esti Wijayati mendatangi rumah korban di Jalan Kembang Nomor 67, Kecamatan Maguwoharjo, Sleman, Sabtu (13/1/2024).
Hasto menyalami dan menyampaikan duka kepada Mariyah dan Reni, yang merupakan ibu dan istri Muhandi. Hasto pun meminta kronologi kejadian saat itu.
Hasto mengatakan, setiap simpatisan, dan anggota partai pendukung Ganjar juga merupakan satu keluarga besar PDI-P.
"Ketika kami mendengar ada korban tindak kekerasan dan menimpa almarhum Mas Andi maka kami datang untuk menyampaikan dukacita dari Ibu Megawati dan keluarga besar PDI-P dan mendoakan almarhum Mas Andi semoga diampuni dosa-dosanya, diterima Tuhan yang Maha Kuasa," kata Hasto dalam siaran pers.
Baca juga: Hasto Akui Kubu Ganjar-Mahfud Mulai Jalin Komunikasi dengan Tim Anies-Muhaimin
Hasto juga mengatakan, kejadian ini menjadi pelajaran yang berharga agar tidak boleh ada kekerasan lagi atas nama siapa pun.
"Tadi Mbak Esti menceritakan Mas Andi ini bagian dari pejuang partai yang sejak dulu mendukung Pak Jokowi. Hanya sayang kali ini beliau harus meninggal di medan juang dan berhadapan dengan orang yang dulu beliau bela dengan taruhan nyawa juga," ucap Hasto.
Hasto memaparkan, mereka yang telah duduk sebagai pemimpin harus memperjuangkan kekuasaan itu untuk rakyat dan bukan untuk keluarga.
"Karena untuk menjadi presiden itu melalui perjuangan anak ranting, ranting, PAC, simpatisan bahkan banyak juga yang menjadi korban tindak kekerasan. Bahkan, Mbak Esti pun dulu juga sampai mendukung Pak Jokowi, sampai dulu ada yang menodong pistol," ujar Hasto.
Baca juga: Hasto Sebut Prabowo Otoriter Usai Pendukungnya Laporkan Anies ke Bawaslu
Dikutip dari Kompas TV, bentrokan antara pendukung salah salah satu pasangan capres-cawapres pecah di Simpang Tiga Maguwoharjo, Sleman, Minggu (31/12/2023).
Seorang pendukung tewas dalam bentrokan ini. Polisi pun menangkap dua orang yang diduga sebagai pelaku pengeroyokan yang diketahui pendukung salah satu pasangan capres-cawapres.
Kepada polisi, tersangka mengaku bentrokan berawal saat iring-iringan konvoi sepeda motor massa pendukung capres dilempari batu oleh warga. Selain menangkap dua tersangka, polisi masih memburu dua rekan pelaku yang masih buron.
"Waktu kejadian tersebut kami datangi TKP. Kita jumpai ada dua korban, yang pertama itu YDBT, langsung dilarikan ke Klinik Bunga Bangsa. Sekarang sudah keluar dari klinik tersebut, tapi masih proses berobatan jalan," jelas AKP Risky Adrian Kasat Reskrim Polresta Sleman.
"Korban satu lagi, kita diidentifikasi itu berada di RS Dr. Sardjito dengan inisial MM. Kita juga berbelasungkawa pada hari kemarin, itu tepatnya pukul 13.30 WIB korban mengembuskan napas terakhir,” lanjutnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.