Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fahri Hamzah Duga Ada Pihak yang Marah karena Gibran Lepas dari Genggamannya

Kompas.com - 01/11/2023, 19:32 WIB
Tatang Guritno,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah menduga, ada pihak yang marah karena Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka memilih menjadi bakal calon wakil presiden (bacawapres) Koalisi Indonesia Maju (KIM).

Ia mengatakan, pihak tersebut naik pitam karena merasa Gibran merupakan figur yang penting di internalnya.

“Mungkin kemarahan itu sebab karena katakanlah tiba-tiba ada kartu Mas Gibran, yang kartu ini sangat penting sekali, tetapi lepas dari tangan mereka, itulah kemarahan-kemarahan yang tidak bisa kita berargumen dengan nalar sistem,” ujar Fahri di YouTube Gelora TV, Rabu (1/11/2023).

Baca juga: GASPOL! Hari Ini: Di Balik Layar Lobi-lobi Gibran Cawapres Prabowo

Fahri tak menyebut siapa pihak yang dianggapnya tengah menunjukkan kemarahan itu.

Namun, ia mengatakan, salah satu narasi yang dimunculkan oleh pihak-pihak tersebut yakni politik dinasti.

Padahal, menurut dia, politik dinasti tak relevan di Indonesia yang menganut sistem demokrasi.

“Dalam demokrasi, doktrinnya adalah mustahil dalam demokrasi ini satu orang mengontrol semua permainan,” ucap dia.

Ia pun menilai, pihak yang marah itu saat ini merasa berseberangan dengan Presiden Joko Widodo.

Baca juga: Nusron Wahid: Kalau PDI-P Mau Pecat Gibran Ya Monggo, Tak Usah Melankolis


Padahal, sebelumnya selalu bersama Jokowi hampir 10 tahun kepemimpinannya.

“Saya sering mengatakan, eh ke mana itu partai-partai yang besar yang selama ini bersama Presiden, ada dalam satu kubu. Kok tiba-tiba diujung seolah olah berbeda jauh, menurut saya ini adalah kemarahan, tidak bisa dilogikakan,” papar dia.

Terakhir, Fahri menyatakan, kemarahan pihak tertentu itu merupakan fakta politik yang harus dihadapi.

Ia optimistis bakal calon presiden (bacapres) dan bacawapres KIM, Prabowo Subianto dan Gibran bisa melalui situasi politik saat ini dan memenangkan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

“Begitu Mas Gibran muncul sebagai kartu yang signifikan dahsyat, akibatnya banyak orang marah. Tapi bahwa Prabowo-Gibran adalah simbolisasi dari idealnya kepemimpinan yang akan datang,” ujar dia.

Baca juga: Dukung Gibran, Ketua Umum Parpol Dalam Tekanan?

Saat ini, sejumlah elite PDI-P terus memberikan narasi kritis atas majunya Gibran sebagai bacawapres Prabowo.

Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto misalnya, mengaku kecewa karena Jokowi dianggap telah meninggalkan PDI-P.


Sementara itu, Ketua DPP PDI-P Djarot Saiful Hidayat menyatakan Gibran sebenarnya dipersiapkan menjadi calon pemimpin masa depan tapi terburu-buru untuk mengambil keputusan politik saat ini.

Ia menuturkan, langkah politik Gibran diambil dengan cara mengganggu konstitusi.

Sebab, keputusan Gibran menjadi pasangan Prabowo diambil setelah MK menyatakan usia capres-cawapres adalah 40 tahun atau pernah menjabat sebagai pejabat publik yang dipilih melalui pemilihan umun (pemilu).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 24 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 24 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Polri Sebut Mayoritas Judi Online Dioperasikan dari Mekong Raya

Polri Sebut Mayoritas Judi Online Dioperasikan dari Mekong Raya

Nasional
KPK Sadap Lebih dari 500 Ponsel, tetapi 'Zonk' karena Koruptor Makin Pintar

KPK Sadap Lebih dari 500 Ponsel, tetapi "Zonk" karena Koruptor Makin Pintar

Nasional
Polri Sebut Bandar Judi “Online” Akan Dijerat TPPU

Polri Sebut Bandar Judi “Online” Akan Dijerat TPPU

Nasional
Pimpinan KPK Sebut OTT 'Hiburan' agar Masyarakat Senang

Pimpinan KPK Sebut OTT "Hiburan" agar Masyarakat Senang

Nasional
Dapat Banyak Ucapan Ulang Tahun, Jokowi: Terima Kasih Seluruh Masyarakat Atas Perhatiannya

Dapat Banyak Ucapan Ulang Tahun, Jokowi: Terima Kasih Seluruh Masyarakat Atas Perhatiannya

Nasional
Polri: Perputaran Uang 3 Situs Judi Online dengan 18 Tersangka Capai Rp1 Triliun

Polri: Perputaran Uang 3 Situs Judi Online dengan 18 Tersangka Capai Rp1 Triliun

Nasional
Menag: Tidak Ada Penyalahgunaan Kuota Haji Tambahan

Menag: Tidak Ada Penyalahgunaan Kuota Haji Tambahan

Nasional
Polri Tangkap 5.982 Tersangka Judi 'Online' Sejak 2022, Puluhan Ribu Situs Diblokir

Polri Tangkap 5.982 Tersangka Judi "Online" Sejak 2022, Puluhan Ribu Situs Diblokir

Nasional
KPK Geledah Rumah Mantan Direktur PT PGN

KPK Geledah Rumah Mantan Direktur PT PGN

Nasional
Imbas Gangguan PDN, Lembaga Pemerintah Diminta Tak Terlalu Bergantung

Imbas Gangguan PDN, Lembaga Pemerintah Diminta Tak Terlalu Bergantung

Nasional
Soroti Vonis Achsanul Qosasi, Wakil Ketua KPK: Korupsi Rp 40 M, Hukumannya 2,5 Tahun

Soroti Vonis Achsanul Qosasi, Wakil Ketua KPK: Korupsi Rp 40 M, Hukumannya 2,5 Tahun

Nasional
Polri Akui Anggotanya Kurang Teliti saat Awal Pengusutan Kasus 'Vina Cirebon'

Polri Akui Anggotanya Kurang Teliti saat Awal Pengusutan Kasus "Vina Cirebon"

Nasional
Tanggapi Survei Litbang Kompas, Istana: Presiden Konsisten Jalankan Kepemimpinan Merakyat

Tanggapi Survei Litbang Kompas, Istana: Presiden Konsisten Jalankan Kepemimpinan Merakyat

Nasional
Kemensos: Bansos Tak Diberikan ke Pelaku Judi Online, Tetapi Keluarganya Berhak Menerima

Kemensos: Bansos Tak Diberikan ke Pelaku Judi Online, Tetapi Keluarganya Berhak Menerima

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com