Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Relawan Ganjar Tunggu Putusan MKMK Sebelum Nyatakan Jokowi Berkhianat

Kompas.com - 05/11/2023, 07:09 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kelompok Relawan Dulur Ganjar Pranowo (DGP) mempertanyakan sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait putusan Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai syarat batas usia calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres).

Menurut Ketua Dewan Pembina DGP, Victor Edison Simanjuntak, saat ini belum bisa dikatakan bahwa Presiden Jokowi berkhianat terhadap proses demokrasi.

Namun, DGP sendiri menyatakan menanti putusan dari Majelis Kehormatan MK (MKMK) untuk memastikan apakah Jokowi berkhianat atau tidak.

"Sebenarnya posisi Jokowi di mana? Sampai di proses ini kita belum bisa mengatakan Jokowi pengkhianat. Harus kita lihat pada sidang MKMK. Yang putusannya itu tanggal 7 (November), paling lambat tanggal 8 November," ujar Victor dalam diskusi yang digelar di Rumah Aspirasi Ganjar Pranowo, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (4/11/2023) malam.

Baca juga: Ditanya Apakah Yakin Presiden Jokowi Bisa Bersikap Netral, Ganjar: Harus!

Victor kemudian merujuk kepada putusan MK yang dinilai membuka peluang bagi putra Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka menjadi bakal cawapres.

Menurutnya, jika pada putusan MKMK pekan depan memberikan anulir dari hasil putusan mahkamah yang berlaku saat ini maka, relawan tidak akan menyatakan Jokowi sebagai pengkhianat.

"Tapi kalau itu (anulir) tidak terjadi. (Hasil putusan MKMK) masih tetap seperti ini, mungkin, mungkin, ada yang berkhianat," kata Victor.

Ia lantas mengatakan, jika ada pihak yang melakukan proses uji materi terhadap Undang-undang (UU) di MK sebenarnya sah-sah saja.

Namun, DGP mempertanyakan mengapa uji materi UU Pemilu dilaksanakan mendekati pelaksanaan pemilu.

Baca juga: Muhaimin Yakin Jokowi Netral pada Pemilu 2024, Minta Publik Awasi Aparat

Selain itu, saat sudah ada putusan, hakim MK hingga ahli hukum menyatakan ada hal yang tidak benar dari proses putusan uji materi itu.

"Nah ini yang mungkin agak membuat hati kita bertanya," ujar Victor.

Ia kemudian menyinggung soal Presiden Jokowi yang bisa menjadi orang nomor satu di daerah hingga nasional karena buah dari proses reformasi yang terjadi tahun 1998.

"Kalau kemudian sekarang muncul pola-pola seperti Orde Baru yang memanfaatkan segala cara untuk mendapatkan kekuasaan, itu berarti kita sedang mengkhianati reformasi, mengkhianati demokrasi," katanya.

"Apakah kita mau jadi demikian? Kalau tidak tidak mau jadi demikian, maka kita harus melawan pola-pola yang mulai menggerogoti demokrasi," ujar Victor lagi.

Baca juga: Ganjar dan Hasto Kompak Singgung Peran Wasit Tiup Peluit saat Ditanya Isu Penjegalan Gibran

Hal senada juga disampaikan Pendiri sekaligus Penasehat DGP, Sabar Mangadoe.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Anak SYL Minta Uang Rp 111 Juta ke Pejabat Kementan untuk Bayar Aksesoris Mobil

Anak SYL Minta Uang Rp 111 Juta ke Pejabat Kementan untuk Bayar Aksesoris Mobil

Nasional
PKB Mulai Uji Kelayakan dan Kepatutan Bakal Calon Kepala Daerah

PKB Mulai Uji Kelayakan dan Kepatutan Bakal Calon Kepala Daerah

Nasional
SYL Mengaku Tak Pernah Dengar Kementan Bayar untuk Dapat Opini WTP BPK

SYL Mengaku Tak Pernah Dengar Kementan Bayar untuk Dapat Opini WTP BPK

Nasional
Draf RUU Penyiaran: Lembaga Penyiaran Berlangganan Punya 6 Kewajiban

Draf RUU Penyiaran: Lembaga Penyiaran Berlangganan Punya 6 Kewajiban

Nasional
Draf RUU Penyiaran Wajibkan Penyelenggara Siaran Asing Buat Perseroan

Draf RUU Penyiaran Wajibkan Penyelenggara Siaran Asing Buat Perseroan

Nasional
Draf RUU Penyiaran Atur Penggabungan RRI dan TVRI

Draf RUU Penyiaran Atur Penggabungan RRI dan TVRI

Nasional
[POPULER NASIONAL] 'Curhat' Agus Rahardjo saat Pimpin KPK | Banjir Bandang di Sumbar Tewaskan Lebih dari 40 Orang

[POPULER NASIONAL] "Curhat" Agus Rahardjo saat Pimpin KPK | Banjir Bandang di Sumbar Tewaskan Lebih dari 40 Orang

Nasional
Tanggal 16 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 16 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pedangdut Nayunda Nabila Irit Bicara Usai Diperiksa Jadi Saksi TPPU SYL

Pedangdut Nayunda Nabila Irit Bicara Usai Diperiksa Jadi Saksi TPPU SYL

Nasional
KSP Ungkap 9 Nama Pansel Capim KPK Harus Sudah di Meja Setneg Akhir Mei, Juni Bekerja

KSP Ungkap 9 Nama Pansel Capim KPK Harus Sudah di Meja Setneg Akhir Mei, Juni Bekerja

Nasional
Uang Kuliah Mahal, Pengamat: Kebijakan Pemerintah Bikin Kampus Jadi Lahan Bisnis

Uang Kuliah Mahal, Pengamat: Kebijakan Pemerintah Bikin Kampus Jadi Lahan Bisnis

Nasional
Pansel Capim KPK Didominasi Unsur Pemerintah, KSP Beralasan Kejar Waktu

Pansel Capim KPK Didominasi Unsur Pemerintah, KSP Beralasan Kejar Waktu

Nasional
BNPB: Sumatera Barat Masih Berpotensi Diguyur Hujan Lebat hingga 20 Mei 2024

BNPB: Sumatera Barat Masih Berpotensi Diguyur Hujan Lebat hingga 20 Mei 2024

Nasional
Alexander Sarankan Capim KPK dari Polri dan Kejaksaan Sudah Pensiun

Alexander Sarankan Capim KPK dari Polri dan Kejaksaan Sudah Pensiun

Nasional
Draf RUU Penyiaran: Masa Jabatan Anggota KPI Bertambah, Dewan Kehormatan Bersifat Tetap

Draf RUU Penyiaran: Masa Jabatan Anggota KPI Bertambah, Dewan Kehormatan Bersifat Tetap

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com