Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Tangis dalam Pemeriksaan Dugaan Pelanggaran Etik Hakim MK, Nasib Gibran Terancam?

Kompas.com - 01/11/2023, 07:45 WIB
Vitorio Mantalean,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemeriksaan 3 hakim konstitusi oleh Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK), Selasa (31/10/2023), diliputi suasana tak mengenakkan.

"Intinya, banyak sekali masalah yang kami temukan. Jadi dari tiga hakim ini saja muntahan masalahnya ternyata banyak sekali," ujar Ketua MKMK Jimly Asshiddiqie, Selasa (31/10/2023) malam.

Jimly berujar, dalam pemeriksaan yang memang secara aturan harus digelar tertutup, pihaknya sengaja memberi ruang kepada para hakim konstitusi untuk bebas bercerita. Ia menyampaikan, tak sedikit dari cerita-cerita itu yang memang menyedihkan.

Baca juga: MKMK Minta Diyakinkan Bisa Koreksi Putusan MK soal Usia Capres-cawapres

"Yang nangis justru malah kami," ucapnya.

Senada, hakim konstitusi Enny Nurbaningsih juga melontarkan pengakuan yang sama selepas diperiksa sejam lebih pada Selasa malam.

"Sudah habis kami nangisnya tadi," kata Enny yang menjadi hakim ketiga yang diperiksa kemarin.

Sebelumnya, hakim kedua yang diperiksa, Arief Hidayat, juga tampak berwajah sendu. Ketika ditanya wartawan apakah dirinya menangis, ia membantah.

Akan tetapi, ia mengakui dirinya sedih dengan citra MK di mata publik yang sampai menjuluki lembaga itu "Mahkamah Keluarga". Julukan itu diberikan sejak persidangan atas perkara nomor 90/PUU-XXI/2023 tentang batas usia minimum capres-cawapres bergulir.

Belakangan, MK mengabulkan sebagian gugatan tersebut. Namun, sejumlah pihak menilai, putusan itu membuka jalan putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, untuk mencalonkan diri sebagai bakal calon wakil presiden (bacawapres).

“Kalaupun ada yang menganggap gitu, saya sedih sekali. Pengalaman saya sebagai hakim Mahkamah Konstitusi sudah 12 tahun. Kalau ada komentar begitu, saya sedih. Ngeri lah kalau bagi saya,” ujar Arief, yang sejak awal berseberangan dengan putusan kontroversial itu dan mengungkap kejanggalan-kejanggalan di baliknya.

Baca juga: Pemeriksaan 3 Hakim MK Rampung, Majelis Kehormatan Akui Terima Banyak Cerita Sedih

Sementara itu, Ketua MK Anwar Usman sebagai hakim konstitusi pertama yang diperiksa, sekaligus yang terbanyak dilaporkan, tak menampakkan raut wajah sedih.

Ia justru menegaskan bahwa dirinya memang merasa tidak perlu mundur dalam mengadili perkara tersebut, walau pemohon dengan eksplisit menjadikan keponakannya, Gibran, sebagai alasan menggugat batas usia minimum capres-cawapres.

"Pemohonnya itu siapa? Kan gitu," ucap Anwar.

"Yang menentukan jabatan milik Allah Yang Maha Kuasa," tuturnya.

Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman saat ditemui di Aula Gedung II MK, Selasa (24/10/2023).KOMPAS.com / IRFAN KAMIL Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman saat ditemui di Aula Gedung II MK, Selasa (24/10/2023).

Berupaya yakinkan majelis

Perdebatan publik mengenai relevansi MKMK bermuara pada satu topik: apakah lembaga penegak etik itu dapat membatalkan putusan MK, seandainya terbukti ada pelanggaran etik dan konflik kepentingan dalam penyusunannya?

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

KNKT Investigasi Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Fokus pada Kelayakan Kendaraan

KNKT Investigasi Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Fokus pada Kelayakan Kendaraan

Nasional
Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Nasional
Partai Buruh Berniat Gugat Aturan Usung Calon Kepala Daerah ke MK

Partai Buruh Berniat Gugat Aturan Usung Calon Kepala Daerah ke MK

Nasional
Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

Nasional
Jemaah Haji Mulai Diberangkatkan, Fahira Idris: Semoga Sehat, Selamat, dan Mabrur

Jemaah Haji Mulai Diberangkatkan, Fahira Idris: Semoga Sehat, Selamat, dan Mabrur

Nasional
Jemaah Haji Gelombang Pertama Tiba di Madinah, Disambut Meriah

Jemaah Haji Gelombang Pertama Tiba di Madinah, Disambut Meriah

Nasional
Jokowi Diminta Tak Cawe-cawe Pemilihan Capim KPK

Jokowi Diminta Tak Cawe-cawe Pemilihan Capim KPK

Nasional
PBNU: Pratik Haji Ilegal Rampas Hak Kenyamanan Jemaah

PBNU: Pratik Haji Ilegal Rampas Hak Kenyamanan Jemaah

Nasional
Prabowo Disebut Bisa Kena Getah jika Pansel Capim KPK Bentukan Jokowi Buruk

Prabowo Disebut Bisa Kena Getah jika Pansel Capim KPK Bentukan Jokowi Buruk

Nasional
Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

Nasional
Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

Nasional
Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Nasional
Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Nasional
Partai Negoro Resmi Diluncurkan, Diinisiasi Faizal Assegaf

Partai Negoro Resmi Diluncurkan, Diinisiasi Faizal Assegaf

Nasional
Tinjau TKP Kecelakaan Maut Bus di Subang, Kakorlantas: Tak Ditemukan Jejak Rem

Tinjau TKP Kecelakaan Maut Bus di Subang, Kakorlantas: Tak Ditemukan Jejak Rem

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com