Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wanti-wanti PDI-P untuk Bobby Nasution

Kompas.com - 07/11/2023, 07:29 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) memanggil kadernya yang juga Wali Kota Medan Bobby Nasution ke Kantor DPP di Menteng, Jakarta, Senin (6/11/2023).

Pemanggilan itu setelah menantu Presiden Joko Widodo itu menyatakan dukungan untuk pasangan bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka untuk Pilpres 2024. 

Padahal pasangan tersebut adalah pesaing pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD yang diusung PDI-P bersama tiga partai koalisinya.

Pemanggilan Bobby menjadi peringatan atau wanti-wanti PDI-P terhadap kader yang dianggap berseberangan pada Pemilu 2024.   

Sebelumnya, Gibran, yang juga kader PDI-P sudah lebih dua pekan lalu diminta mundur oleh DPP PDI-P.

Ini lantaran putra sulung Jokowi dan kakak ipar Bobby itu resmi mendaftarkan diri sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto.

Kembalikan KTA

Dalam pemanggilan itu, Ketua Bidang Kehormatan PDI-P Komarudin Watubun mengatakan, Bobby diminta mengembalikan Kartu Tanda Anggota (KTA) PDI-P jika tetap mendukung Prabowo-Gibran.

Pertemuan Komarudin dan Bobby berlangsung lebih kurang satu jam dan tertutup untuk awak media.

Komarudin mengatakan, PDI-P memahami adanya perasaan bergejolak di diri Bobby.

Baca juga: Bobby Nasution Disebut Galau karena Ingin Dukung Prabowo-Gibran, tapi Tak Mau Tinggalkan PDI-P

Satu sisi dia mendukung Prabowo-Gibran, namun di sisi lain adik ipar Gibran itu tetap ingin berada di PDI-P alias tidak berpindah partai.

"Kan enggak bisa begitu. Apalagi PDI Perjuangan itu aturannya jelas, dan selalu diingatkan oleh Ibu Ketua Umum bahwa kita tidak bisa main dua kaki," kata Komarudin ditemui di kantor pusat partai banteng, Senin.


"Satu kaki saja. Jadi, Kalau PDI Perjuangan sudah memutuskan untuk mendukung Pak Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, maka seluruh kekuatan dikerahkan untuk memenangkan itu," sambungnya.

Sebelum mengembalikan KTA, Bobby diminta waktu hingga tiga hari untuk merenungkan keputusannya.

"Berapa hari ini silakan pikir baik-baik, lalu kembalikan KTA partai, sebagai pengunduran diri di DPC PDI Perjuangan Kota Medan," tegas Komarudin.

Alasan kekerabatan

Ketua Bidang Kehormatan PDI-P Komarudin Watubun ditemui di Kantor DPP PDI-P, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Senin (6/11/2023).KOMPAS.com/NICHOLAS RYAN ADITYA Ketua Bidang Kehormatan PDI-P Komarudin Watubun ditemui di Kantor DPP PDI-P, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Senin (6/11/2023).
Komarudin meyakini, alasan Bobby mendukung Prabowo-Gibran karena unsur kekeluargaan atau kekerabatan.

Diketahui, Bobby adalah menantu Jokowi dan adik ipar Gibran.

Suami dari Kahiyang Ayu ini berada pada satu partai yang sama dengan Jokowi dan Gibran.

Baca juga: Minta Bobby Kembalikan KTA jika Dukung Prabowo-Gibran, PDI-P Tegaskan Tak Main 2 Kaki

"Ya alasan, pasti alasan hubungan kekerabatan, tidak perlu ditanya itu," kata Komarudin.

Kendati demikian, Komarudin tak mengetahui pasti apa alasan Bobby. Sebab itu tidak disampaikan oleh Bobby saat ditemuinya di Kantor DPP PDI-P.

"(Alasan pasti) tanya Mas Bobby, jangan tanya saya," ungkap dia.

Perbedaan Bobby dan Gibran

Dalam kesempatan itu, Komarudin turut mengungkap perbedaan kasus Bobby dan Gibran di partai.

Menurutnya, tingkat masalah Gibran sudah dalam kategori pembangkangan ke partai.

Gibran disebut telah mencalonkan diri sebagai cawapres pihak lain. Segala tugas yang diberikan untuk Gibran oleh DPP PDI-P, dianggap telah diabaikan.

Baca juga: PDI-P Sebut Bobby Minta Diizinkan Gabung Tim Pemenangan Prabowo, tapi Tetap di PDI-P

"(Gibran) dikasih tugas, jadi kepala daerah milenial yang berkampanye keliling (untuk Ganjar-Mahfud), dikasih tugas-tugas tapi diabaikan. Itu bagian dari pembangkangan yang jelas," terang Komarudin.

