Dina yang menjalani tahun keempatnya di sini mengaku masih kerasan. Satu-satunya yang membuatnya tertarik "lulus" dari panti hanyalah peluang bisnis butik berbekal ilmu jahit yang ia comot dari pelatihan PLN Peduli.
"Itu juga asal ada duitnya, Pak," katanya berseloroh lagi.
Baca juga: 5 Kesalahpahaman Umum mengenai Penyakit Skizofrenia
Ada secercah harapan untuk perempuan skizofrenia di masa depan. Ini menjadi pokok paling penting pelatihan tersebut. Endah mengamini hal itu dan berharap, pelatihan sejenis digelar lagi tahun depan, dengan sasaran yang lebih besar.
"Kita tidak menjual jasa kasihan. Bukan soal 'ini bisa dijual atau tidak'. Itu bonus saja. Yang paling penting adalah (pelatihan ini) mengembalikan keberfungsian sosial mereka. Ketika kami lepas di masyarakat, mereka mampu. Contohnya seperti (Dina) ini. Kalau tidak ada pelatihan PLN itu, saya juga enggak tahu si Dina bisa jahit," ungkapnya.
Tempat ini memang hanya transit. PSBD Budi Bhakti, kata Prayitno, sudah "meluluskan" banyak alumnus. Sesuai tujuan mereka, beberapa di antaranya bisa berbaur kembali dengan masyarakat dan berpenghasilan. Mega berharap dapat menjadi salah satunya, kelak.
"Mudah-mudahan manfaatnya dari kita bikin ini dan belajar (menjahit), bisa dijual nanti. Mudah-mudahan (ketika keluar panti) bisa buka usaha gitu, sambilan," tutur Mega.
Ribuan penerima manfaat
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyebut bahwa pemberdayaan kaum disabilitas merupakan inisiatif PLN untuk memberi dukungan dan kesempatan kepada kelompok rentan agar lebih mandiri. Ia berharap, kaum disabilitas kelak dapat memanfaatkan akses-akses usaha yang ada untuk menopang kemandirian ekonominya.
“Program ini berfokus pada memberdayakan kaum rentan disabilitas agar dapat mandiri secara ekonomi dan sosial, serta meningkatkan inklusi mereka dalam kegiatan ekonomi dan masyarakat. Program ini dibuat untuk meningkatkan kesejahteraan kaum rentan sehingga mampu meningkatkan kompetensi mereka dan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk mandiri dan berperan di masyarakat,” kata Darmawan dalam keterangan resmi perusahaan, dikutip Jumat (15/12/2023).
Baca juga: PLN Electric Run 2023, Ajang Lari untuk Investasi Kebaikan Bumi
Hingga triwulan III 2023, sebanyak 3.419 orang dari kelompok disabilitas telah mengikuti program pendidikan dan pemberdayaan dari PLN melalui program tanggung jawab sosial dan lingkungan TJSL) berupa bantuan usaha dan pendampingan.
PLN menyebut, 2.727 penyandang disabilitas di antaranya telah berpartisipasi aktif dalam program pendidikan yang disediakan. Sementara itu, 692 orang lainnya memperoleh bantuan pelatihan keterampilan serta modal usaha dari PLN. Program pemberdayaan ini disebut mampu menyerap 109 orang tenaga kerja dari kaum disabilitas.
Sepanjang 2022 saja, sedikitnya 68 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) penerima manfaat besutan kelompok difabel binaan PLN sudah menjamur di 40 lokasi di seluruh wilayah Indonesia.
Terkhusus kesetaraan gender, PLN juga menginisiasi program Perempuan Berdaya guna mendukung lahirnya UMKM besutan kaum perempuan terus bertumbuh. Mengutip situs resmi PLN, sedikitnya 200 perempuan, baik disabilitas dan non-disabilitas, berpartisipasi dalam program peningkatan kapasitas tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.