PERNYATAAN Ganjar Pranowo, bakal calon presiden (capres) PDIP, saat menjawab pertanyaan mahasiswa pada kuliah kebangsaan di FISIP UI, Senin (18/9/2023), menarik disimak.
Ganjar mengingatkan publik tak terburu-buru memilih dirinya pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2024. Ia justru meminta masyarakat untuk lebih dulu mengenali semua bacapres.
“Tidak harus Ganjar, jangan tergesa-gesa memilih Ganjar. Anda cek dulu, Anda pastikan dulu Anda yakin enggak dengan saya,” kata Ganjar (Kompas.com, 18/09/2023).
Pernyataan Ganjar Pranowo itu menarik, menurut saya, karena menantang para pemilih, terutama kalangan pemuda dan mahasiswa, untuk menjadi “pemilih rasional”.
Tantangan Ganjar itu sangat relevan dihubungkan dengan hasil survei Kompas perihal pemilih bimbang, yakni pemilih yang belum menentukan pilihan (undecided voters) pada Pilpres 2024.
Hasil survei Kompas pada Agustus 2023 menunjukkan masih ada 27,9 persen pemilih bimbang (Kompas.id, 18/09/2023). Angka undecided voters untuk pilihan presiden itu ternyata membesar dibanding survei Mei 2023.
Pada survei Mei 2023, angka undecided voters untuk pilihan presiden sebesar 24,7 persen. Terjadi penambahan 3,2 persen dalam empat bulan terakhir.
Undecided voters dapat dipandang sebagai ceruk potensial untuk mendulang suara. Persentase kelompok ini untuk pilihan presiden tidak dapat diabaikan. Angka 27,9 persen pemilih bimbang untuk presiden masih lebih tinggi dari angka elektabiltas bakal capres.
Hasil survei Kompas pada Agustus 2023, elektabilitas Ganjar Pranowo di angka 24,9 persen, Prabowo Subianto 24,6 persen, dan Anies Baswedan 12,7 persen (Kompas.id, 22/08/2023).
Elektabilitas semua bakal capres masih di bawah undecided voters, sehingga masuk akal bakal capres harus berjibaku merebut hati mereka. Untuk itu profil undecided voters perlu mendapatkan perhatian.
Hasil survei Kompas Agustus 2023, menunjukkan semakin tinggi usia responden, semakin tinggi jumlah yang belum menyatakan pilihan.
Pada kelompok usia 17-24 tahun sebanyak 24,9 persen. Di kelompok usia 24-40 tahun sebesar 25,1 persen. Pada kelompok usia 41-60 tahun, angka yang belum menyatakan pilihan masih 30,4 persen.
Angka ini meningkat pada kelompok usia lebih dari 60 tahun, yakni mencapai 42,1 persen (Kompas.id, 18/09/2023).
Data tersebut merefleksikan, dari sisi usia, semakin tua usia pemilih, semakin tinggi kehati-hatian dalam menyatakan pilihan politik. Mereka belum akan menyatakan pilihan jika belum yakin benar siapa yang harus dipilih.
Mereka membutuhkan hal-hal yang dapat meyakinkan. Para bacapres ditantang. Mereka harus berjibaku meyakinkan para undecided voters tersebut.