Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sulit Awasi Pencoblosan Via Pos di Luar Negeri, Bawaslu Serahkan ke Masyarakat

Kompas.com - 29/12/2023, 12:56 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI mengaku kesulitan untuk melakukan pengawasan pemungutan suara di luar negeri dengan metode pos.

Sebagai informasi, pemungutan suara di luar negeri dilakukan dengan tiga metode berbeda, yakni mencoblos di TPS, Kotak Suara Keliling (KSK), dan pos.

Bawaslu RI mengakui kerawanan pemilihan via pos jauh lebih tinggi dibandingkan metode lainnya. Di satu sisi mereka juga menghadapi keterbatasan sumber daya.

"Kita serahkan kepada partisipasi masyarakat kalau seperti itu, kepada kedubes (kedutaan besar), kepada konjen (konsulat jenderal), kepada ASN yang ada yang tidak boleh berpihak pada saat pencoblosan," ujar Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja kepada wartawan, Jumat (29/12/2023).

"Sulit karena Panwaslu (Panitia Pengawas Pemilu) Luar Negeri-nya kan terbatas. Tidak seperti teman-teman KPU," ia menambahkan.

Baca juga: Bawaslu Ungkap Kerawanan Pencoblosan Pemilu 2024 lewat Pos di Hong Kong dan Makau

Di mancanegara, secara keseluruhan KPU memiliki 128 Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) yang bertugas di wilayah kerjanya masing-masing. Sementara itu, Panwaslu LN hanya ada di 61 wilayah kerja.

Pengawasan melekat semakin sulit dilakukan karena surat suara via pos akan dikirim melalui jasa pos setiap wilayah kerja di negara tersebut untuk menjangkau setiap alamat pemilih WNI yang berbeda-beda.

Pemilih akan mencoblos secara mandiri di alamat yang terdaftar kemudian mengirimnya balik melalui pos ke PPLN wilayahnya.

Sementara itu, berdasarkan revisi jumlah TPS luar negeri, KSK, dan pos pada rapat pleno terbuka kemarin, KPU RI memutuskan bahwa jumlah pemungutan suara dengan metode pos bertambah banyak.

Semula, pada Juni lalu, KPU RI menetapkan 828 pemungutan suara melalui TPS, 1.580 melalui KSK, dan 651 melalui pos.

Baca juga: Bawaslu Minta 62.000 Surat Suara di Taiwan yang Dikirim Prematur ke Pemilih Tak Dianggap Rusak

Namun, berdasarkan asesmen terkini terkait dinamika politik dan demografi di wilayah kerja masing-masing PPLN, jumlah itu berubah menjadi 807 pemungutan suara melalui TPS, 1.582 melalui KSK, dan 686 melalui pos.

Bagja menyebut bahwa pihaknya bakal bekerja sama semaksimal mungkin dengan KPU RI untuk memastikan keamanan surat suara serta ketepatan jumlahnya.

"Pasti kita akan koordinasi dengan KPU RI karena kan Panwaslu Luar Negeri itu ada di KPU RI pertanggungjawabannya. Panwaslu (Luar Negeri), PPLN, langsung ke KPU," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Nasional
Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Nasional
Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Nasional
Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Nasional
Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Nasional
Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Nasional
Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Nasional
Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Nasional
PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

Nasional
Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Nasional
Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Nasional
Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Nasional
Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Nasional
Menaker: Pancasila Jadi Bintang Penuntun Indonesia di Era Globalisasi

Menaker: Pancasila Jadi Bintang Penuntun Indonesia di Era Globalisasi

Nasional
Momen Jokowi 'Nge-Vlog' Pakai Baju Adat Jelang Upacara di Riau

Momen Jokowi "Nge-Vlog" Pakai Baju Adat Jelang Upacara di Riau

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com