"PDI-P kan partai yang sudah sangat tua, sudah sangat berpengalaman terbiasa menghadapi sesuatu, harusnya jangan cengeng dong," kata Ali dalam keterangannya, Selasa (21/11/2023).
Ali pun membantah kubu pasangan nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar bersatu dengan pasangan nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD untuk memusuhi pasangan nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
"Jadi, sekali lagi bahwa Koalisi Perubahan itu tidak akan pernah membangun koalisi yang semangatnya kemarahan dan kebencian," ujarnya.
Baca juga: TPN Ganjar-Mahfud Mengaku Dapat Cerita dari Hasto, Ada Intelijen Datangi Acara PDI-P di Palu
Ali menegaskan Koalisi Perubahan dan TPN tidak menjalin komunikasi untuk menyerang Prabowo-Gibran.
Dia mengatakan, koalisi harus dibangun atas dasar perasaan yang sama.
"Jadi kalau kemudian kita membangun koalisi itu harus visinya setara, semangatnya, ke-Indonesia-annya setara. Jangan kemudian kelompok itu dibangun hanya karena kebencian, kemarahan. Koalisi itu harus dibangun dengan perasaan yang sama," tuturnya.
Sekjen Partai Nasdem Hermawi Taslim menegaskan, pihaknya merasa tak perlu untuk menggandeng PDI-P seandainya pasangan AMIN mengalami tekanan dan intimidasi politik jelang Pilpres 2024.
Kemudian, ia membantah pernyataan Hasto Kristiyanto bahwa kubu AMIN turut mengalami tekanan yang sama dengan pasangan capres-cawapres nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
"Kami tidak merasa tertekan dan tidak merasa terintimidasi," kata Hermawi kepada Kompas.com, Minggu (19/11/2023).
"Namun, manakala kami nanti, misalnya, amit-amit jangan sampai, mengalami hal-hal yang diungkap oleh Hasto itu, mudah-mudahan kami punya cara dan jalan sendiri untuk mengatasinya, tanpa harus berkoordinasi dengan Hasto cs," ujarnya lagi.
Oleh sebab itu, ia membantah pernyataan Hasto bahwa mereka telah membangun komunikasi bersama dan satu pandangan soal tekanan yang dialami jelang Pilpres 2024.
"Dengan Hasto pasti kami tidak berkomunikasi," kata Hermawi.
Ia justru merasa heran PDI-P yang pada awalnya merasa digdaya, kini terkesan mencari bantuan ke kanan dan kiri.
"Kami merasa tidak pernah dan tidak perlu menggandeng paslon manapun dalam pilpres, lagian UU (Undang-Undang) kan tidak memberi peluang untuk urusan gandeng- menggandeng," kata Hermawi.
"Sebaiknya, kami anjurkan marilah kita membangun kemandirian, jangan cengeng, dikit-dikit ngeluh, katanya kuat, katanya mau menang, kok dikit-dikit ngeluh, ngeluh kok dikit-dikit," ujarnya lagi.