Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
SAPA PEMIMPIN

Nofel Saleh Hilabi: Saya "Wakafkan" Diri di Dunia Politik untuk Memanusiakan Manusia

Kompas.com - 03/11/2023, 22:13 WIB
Hotria Mariana,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Nofel Saleh Hilabi menyatakan siap mengabdikan diri untuk Kota Bekasi dan Kota Depok, Jawa Barat, jika terpilih sebagai anggota legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang.

Seperti diketahui, Nofel merupakan calon anggota legislatif (caleg) DPR RI dari Partai Golkar dengan daerah pemilihan (dapil) Kota Bekasi dan Kota Depok.

Kepada Kompas.com, pengusaha muda nan bersahaja itu menceritakan berbagai pandangan tentang pentingnya pemimpin yang adaptif dan peran anak muda dalam politik, serta visi-misi yang akan dibawa untuk membangun kedua kota tersebut.

Nofel juga aktif bersosialisasi dengan pemuda-pemudi untuk mendengarkan aspirasi mereka. instagram.com/nofel.golkar Nofel juga aktif bersosialisasi dengan pemuda-pemudi untuk mendengarkan aspirasi mereka.

Terjun politik sejak usia 19 tahun

Dunia politik bukan hal asing bagi Nofel. Sebab, ia telah terjun ke dalamnnya sejak usia 19 tahun saat masih mengenyam bangku kuliah. Sejumlah organisasi nonkampus pun ia jajaki, seperti Satuan Pelajar-Mahasiswa (Sapma) Pemuda Pancasila dan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi).

Karena aktif dan sering melahirkan ide-ide segar, Nofel didapuk menduduki jabatan prestise di Hipmi sebagai Ketua Hipmi Jakarta Selatan.

Untuk mengasah kemampuan berpolitik, ia pun bergabung ke dalam Kamar Dagang Indonesia (Kadin) begitu melakoni usaha bisnis dan memantapkan diri menjadi bagian Partai Golkar.

Di partai berlambang pohon beringin itu, Nofel dipercaya menjadi Departemen Bidang Korpolhukam Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar sekaligus Wakil Ketua Umum Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) yang merupakan organisasi kepemudaan partai tersebut.

Namun, ia mengaku lebih senang sekarang ketimbang saat ia pertama kali terjun ke dunia politik. Sebab, menurutnya, anak muda yang peduli dan mau terjun ke politik sangat sedikit kala itu. Padahal, golongan ini dikenal akan pemikirannya yang segar dan sikap yang adaptif.

“Sikap adaptif sendiri diperlukan kala memutuskan untuk memimpin daerah. Sekarang, saya senang, anak muda sudah pintar dan melek politik,” ujarnya saat ditemui di bilangan Jakarta Selatan, Jumat (13/10/2023).

Membangun Kota Bekasi dan Kota Depok menjadi lebih baik lagi menjadi salah satu tujuan Nofel. instagram.com/nofel.golkar Membangun Kota Bekasi dan Kota Depok menjadi lebih baik lagi menjadi salah satu tujuan Nofel.

Bantah mitos dapil neraka

Kota Bekasi dan Kota Depok selama ini lebih dikenal akan stigmanya yang beragam, mulai dari yang berkaitan dengan aspek lingkungan, seperti sampah, sungai, dan polusi, kesenjangan sosial, intoleransi, hingga infrastruktur dan transportasi yang belum memadai.

Akibat berbagai masalah yang ada, di masa kontestasi politik, kedua daerah tersebut mendapat julukan sebagai dapil neraka. Sebab, butuh usaha besar untuk membenahinya.

Namun, anggapan tersebut tidak berlaku bagi Nofel. Ia justru menilai Kota Bekasi dan Kota Depok layaknya surga. Menurutnya, dua daerah ini unik dan menyimpan banyak potensi yang belum tergali.

“Banyak anak muda yang pintar dan orang-orang hebat yang tinggal di sana. Sayangnya, mereka tidak pernah dikasih kesempatan untuk menunjukin kehebatannya. Selama ini, yang diangkat hanya keburukannya. Padahal, kalau dicari lebih lanjut, banyak juga tokoh-tokoh dan artis yang tinggal di Bekasi dan Depok,” tuturnya.

Meski begitu, Nofel tidak menutup mata bahwa Kota Bekasi dan Kota Depok juga membutuhkan sejumlah pembenahan agar semakin baik dari segala sisi. Akan tetapi, hal ini akan memberikan hasil maksimal jika pemerintah daerah dan pusat bisa bekerja sama.

Nofel juga menjanjikan bahwa jika terpilih menjadi anggota DPR RI, ia tidak akan mengambil gaji dan tunjangan apa pun. Ia akan mengembalikan semua uang tersebut kepada daerah dalam bentuk program-program yang bermanfaat bagi masyarakat.

