Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Pejabat yang Pidato Pemimpin Berkelanjutan, Cak Imin: Enggak Bahaya Tah Rakyat Ditakut-Takuti?

Kompas.com - 12/01/2024, 16:40 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 1, Muhaimin Iskandar menyinggung soal pidato salah seorang pejabat yang menyebut diperlukan pemimpin yang mampu melanjutkan dan meneruskan estafet kepemimpinan.

Muhaimin pun menilai pejabat itu berupaya menakut-nakuti rakyat.

Hal itu disampaikan politikus yang akrab disapa Cak Imin itu saat memberi pengarahan di acara Konsolidasi Jaringan dan Sumberdaya Tim Pekerja Elektoral Sistem (TPES) 50, di Gedung Juang, Surabaya, Jumat (12/1/2024).

Mula-mula, Cak Imin menyinggung soal banyak persoalan yang dibiarkan oleh pemerintahan saat ini.

Persoalan itu ia ketahui berdasarkan aduan masyarakat saat dirinya berkunjung ke Jawa Barat, Jawa Tengah maupun Jawa Timur.

Baca juga: Kapolri: Yang Kita Cari Pemimpin yang Bisa Melanjutkan Estafet Kepemimpinan

Salah satunya permasalahan pertanian yang meliputi mahalnya harga pupuk, kurangnya kecukupan irigasi, masalah pemasaran hasil pertanian, hingga harga jual hasil pertanian yang murah.

Berdasarkan laporan yang diterima Cak Imin, berbagai persoalan itu tak hanya terjadi di beberapa tahun belakangan, melainkan sudah berlangsung selama sekitar 10 tahun terakhir.

"Saya tanya apakah ini terjadi di tahun-tahun terkahir? (Dijawab) tidak. Bahkan (sudah terjadi selama) 10 tahun terakhir ini pembiaran terjadi di mana-mana. Pupuk tidak ada solusi," ujar Cak Imin

"Itu yang kita sebut pembiaran. Tadi saya dengar salah satu pejabat berpidato. (Dikatakan) yang dibutuhkan oleh pemerintah adalah melanjutkan. Meneruskan," lanjutnya.

Baca juga: Saat Cak Imin dan Ganjar Pamer Keakraban Lewat Burung Lovebird

Mendengar pidato salah satu pejabat itu, Cak Imin pun bertanya-tanya apakah masyarakat harus meneruskan pembiaran yang sudah terjadi selama bertahun-tahun.

Padahal, pembiaran yang terjadi itu kini menjadi persoalan dan menjadi beban masyarakat.

"Saya jadi tanda tanya, masak kita akan meneruskan pembiaran yang tidak ada perubahan bertahun-tahun, yang menjadi beban dan persoalan yang dihadapi bangsa kita," ujar Cak Imin.

"Maka dari itu, apakah mau melakukan pembiaran? Enggak bahaya ta? Kalau orang-orang sini, ditakut-takuti enggak bahaya ta? Saya jawab untuk rakyat Indonesia tidak ada bahaya dari perubahan," tegasnya.

Meski menyinggung soal pidato seorang pejabat, akan tetapi Cak Imin tidak menyebutkan siapa pejabat yang dimaksud.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com