Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPP Klaim Tak Kecil Hati meski Sandiaga Gagal Jadi Cawapres Ganjar

Kompas.com - 18/10/2023, 12:46 WIB
Ardito Ramadhan,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Plt Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Mardiono mengeklaim, partainya tidak berkecil hati meski Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PPP Sandiaga Uno tidak menjadi calon wakil presiden (cawapres) pendamping Ganjar.

Mardiono menyatakan, Sandiaga masih punya tugas sebagai Ketua Bappilu PPP yang akan menentukan keberhasilan partai tersebut pada Pemilu 2024.

"Oh tidak (kecil hati), tidak (kecewa), ini Pak Sandi bersama dengan PPP terus karena Pak Sandi memiliki tanggung jawab sebagai ketua badan pemenangan pemilu nasional. Jadi menang kalahnya PPP itu ada di pundak Pak Sandi," kata Mardiono seusai pengumuman pasangan Ganjar-Mahfud di Kantor DPP PDI-P, Jakarta, Rabu (18/10/2023).

Baca juga: Beda Kebiasaan PDI-P di Hari Deklarasi Ganjar-Mahfud, Absennya Jokowi

Mardiono mengakui bahwa rapat pimpinan nasional PPP telah memberi amanat agar Sandiaga diperjuangkan untuk menjadi cawapres pendamping Ganjar.

Namun, ia mengeklaim, hal itu bukan didasari pada kepentingan pragmatis, melainkan demi politik kebangsaan.

Menurut Mardiono, Sandiaga sesungguhnya tidak mempunyai ambisi untuk mendapatkan posisi cawapres.

Baca juga: Mahfud MD, Dulu Hampir Jadi Cawapres Jokowi, Kini Jadi Cawapres Ganjar

"Pak Sandiaga Salahuddin Uno juga tidak memiliki ambisi. Namun, apabila diberi kepercayaan, diberi tugas, maka tugas dan amanah itulah yang akan dilaksanakan," kata Mardiono.

Ia pun menegaskan bahwa PPP akan tetap mendukung pasangan Ganjar-Mahfud meski kadernya tidak maju pada Pilpres 2024.

"Saya, Pak Sandi, PPP, secara keseluruhan dari mulai tingkat ketua umum sampai ke tingkat yang paling bawah, saya akan terus berjihad, berikhtiar untuk memperjuangkan agar pasangan Pak Ganjar Pranowo dan Pak Mahfud MD itu mendapatkan kepercayaan dari rakyat Indonesia," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Bertemu PBB di Bali, Jokowi Tegaskan Akar Konflik Palestina-Israel Harus Diselesaikan

Bertemu PBB di Bali, Jokowi Tegaskan Akar Konflik Palestina-Israel Harus Diselesaikan

Nasional
Lemhannas: Transisi Kepemimpinan Jokowi ke Prabowo Relatif Mulus, Tak Akan Ada Gejolak

Lemhannas: Transisi Kepemimpinan Jokowi ke Prabowo Relatif Mulus, Tak Akan Ada Gejolak

Nasional
Jokowi Sampaikan Dukacita atas Meninggalnya Presiden Iran

Jokowi Sampaikan Dukacita atas Meninggalnya Presiden Iran

Nasional
Laporkan Dewas KPK yang Berusia Lanjut ke Bareskrim, Nurul Ghufron Tak Khawatir Dicap Negatif

Laporkan Dewas KPK yang Berusia Lanjut ke Bareskrim, Nurul Ghufron Tak Khawatir Dicap Negatif

Nasional
Bertemu Presiden Fiji di Bali, Jokowi Ajak Jaga Perdamaian di Kawasan Pasifik

Bertemu Presiden Fiji di Bali, Jokowi Ajak Jaga Perdamaian di Kawasan Pasifik

Nasional
Saat Revisi UU Kementerian Negara Akan Jadi Acuan Prabowo Susun Kabinet, Pembahasannya Disebut Kebetulan...

Saat Revisi UU Kementerian Negara Akan Jadi Acuan Prabowo Susun Kabinet, Pembahasannya Disebut Kebetulan...

Nasional
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Laporkan Dewas KPK Ke Bareskrim Polri Atas Dugaan Pencemaran Nama Baik

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Laporkan Dewas KPK Ke Bareskrim Polri Atas Dugaan Pencemaran Nama Baik

Nasional
Marinir Ungkap Alasan Tak Bawa Jenazah Lettu Eko untuk Diotopsi

Marinir Ungkap Alasan Tak Bawa Jenazah Lettu Eko untuk Diotopsi

Nasional
MK: Tak Ada Keberatan Anwar Usman Adili Sengketa Pileg yang Libatkan Saksi Ahlinya di PTUN

MK: Tak Ada Keberatan Anwar Usman Adili Sengketa Pileg yang Libatkan Saksi Ahlinya di PTUN

Nasional
Kemenag Sayangkan 47,5 Persen Penerbangan Haji Garuda Alami Keterlambatan

Kemenag Sayangkan 47,5 Persen Penerbangan Haji Garuda Alami Keterlambatan

Nasional
Laporan Fiktif dan Manipulasi LPJ Masih Jadi Modus Korupsi Dana Pendidikan

Laporan Fiktif dan Manipulasi LPJ Masih Jadi Modus Korupsi Dana Pendidikan

Nasional
Dana Bantuan dan Pengadaan Sarana-Prasarana Pendidikan Masih Jadi Target Korupsi

Dana Bantuan dan Pengadaan Sarana-Prasarana Pendidikan Masih Jadi Target Korupsi

Nasional
Lettu Eko Terindikasi Terlilit Utang Karena Judi Online, Dankormar: Utang Almarhum Rp 819 Juta

Lettu Eko Terindikasi Terlilit Utang Karena Judi Online, Dankormar: Utang Almarhum Rp 819 Juta

Nasional
Disambangi Bima Arya, Golkar Tetap Condong ke Ridwan Kamil untuk Pilkada Jabar

Disambangi Bima Arya, Golkar Tetap Condong ke Ridwan Kamil untuk Pilkada Jabar

Nasional
Beri Pesan untuk Prabowo, Try Sutrisno: Jangan Sampai Tonjolkan Kejelekan di Muka Umum

Beri Pesan untuk Prabowo, Try Sutrisno: Jangan Sampai Tonjolkan Kejelekan di Muka Umum

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com