Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ganjar: Rasa-rasanya Pilihan Pak JK Akan Beda dengan Saya

Kompas.com - 20/11/2023, 11:31 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon presiden (capres) nomor urut tiga, Ganjar Pranowo tak mempersoalkan jika Wakil Presiden ke-10 dan 12 RI Jusuf Kalla (JK) tak memilih dirinya di Pilpres 2024.

Hal itu disampaikan Ganjar dalam konferensi pers usai mengunjungi JK di kediamannya, kawasan Brawijaya, Jakarta Selatan, Minggu (19/11/2023) sore.

"Tadi beliau sampaikan, pilihan boleh beda, barangkali rasa-rasanya juga, pilihannya Pak JK akan beda dengan saya," kata Ganjar kepada awak media.

Baca juga: JK Sebut Megawati Pemimpin Baik dan Sangat Demokratis, Harap Ganjar Bisa Mencontoh

Kendati demikian, Ganjar juga masih berharap JK bakal mendukungnya di Pilpres 2024. Respons JK pun menyambut positif namun dengan canda khasnya.

"Tapi kalau nanti dukung saya juga boleh, Pak," lanjut Ganjar kepada JK.

"Aihh, boleh," jawab JK tertawa sembari menepuk pelan punggung Ganjar yang berdiri di sampingnya.

Ia lantas bercerita bahwa dalam pertemuan dengan JK, dirinya mendapatkan banyak masukan tentang kepemiluan.

Wakil Presiden ke-10 dan 12 RI Jusuf Kalla (JK) menepuk punggung calon presiden nomor urut tiga, Ganjar Pranowo usai digoda untuk mendukungnya pada Pilpres 2024. Ini terjadi di kediaman JK, kawasan Brawijaya, Jakarta Selatan, Minggu (19/11/2023) sore.KOMPAS.com/NICHOLAS RYAN ADITYA Wakil Presiden ke-10 dan 12 RI Jusuf Kalla (JK) menepuk punggung calon presiden nomor urut tiga, Ganjar Pranowo usai digoda untuk mendukungnya pada Pilpres 2024. Ini terjadi di kediaman JK, kawasan Brawijaya, Jakarta Selatan, Minggu (19/11/2023) sore.

Ganjar memandang politikus senior Partai Golkar itu banyak pengalaman.

"Intinya, pemilu musti berjalan dengan baik, nilai persatuan bangsa musti dijaga, saya mengapresiasi beliau (JK)," imbuh politikus PDI-P ini.

Kata Ganjar, JK juga memberikan pesan tentang perbedaan yang menyatukan.

JK, menurut Ganjar, tak ingin perbedaan memecah belah bangsa menuju Indonesia emas 2045.

Baca juga: JK Sependapat dengan Ganjar, Nilai Penegakan Hukum di Indonesia Menurun

"Kalau selama ini perbedaan ini lima tahunan, kita selalu mempersatukan. Dan kalaulah kemudian banyak terjadi mozaik-mozaik yang mungkin sulit dipersatukan, inilah momentum untuk rekonsiliasi bangsa. Sekali lagi bangsa," pungkas dia.

Perlu diketahui, JK satu bulan terakhir nampak sibuk menerima kunjungan elite politik nasional.

Pada Oktober lalu, JK menerima kunjungan Ketua DPR RI Puan Maharani dan calon presiden Koalisi Perubahan, Anies Baswedan.

Setiap menerima kunjungan, JK selalu menyambutnya dengan perbincangan hangat lebih dari satu jam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com