"Lalu mengambil posisi sudah mencalonkan diri, jadi wakil presiden. Kalau Mas Bobby kan enggak, dia selama ini enggak pernah ada masalah dengan partai," tambah dia.

Bobby hanya diminta untuk melakukan klarifikasi kepada DPP soal ucapannya mendukung Prabowo-Gibran.

Baca juga: Respons Gerindra soal Bobby Nasution yang Dukung Prabowo-Gibran...

Atas pemanggilan Bobby, PDI-P ingin memastikan bahwa seluruh kader banteng tidak bermain dua kaki untuk Pemilu 2024.

Komarudin mengatakan, dirinya akan menyampaikan laporan hasil pertemuan dengan Bobby kepada Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

"Kita nanti sampaikan semua laporan ke Ibu," tegasnya.

Kata Bobby

Sebelum itu, Bobby Nasution sudah menemui awak media meski hanya di dalam mobil yang ditumpangi sebelum bergegas meninggalkan kantor DPP PDI-P.

Baca juga: Soal Dukung Prabowo-Gibran, Bobby Nasution: Sudah Saya Sampaikan ke DPP PDI-P

Bobby, di dalam mobil mengatakan bahwa ia sudah menyampaikan segalanya kepada Komarudin.

Bobby berucap singkat, bahwa ia akan menyampaikan pandangan dan sikapnya beberapa hari lagi kepada Komarudin.

"Beberapa hari lagi, saya sampaikan lagi," kata Bobby sembari menutup kaca jendela mobilnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Demokrat Belum Lirik Kaesang untuk Cagub Jakarta, Fokus Cari Cawagub

Demokrat Belum Lirik Kaesang untuk Cagub Jakarta, Fokus Cari Cawagub

Nasional
Hasto Sebut Megawati Tidak Fit karena Kurang Tidur

Hasto Sebut Megawati Tidak Fit karena Kurang Tidur

Nasional
Jokowi Peringatkan Israel untuk Berhenti Serang Palestina

Jokowi Peringatkan Israel untuk Berhenti Serang Palestina

Nasional
Minta Polri Jelaskan Motif Penguntitan, Anggota DPR: Jampidsus Bukan Teroris

Minta Polri Jelaskan Motif Penguntitan, Anggota DPR: Jampidsus Bukan Teroris

Nasional
Jokowi Usahakan Bansos Beras Lanjut sampai Desember 2024, Beri Isyarat Anggaran Cukup

Jokowi Usahakan Bansos Beras Lanjut sampai Desember 2024, Beri Isyarat Anggaran Cukup

Nasional
Diksi 'Ancaman Keamanan' dalam RUU Polri Dianggap Tak Jelas

Diksi "Ancaman Keamanan" dalam RUU Polri Dianggap Tak Jelas

Nasional
Jokowi Minta Pancasila Disosialisasikan Sesuai Gaya Generasi Z hingga Milenial

Jokowi Minta Pancasila Disosialisasikan Sesuai Gaya Generasi Z hingga Milenial

Nasional
Beri Amanat Harlah Pancasila, Megawati Sebut Pemimpin Tak Boleh Lari dari Tanggung Jawab

Beri Amanat Harlah Pancasila, Megawati Sebut Pemimpin Tak Boleh Lari dari Tanggung Jawab

Nasional
Megawati Ungkap Alasan Peringati Harlah Pancasila di Ende

Megawati Ungkap Alasan Peringati Harlah Pancasila di Ende

Nasional
Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta 2024, Mahfud: Silakan Saja

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta 2024, Mahfud: Silakan Saja

Nasional
Putusan MA soal Usia Kepala Daerah Dinilai Bikin Syarat Pencalonan Pilkada Tak Adil dan Seragam

Putusan MA soal Usia Kepala Daerah Dinilai Bikin Syarat Pencalonan Pilkada Tak Adil dan Seragam

Nasional
KPU Disebut Bisa Tunda Pemberlakuan Putusan MA soal Syarat Usia Calon Kepala Daerah

KPU Disebut Bisa Tunda Pemberlakuan Putusan MA soal Syarat Usia Calon Kepala Daerah

Nasional
Jokowi Klaim Produksi Minyak Blok Rokan Lebih Tinggi Setelah Dikelola Pertamina

Jokowi Klaim Produksi Minyak Blok Rokan Lebih Tinggi Setelah Dikelola Pertamina

Nasional
Menkominfo Sebut MWC 2024 Berpeluang Jadi Showcase Ekosistem Telekomunikasi Nasional

Menkominfo Sebut MWC 2024 Berpeluang Jadi Showcase Ekosistem Telekomunikasi Nasional

Nasional
Moeldoko Bicara soal Tapera, Sebut Tak Akan Ditunda dan Bantah untuk Danai IKN

Moeldoko Bicara soal Tapera, Sebut Tak Akan Ditunda dan Bantah untuk Danai IKN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com