Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dr. Eng. IB Ilham Malik
Dosen Prodi Perencanaan Wilayah & Kota ITERA

Ketua Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota ITERA. Wakil Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Bidang Kajian Kebijakan Transportasi

Para Capres-Cawapres Sebaiknya Berkunjung ke IKN Nusantara

Kompas.com - 06/12/2023, 10:13 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

TERLEPAS dari polemik yang ada hingga saat ini, soal apakah proyek Ibu Kota Nusantara akan diteruskan oleh presiden selanjutnya atau tidak, ada baiknya setiap calon presiden dan calon wakil presiden diagendakan mengunjungi IKN.

Setidaknya, mereka bisa melihat dan mendapatkan informasi langsung soal IKN.

Bagaimanapun IKN sudah mendapatkan persetujuan politik dan landasan hukum. Aturan atau kebijakan memang bisa diubah kapanpun. Namun, energi perdebatan masa lampau akhirnya menjadi sia-sia ketika hasil diskursus tersebut dapat dengan mudah dipatahkan lagi oleh logika kebijakan politik baru.

Sebagaimana kami dahulu pernah menyampaikan sejak 2010 melalui Tim Lima, yang merupakan gabungan dosen dan peneliti dari Universitas Lampung (Unila) dan Universitas Bandar Lampung (UBL), mengusulkan agar pemindahan IKN diputuskan ke Kawasan Timur Lampung.

Setelah sekian tahun disosialiasikan dan kami kalah dalam bertarung gagasan dan lobi, yang membuat usulan Tim Visi Indonesia 2033 dari Universitas Indonesia menguatkan usulan pemindahan IKN ke Kalimantan mendapat dukungan dan terpilih secara politik, maka kini kami menyampaikan dukungan atas kebijakan tersebut.

Adanya diskursus pemerataan pembangunan ekonomi ke seluruh wilayah Indonesia dengan mengalokasikan anggaran untuk 14 (kota) metropolitan lain di luar IKN, hal itu adalah soal lain.

Sebab dahulu, secara bersamaan setelah IKN diputuskan akan dibangun di Kalimantan, Bappenas memprogramkan percepatan pembangunan 10 metropolitan baru di seluruh Indonesia.

Di dalam diskursus tersebut, penulis terlibat dengan menawarkan 15 metropolitan baru di seluruh Indonesia yang merupakan hasil riset doktoral saya di Jepang kurun waktu 2015-2019, yang dibiayai Monbukagakusho MEXT 2015.

Artinya, setiap keputusan politik pembangunan kota, yang sudah dilalui dalam perdebatan panjang, apapun hasil akhirnya haruslah dihormati.

Saya ingat apa yang disampaikan oleh John Forester dalam bukunya “Planning in the face of power” bahwa pada dasarnya pertarungan gagasan dalam perencanaan pembangunan adalah hal wajar, bahkan perlu.

Namun, penghormatan atas hasil akhir dari pertarungan tersebut harusnya tetap ada. Penghormatan atas keputusan adalah hal yang penting untuk dipegang.

Jadi keberlanjutan pembangunan bukan saja soal green development, tetapi respecful atas hasil keputusan dan pelaksanaan pembangunan.

IKN tetap dibangun dan dibiayai sesuai dengan rencana. Soal pembangunan 10 metropolitan baru (versi Bappenas), atau 14 metropolitan baru (versi diskursus pilpres 2024), ini haruslah menjadi agenda baru tanpa menampikkan dan “mengabaikan” percepatan pembangunan IKN.

Sebab, kalau hasil kebijakan pembangunan dianulir oleh kekuasaan baru melalui kebijakan baru, kapan Indonesia bisa berbenah diri dan meluncur maju?

Terkait dengan sumber pembiayaan, untuk IKN dan 10 Metropolitan Baru perlu dicarikan sumber pembiayaan pembangunannya sendiri-sendiri saja. Dan membutuhkan penguatan kelembagaan sendiri-sendiri juga.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Tanggapi Ide 'Presidential Club' Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Tanggapi Ide "Presidential Club" Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Nasional
6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

Nasional
Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Nasional
PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

Nasional
Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Nasional
Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang 'Sapi Perah'

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang "Sapi Perah"

Nasional
Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Bukan Oposisi, tapi Kritikus

Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Bukan Oposisi, tapi Kritikus

Nasional
Telat Sidang, Hakim MK Kelakar Habis 'Maksiat': Makan, Istirahat, Shalat

Telat Sidang, Hakim MK Kelakar Habis "Maksiat": Makan, Istirahat, Shalat

Nasional
Ditanya Kans Anies-Ahok Duet pada Pilkada DKI, Ganjar: Daftar Dulu Saja

Ditanya Kans Anies-Ahok Duet pada Pilkada DKI, Ganjar: Daftar Dulu Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com