“Saya punya nazar. Kalau saya terpilih, tak satu rupiah pun gaji dan tunjangan saya ambil. Saya akan kembalikan (uang gaji dan tunjangan) untuk Kota Bekasi dan Depok dalam bentuk program. Saya 'wakafkan' diri saya di dunia politik. Saya enggak butuh itu karena saya sudah punya bisnis yang cukup untuk kehidupan (dan kebutuhan saya),” kata Nofel.

 

Menghadiri acara warga menjadi cara Nofel untuk mendekatkan diri dengan mereka. instagram.com/nofel.golkar Menghadiri acara warga menjadi cara Nofel untuk mendekatkan diri dengan mereka.

Program yang memanusiakan manusia

Melihat Kota Bekasi dan Depok memiliki banyak talenta muda nan kreatif, Nofel berencana mendirikan creative hub yang bisa diakses secara gratis. Selain sebagai wadah menyalurkan kreativitas, fasilitas ini nantinya akan dilengkapi coworking, office space, layanan pengurusan usaha, notaris, dan jasa promosi yang bisa membantu para calon atau pebisnis muda.

“Anak muda di sana enggak punya tempat yang namanya creative hub sebagai tempat mereka untuk mengembangkan dan memaksimalkan kreativitas. Saya sudah bikin konsepnya,” kata Nofel.

Dari segi pendidikan, ia juga akan mengusulkan sistem penerimaan murid berdasarkan zonasi untuk ditinjau kembali.

Seperti diketahui, sistem penerimaan murid baru berdasarkan zonasi adalah sistem yang memprioritaskan calon murid yang tinggal di zona sekolah tersebut. Sistem ini bertujuan untuk pemerataan pendidikan dan meningkatkan akses murid dari keluarga kurang mampu ke sekolah negeri berkualitas.

Namun, seiring waktu, aturan tersebut menemui sejumlah tantangan. Salah satunya, rentan terhadap kecurangan, seperti manipulasi alamat. Akibatnya, calon murid yang seharusnya masuk ke sekolah sesuai zonasi malah terpental. Tak jarang, hal ini mengakibatkan mereka yang tidak diterima di sekolah target harus bersekolah di fasilitas pendidikan yang jauh dari rumah.

Bagi orangtua kurang mampu, biaya transportasi anak sekolah menjadi faktor beban finansial. Ditambah lagi, bersekolah jauh dari rumah juga membuat mereka harus menggunakan moda transportasi, misalnya diantarkan naik kendaran pribadi. Hal ini kontradiktif dengan tujuan pemerintah pusat ataupun daerah yang sedang mengatasi pencemaran udara.

“Padahal, kalau anak-anak bisa sekolah dekat rumah, mereka cukup bersepeda atau jalan kaki. Tidak perlu menggunakan kendaraan (yang dapat menghasilkan emisi gas buang) menuju sekolah,” ucapnya.

Optimalisasi Balai Latihan Kerja (BLK) pun jadi perhatian Nofel. Ia ingin BLK yang ada di Kota Bekasi dan Depok bekerja sama dengan pelaku industri. Dengan demikian, para peserta pelatihan bisa mendapatkan kurikulum dan fasilitas latihan sesuai kebutuhan pasar kerja.

Nofel juga berancang-ancang menyediakan insentif bagi para pelaku industri yang merekrut talenta lokal radius 5 km dari lokasi usaha. Ini pun mengingat tak sedikit lulusan sarjana di kedua daerah tersebut yang sulit mendapatkan pekerja dan lagi-lagi harus ke Jakarta.

Selain ingin menurunkan angka pengangguran setempat, inisiatif tersebut diharapkan dapat mengurangi kemacetan, polusi udara, dan penghematan konsumsi BBM bersubsidi.

“Kita harus berpikir jangka panjang dan holistik. Kita tidak bisa memecahkan masalah dengan cara yang sama dengan yang menciptakannya. Kita harus berinovasi dan berkolaborasi,” kata Nofel.

Upaya memanusiakan manusia lain yang ingin Nofel lakukan adalah menyetarakan pelayanan kesehatan. Ia menilai, tidak sedikit fasilitas kesehatan yang membedakan antara pasien BPJS dan pasien non-BPJS. Padahal, kesehatan yang layak itu adalah hak setiap orang.

“Saya tidak ingin ada perbedaan kualitas fasilitas perawatan dan obat antara orang berduit dan tidak berduit,” ujarnya.

Politisi berusia 36 tahun itu pun peduli akan isu food waste. Karena itu, ia sudah merencanakan sebuah program yang memperpanjang masa pakai bahan makanan yang hampir kedaluwarsa.

Sebagai contoh, di pasar tradisional. Sering terlihat banyak sayur atau buah yang tidak habis terjual atau cacat sebagian terbuang begitu saja. Padahal, kalau paham caranya, bahan makanan tersebut bisa diolah menjadi makanan.

