Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua DPD PDI-P Sebut Jabar "Battle Zone" Tiga Capres

Kompas.com - 16/12/2023, 11:30 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Ketua DPD PDI-P Jawa Barat, Ono Surono mengatakan bahwa Jawa Barat merupakan medan perang bagi tiga calon presiden (capres) 2024.

Ini disampaikannya usai ditanya strategi menghadapi kompetitor pasangan calon lain di wilayah yang sama.

"Sebenarnya tiga-tiganya pun (capres) menjadikan Jawa Barat ini sebagai battle zone," kata Ono ditemui di Kota Bekasi,Jawa Barat, Jumat (15/12/2023) malam usai bertemu millennial dan generasi Z.

Dirinya lantas menjelaskan mengapa bisa menyebut Jawa Barat sebagai medan perang.

Baca juga: Ganjar Bidik 40 Persen Suara di Jawa Barat: Kita Realistis

Pertama, dia menyoroti kunjungan Paslon nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka ke beberapa daerah di Jawa Barat.

"Paslon nomor 2 yang menganggap Jawa Barat merupakan basisnya, ternyata Pak Prabowo juga kan kemarin keliling full juga di Jawa Barat. Artinya kita simpel, berarti, masih ada kekhawatiran gitu kan, bahwa Jawa Barat ini tidak maksimal ke Paslon dua, dan itu memang fakta yang terjadi," ujar dia.

Politikus PDI-P ini juga menyatakan hal serupa pada Paslon nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.

Dengan demikian, Ono menilai Jawa Barat adalah medan perang ketiga Paslon.

Baca juga: Sadar Persaingan Berat, PDI-P Hanya Bidik Ganjar-Mahfud Raup 40 Persen Suara di Jabar

Untuk itu, dia menyadari Paslon nomor urut 3 Ganjar-Mahfud MD harus fokus menjaring suara di Jawa Barat yang menjadi perebutan dua Paslon lainnya.

Ono menegaskan, PDI-P Jawa Barat terus melakukan kerja-kerja menjaga dan menambah suara di wilayah ini dengan berbagai strategi.

Salah satunya tidak hanya menggelar kampanye besar, melainkan kampanye tematik yang menjaring langsung suara elemen masyarakat.

Baca juga: PDI-P Jabar Klaim Terjadi Perusakan Baliho Ganjar-Mahfud di 6 Kota

"Seperti kampanye tematik yang malam hari ini juga dilakukan oleh Mas Ganjar ketemu dengan Gen Z gen Y. Ketemu dengan buruh tani nelayan, seperti di Kabupaten Bekasi, ketemu dengan para relawan, ketemu nanti mungkin dengan budayawan, seniman, kemudian secara khusus misalnya ibu ibu dan tentunya saat ini kami sudah mempunyai program yang saya yakin bisa diterima oleh rakyat," tutur Ono.

Menurutnya, salah satu program Ganjar-Mahfud yang diharapkan oleh rakyat adalah KTP Sakti.

"Lalu misalnya program 'Satu desa satu puskesmas', 'Satu desa satu lapangan olahraga', insentif untuk guru ngaji, internet gratis untuk siswa. Nah saat ini kita sudah mempunyai buku saku terkait dengan program tematik yang saya yakin, setiap masalah yang ada di rakyat, kita sudah punya solusinya," pungkas Ono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tiba-tiba Hampiri Jokowi, ASN di Konawe Adukan Soal Gaji yang Ditahan Selama 6 Tahun

Tiba-tiba Hampiri Jokowi, ASN di Konawe Adukan Soal Gaji yang Ditahan Selama 6 Tahun

Nasional
TKN Sebut Jokowi Tak Perlu Jadi Dewan Pertimbangan Agung: Beliau Akan Beri Nasihat Kapan pun Prabowo Minta

TKN Sebut Jokowi Tak Perlu Jadi Dewan Pertimbangan Agung: Beliau Akan Beri Nasihat Kapan pun Prabowo Minta

Nasional
ASN yang Tiba-Tiba Hampiri Jokowi di Konawe Ingin Mengadu Soal Status Kepegawaian

ASN yang Tiba-Tiba Hampiri Jokowi di Konawe Ingin Mengadu Soal Status Kepegawaian

Nasional
Khofifah Sebut Jokowi Minta Forum Rektor Bahas Percepatan Indonesia Emas 2045

Khofifah Sebut Jokowi Minta Forum Rektor Bahas Percepatan Indonesia Emas 2045

Nasional
Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Pangan bagi Masyarakat di Kolaka Utara

Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Pangan bagi Masyarakat di Kolaka Utara

Nasional
Ditanya Bakal Ikut Seleksi Capim KPK, Nawawi: Dijawab Enggak Ya?

Ditanya Bakal Ikut Seleksi Capim KPK, Nawawi: Dijawab Enggak Ya?

Nasional
Soal Revisi UU MK, Pengamat: Rapat Diam-diam adalah Siasat DPR Mengecoh Publik

Soal Revisi UU MK, Pengamat: Rapat Diam-diam adalah Siasat DPR Mengecoh Publik

Nasional
Pertamina Gandeng JCCP untuk Hadapi Tantangan Transisi Energi

Pertamina Gandeng JCCP untuk Hadapi Tantangan Transisi Energi

Nasional
Imbas Kecelakaan di Subang, Muhadjir: Jangan Menyewa Bus Kecuali Betul-betul Bisa Dipercaya

Imbas Kecelakaan di Subang, Muhadjir: Jangan Menyewa Bus Kecuali Betul-betul Bisa Dipercaya

Nasional
Antisipasi Rumor, Fahira Idris Minta Penyelenggara dan Legislator Klarifikasi Penerapan KRIS secara Komprehensif

Antisipasi Rumor, Fahira Idris Minta Penyelenggara dan Legislator Klarifikasi Penerapan KRIS secara Komprehensif

Nasional
Kenaikan Beras Tak Setinggi Negara Lain, Jokowi: Patut Disyukuri Lho...

Kenaikan Beras Tak Setinggi Negara Lain, Jokowi: Patut Disyukuri Lho...

Nasional
3 Kriteria Jemaah Haji yang Bisa Dibadalhajikan: Wafat, Sakit dan Gangguan Jiwa

3 Kriteria Jemaah Haji yang Bisa Dibadalhajikan: Wafat, Sakit dan Gangguan Jiwa

Nasional
Nurul Ghufron Beri Sinyal Kembali Ikut Seleksi Capim KPK 2024-2029

Nurul Ghufron Beri Sinyal Kembali Ikut Seleksi Capim KPK 2024-2029

Nasional
Kecelakaan Bus 'Studi Tour', Muhadjir: Saya Kaget, Setelah Berakhir Mudik Malah Ada Kejadian

Kecelakaan Bus "Studi Tour", Muhadjir: Saya Kaget, Setelah Berakhir Mudik Malah Ada Kejadian

Nasional
Minta Polri Adaptif, Menko Polhukam: Kejahatan Dunia Maya Berkembang Pesat

Minta Polri Adaptif, Menko Polhukam: Kejahatan Dunia Maya Berkembang Pesat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com