Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

BKKBN Terima Kunjungan UNFPA, Diskusikan Isu Stunting hingga Perempuan

Kompas.com - 06/12/2023, 13:57 WIB
Inang Sh ,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Kependudukan dan keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menerima audiens Country Representative Badan Dana Kependudukan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) atau United Nations Population Fund (UNFPA) untuk Indonesia, Hasan Mohtashami bersama jajarannya di ruang sekretariat stunting di kantor BKKBN pusat di Jakarta Timur, Selasa (5/12/2023). 

Pada kesempatan itu, Kepala BKKBN dr Hasto Wardoyo memaparkan beberapa hal yang menjadi perhatian sangat penting bagi kedua institusi.

BKKBN dan UNFPA memperhatikan Age Specific Fertility Rate (ASFR), unmet need, angka kematian ibu, angka kematian bayi, dan stunting yang sangat berhubungan dengan keluarga berencana.

Hasto mengatakan, ASFR masih ada 26,64 per 1.000 wanita usia subur (WUS) atau usia 15 sampai 19 tahun, dengan target usia 20. 

“Ini salah satu permasalahannya dalam kesehatan reproduksi. Jadi sangat penting pendidikan kesehatan reproduksi ini khususnya bagi remaja,” ujarnya dalam siaran pers. 

Baca juga: Kepala BKKBN Tekankan Pentingnya Persiapan Diri untuk Sambut Bonus Demografi di Indonesia

Hasto mengatakan, perlu ada sistem informasi yang masif tentang kesehatan reproduksi ini di sekolah dan keluarga. 

Dia menyebutkan, pihaknya memiliki 600.000 tim pendamping keluarga (TPK) khusus untuk stunting, para ibu hamil, dan calon pengantin. 

“Jadi, saya kira kita butuh mendukung perempuan selama kehamilan dan nifas dan perhatian pada balita juga,” katanya.

Hasto juga percaya bahwa penggunaan alat kontrasepsi pascamelahirkan bisa menurunkan angka stunting

“Jadi saya kira tentang stunting, saya percaya isu perempuan sangat penting juga, karena saya pikir program Keluarga Berencana (KB) setelah melahirkan (dan) pemasangan alat kontrasepsi setelah melahirkan, kalau itu sukses saya kira stunting juga akan sukses turun,” paparnya.

Baca juga: BKKBN Optmistis Prevalensi Stunting Jadi 14 Persen pada 2024

Dia menjelaskan, jarak kelahiran (birth to birth interval) 36 bulan adalah jarak ideal sehingga anak yang telah lahir bisa diperhatikan dengan baik agar tidak terjadi stunting.

Selain itu, permasalahan lain yang perlu diperhatikan dalam kerja sama BKKBN dan UNFPA ke depan adalah disparitas indeks pembangunan manusia (IPM) di seluruh provinsi di Indonesia yang tinggi.

Hasto mengatakan, penurunan stunting sangat penting karena IPM Indonesia lebih rendah dari Thailand, Vietnam, dan Malaysia. 

“Jadi, Pak Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan saya untuk menurunkan angka stunting menjadi 14 persen pada 2024. Ini target yang ambisius,” katanya. 

Adapun IPM di berbagai provinsi sangat beragam. IPM di Indonesia Timur, seperti Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Papua hanya mencapai 68, sedangkan di Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta dan Bali mencapai 81.

Baca juga: Kepala BKKBN: Bonus Demografi 2035-2045 Harus Dikapitalisasi, Stunting Diturunkan

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Cak Imin Sebut Dukungan Negara Eropa untuk Palestina Jadi Pemantik Wujudkan Perdamaian

Cak Imin Sebut Dukungan Negara Eropa untuk Palestina Jadi Pemantik Wujudkan Perdamaian

Nasional
Polri Ungkap Identitas Anggota Densus 88 yang Buntuti Jampidsus, Berpangkat Bripda

Polri Ungkap Identitas Anggota Densus 88 yang Buntuti Jampidsus, Berpangkat Bripda

Nasional
Revisi UU Polri, Polisi Bakal Diberi Wewenang Spionase dan Sabotase

Revisi UU Polri, Polisi Bakal Diberi Wewenang Spionase dan Sabotase

Nasional
Pasca-serangan ke Rafah, 8 WNI Tertahan di Gaza

Pasca-serangan ke Rafah, 8 WNI Tertahan di Gaza

Nasional
Menpan-RB Dukung Peningkatan Kualitas Pelayanan bagi WNI di KJRI San Francisco

Menpan-RB Dukung Peningkatan Kualitas Pelayanan bagi WNI di KJRI San Francisco

Nasional
Polri: Pemeriksaan Anggota Densus 88 Penguntit Jampidsus Sudah Selesai

Polri: Pemeriksaan Anggota Densus 88 Penguntit Jampidsus Sudah Selesai

Nasional
Jawa Tengah Dinilai Tak Punya Tokoh Se-terkenal Ganjar dan Gibran di Pilkada 2024

Jawa Tengah Dinilai Tak Punya Tokoh Se-terkenal Ganjar dan Gibran di Pilkada 2024

Nasional
Apresiasi Program Pelatihan Perempuan di CWU, Beijing, Puan: Bagus untuk Peningkatan Kapasitas Perempuan

Apresiasi Program Pelatihan Perempuan di CWU, Beijing, Puan: Bagus untuk Peningkatan Kapasitas Perempuan

Nasional
Dalih SYL soal Hubungannya dengan Pedangdut Nayunda Nabila

Dalih SYL soal Hubungannya dengan Pedangdut Nayunda Nabila

Nasional
Pastikan Takaran LPG Sesuai, Pertamina Lakukan Sidak di Beberapa Tempat

Pastikan Takaran LPG Sesuai, Pertamina Lakukan Sidak di Beberapa Tempat

Nasional
Putusan Adam Deni di Kasus Pencemaran Ahmad Sahroni Ditunda Pekan Depan

Putusan Adam Deni di Kasus Pencemaran Ahmad Sahroni Ditunda Pekan Depan

Nasional
Revisi UU Polri: Ruang Lingkup Kerja Polri Makin Luas

Revisi UU Polri: Ruang Lingkup Kerja Polri Makin Luas

Nasional
Revisi UU Polri: Polisi Bisa Blokir-Batasi Akses Internet Publik demi Keamanan Dalam Negeri

Revisi UU Polri: Polisi Bisa Blokir-Batasi Akses Internet Publik demi Keamanan Dalam Negeri

Nasional
Hari Ini, Karen Agustiawan Jalani Sidang Tuntutan Kasus Pengadaan LNG di Pertamina

Hari Ini, Karen Agustiawan Jalani Sidang Tuntutan Kasus Pengadaan LNG di Pertamina

Nasional
Rekrutmen Calon Kepala Daerah: Cegah Politik Dinasti

Rekrutmen Calon Kepala Daerah: Cegah Politik Dinasti

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com