JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil presiden nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka mengakui bahwa memang masih banyak pemilih yang belum menentukan pilihan capres-cawapresnya untuk Pilpres 2024.
Gibran menduga masyarakat masih menunggu debat resmi capres-cawapres di KPU yang akan digelar pada Selasa (12/12/2023) besok.
Adapun berdasarkan temuan Litbang Kompas terbaru, undecided voters atau pemilih yang belum menentukan pilihan masih tinggi, yakni 28,7 persen.
Baca juga: Prabowo-Gibran Dinilai Masih Sulit untuk Menang Satu Putaran
"Yang belum menentukan pilihan memang banyak. Mungkin sebagian besar masih nunggu debat ya," ujar Gibran saat ditemui di Pasar Rumput, Jakarta, Senin (11/12/2023).
Gibran meminta agar menunggu progres dalam satu sampai dua bulan ke depan untuk melihat penurunan jumlah undecided voters.
Yang pasti, kata dia, mereka tetap harus bekerja keras terlepas dari tinggi atau rendahnya survei.
Ia juga tak masalah jika Pemilu Presiden tak berlangsung satu putaran.
"Enggak apa-apa (kalau tidak satu putaran)," ucapnya.
Lalu, terkait apakah strategi kampanye Prabowo-Gibran sukses atau tidak, Gibran merasa warga lah yang menentukan.
Gibran mengatakan, yang penting, jika pergi ke pasar-pasar, ia harus berinteraksi dan memborong dagangannya.
"Berhasil atau tidak itu yang menentukan warga, yang penting kita kalau ke pasar interaksi dengan pedagang, borong-borong UMKM gitu-gitu doang," kata Gibran.
Hasil jajak pendapat Litbang Kompas pada 29 November-4 Desember 2023 menunjukkan bahwa ada 28,7 persen responden yang belum menentukan pilihan atau undecided voters pada Pemilu Presiden 2024.
"Jumlah pemilih yang masih ragu-ragu menetapkan pilihannya kepada pasangan capres-cawapres, yang mencapai angka 28,7 persen, terbilang besar mengingat pemilu tinggal dua bulan lagi," tulis peneliti Litbang Kompas Bambang Setiawan, dikutip dari harian Kompas, Senin (11/12/2023).
Persentase ini tak berbeda jauh dari angka massa mengambang pada pilihan terhadap capres (tanpa pasangan) yang mencapai 24,9 persen.
Angka massa mengambang pada pilihan capres itu pun melonjak signifikan dari 15,4 persen pada Agustus 2023.
"Kalangan yang termasuk ke dalam kelompok undecided voters ini adalah mereka yang belum punya ikatan ideologis ataupun kedekatan emosional terhadap sosok atau pasangan tertentu belum tahu siapa yang akan dipilih dan masih sangat rentan berubah pilihan," tulis Bambang.
Menurut survei, kebanyakan dari undecided voters adalah bekas pemilih Joko Widodo-Ma’ruf Amin pada Pilpres 2019, sebagian lain adalah mereka yang tidak menggunakan haknya atau merahasiakan pilihannya pada pemilu lalu.
Kebanyakan mereka merupakan generasi tua dalam rentang usia 41-60 tahun yang sebagian besar masuk ke dalam generasi X.
Baca juga: Elektabilitasnya Meroket, Gibran: Kalau Naik Enggak Usah Dilaporin
"Pada rentang usia tersebut, jumlah mereka mencapai 44,3 persen, lebih tinggi dari persentase populasi kelompok ini yang sekitar 36 persen," kata Bambang.
Survei menangkap bahwa mayoritas atau 54,2 persen kelompok undecided voters adalah kalangan perempuan.
Selain itu, terdeteksi pula bahwa kebanyakan pemilih ragu tinggal di perdesaan dan lebih banyak berpendidikan dasar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.