“Nah, daripada dibuang, sayuran dan buah tersebut bisa dikumpulkan lalu diolah menjadi pangan gratis untuk orang membutuhkan. Jadi, enggak ada lagi juga orang kelaparan,” imbuhnya.

Upaya itu, lanjutnya, akan juga disosialisasikan ke restoran-restoran di Kota Bekasi dan Depok. Caranya, dengan mengedukasi pemilik usaha dan konsumen untuk menggunakan piring dan sendok terpisah bagi pelanggan. Dengan demikian, makanan utama yang tidak habis bisa dimanfaatkan lagi dengan dikemas sebaik dan sehigienis mungkin.

Dengan segala tujuan tersebut, ia berharap untuk bisa mendapatkan hati dari masyarakat dengan slogan kampanyenya “Izinkan Aku Mendapatkan Hatimu”.

“Kalau kita mau bergerak di dunia politik, harus pakai hati. Kalau politik (dijalankan) enggak pakai hati, dia akan menghalalkan segala cara,” tegas Nofel. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Permohonan Dinilai Kabur, MK Tak Dapat Terima Gugatan Gerindra Terkait Dapil Jabar 9

Permohonan Dinilai Kabur, MK Tak Dapat Terima Gugatan Gerindra Terkait Dapil Jabar 9

Nasional
Dewas KPK Heran Dilaporkan Ghufron ke Bareskrim Polri

Dewas KPK Heran Dilaporkan Ghufron ke Bareskrim Polri

Nasional
Wapres Kunker ke Mamuju, Saksikan Pengukuhan KDEKS Sulawesi Barat

Wapres Kunker ke Mamuju, Saksikan Pengukuhan KDEKS Sulawesi Barat

Nasional
Momen Jokowi Jadi Fotografer Dadakan Delegasi Perancis saat Kunjungi Tahura Bali

Momen Jokowi Jadi Fotografer Dadakan Delegasi Perancis saat Kunjungi Tahura Bali

Nasional
Berjasa dalam Kemitraan Indonesia-Korsel, Menko Airlangga Raih Gelar Doktor Honoris Causa dari GNU

Berjasa dalam Kemitraan Indonesia-Korsel, Menko Airlangga Raih Gelar Doktor Honoris Causa dari GNU

Nasional
Nadiem Ingin Datangi Kampus Sebelum Revisi Aturan yang Bikin UKT Mahal

Nadiem Ingin Datangi Kampus Sebelum Revisi Aturan yang Bikin UKT Mahal

Nasional
Saksi Kemenhub Sebut Pembatasan Kendaraan di Tol MBZ Tak Terkait Kualitas Konstruksi

Saksi Kemenhub Sebut Pembatasan Kendaraan di Tol MBZ Tak Terkait Kualitas Konstruksi

Nasional
Puan Maharani: Parlemen Dunia Dorong Pemerintah Ambil Langkah Konkret Atasi Krisis Air

Puan Maharani: Parlemen Dunia Dorong Pemerintah Ambil Langkah Konkret Atasi Krisis Air

Nasional
Hari Ke-10 Keberangkatan Haji: 63.820 Jemaah Tiba di Madinah, 7 Orang Wafat

Hari Ke-10 Keberangkatan Haji: 63.820 Jemaah Tiba di Madinah, 7 Orang Wafat

Nasional
Jokowi: Butuh 56 Bangunan Penahan Lahar Dingin Gunung Marapi, Saat Ini Baru Ada 2

Jokowi: Butuh 56 Bangunan Penahan Lahar Dingin Gunung Marapi, Saat Ini Baru Ada 2

Nasional
Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 Bersandar di Jakarta, Prajurit Marinir Berjaga

Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 Bersandar di Jakarta, Prajurit Marinir Berjaga

Nasional
Erupsi Gunung Ibu, BNPB Kirim 16 Juta Ton Bantuan Logistik untuk 1.554 Pengungsi

Erupsi Gunung Ibu, BNPB Kirim 16 Juta Ton Bantuan Logistik untuk 1.554 Pengungsi

Nasional
Pesawat Terlambat Bisa Pengaruhi Layanan Jemaah Haji di Mekkah

Pesawat Terlambat Bisa Pengaruhi Layanan Jemaah Haji di Mekkah

Nasional
Indonesia-Vietnam Kerja Sama Pencarian Buron hingga Perlindungan Warga Negara

Indonesia-Vietnam Kerja Sama Pencarian Buron hingga Perlindungan Warga Negara

Nasional
Survei IDEAS: Penghasilan 74 Persen Guru Honorer di Bawah Rp 2 Juta

Survei IDEAS: Penghasilan 74 Persen Guru Honorer di Bawah Rp 2 Juta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com