Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menakar Elektabilitas Mahfud MD yang "Timbul Tenggelam"...

Kompas.com - 13/09/2023, 19:22 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nama Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD kembali santer terdengar sebagai bakal calon wakil presiden (bacawapres) Ganjar Pranowo, yang diusung PDIP bersama Hanura, Perindo, dan PPP.

Sebelum didapuk menjadi menteri koordinator dalam periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo, namanya sempat masuk dalam bursa bacawapres pendamping Jokowi pada Pilpres 2019.

Baca juga: Lewat Pantun, Sekjen PDI-P Sebut Mahfud MD Bacawapres Tegak Lurus

Akan tetapi, pasangan Jokowi-Mahfud kandas di tengah jalan, setelah Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin dipilih jadi bakal calon presiden.

Kini, dalam dinamika politik menuju Pilpres  2024, nama Mahfud kembali santer digadang-gadang menjadi sosok yang tepat menjadi bacapres Ganjar.

Sempat timbul, lalu tenggelam

Mahfud santer dan mendapat banyak dukungan saat berani mengungkap transaksi mencurigakan senilai Rp 349 triliun di lingkungan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

Beberapa survei pun menempatkan namanya di jajaran atas elektabilitas calon wakil presiden. Dalam survei Charta Politika Indonesia misalnya, ia berada di urutan ketiga elektabilitas bersama Sandiaga Uno dan Ridwan Kamil.

Survei yang dilakukan melalui wawancara tatap muka pada 2-7 Mei 2023 itu menempatkan Mahfud dengan elektabilitas 15,2 persen.

Sementara nomor urut pertama dan kedua diisi oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno dengan elektabilitas 19,8 persen dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sebesar 18,4 persen.

Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya menduga, elektabilitas Mahfud sebagai cawapres melejit lantaran gaya komunikasinya sebagai pejabat publik berbeda dengan pejabat-pejabat lainnya.

"Pak Mahfud ini saya tidak tahu apakah ada pengaruh karena keberaniannya di Komisi III yang menampilkan gaya komunikasi politiknya yang agak berbeda dengan sebagian pejabat yang lain. Dan kadang-kadang publik atau netizen itu senang sekali gitu dengan dobrakan-dobrakan seperti itu," katanya saat itu.

Baca juga: PDI-P Yakin Mahfud dan Megawati Lebih Banyak Bahas Masalah Bangsa daripada Politik Praktis

Tak hanya itu, ia sempat mendapat tawaran menjadi cawapres Anies yang disampaikan langsung oleh Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu. Namun, tawaran yang disampaikan Syaikhu bersama politisi PKS Al Muzzammil Yusuf itu ditolak.

Kedatangan keduanya ke rumah Mahfud kala itu memang dimaksudkan untuk penjajakan pencarian bakal cawapres untuk Anies, sebelum Partai Nasdem akhirnya menggandeng Ketum PKB Muhaimin Iskandar sebagai pendamping Anies.

Saat namanya beredar, Mahfud sempat mengaku tidak berniat maju dalam Pilpres 2024 karena sudah 22 tahun berkarier mengemban jabatan publik.

Pun menyatakan trauma karena ia tak dipilih menjadi pendamping Jokowi di "detik-detik" akhir pada Pilpres 2019.

Timbul kembali

Belakangan ini, nama Mahfud kembali dibicarakan karena melangsungkan sejumlah pertemuan dengan elite partai politik.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasto PDI-P: Banteng Boleh Terluka, tapi Harus Tahan Banting

Hasto PDI-P: Banteng Boleh Terluka, tapi Harus Tahan Banting

Nasional
PDI-P Sentil Penunjukan Pansel Capim KPK: Banyak yang Kita Tak Tahu 'Track Record' Pemberantasan Korupsinya

PDI-P Sentil Penunjukan Pansel Capim KPK: Banyak yang Kita Tak Tahu "Track Record" Pemberantasan Korupsinya

Nasional
Respons Putusan MA, Demokrat: Bisa Ikut Pilkada Belum Tentu Menang

Respons Putusan MA, Demokrat: Bisa Ikut Pilkada Belum Tentu Menang

Nasional
Blok Rokan Jadi Penghasil Migas Terbesar Se-Indonesia, Jokowi Berikan Apresiasi

Blok Rokan Jadi Penghasil Migas Terbesar Se-Indonesia, Jokowi Berikan Apresiasi

Nasional
Tiru India, Pemerintah Siapkan PP Mudahkan Diaspora Balik ke Indonesia

Tiru India, Pemerintah Siapkan PP Mudahkan Diaspora Balik ke Indonesia

Nasional
Menpan-RB Dorong Kantor Perwakilan RI Terapkan Pelayanan Publik Terintegrasi

Menpan-RB Dorong Kantor Perwakilan RI Terapkan Pelayanan Publik Terintegrasi

Nasional
Putusan MA soal Usia Calon Kepala Daerah Dinilai Beri Karpet Merah Dinasti Jokowi

Putusan MA soal Usia Calon Kepala Daerah Dinilai Beri Karpet Merah Dinasti Jokowi

Nasional
Kunjungi Kantor Pusat DEC di China, Puan Tekankan Pentingnya Peningkatan Kerja Sama Antarnegara 

Kunjungi Kantor Pusat DEC di China, Puan Tekankan Pentingnya Peningkatan Kerja Sama Antarnegara 

Nasional
Isnaq Rozaq, Peternak Termuda DD Farm Jateng yang Tekun Gapai Mimpi Jadi Musisi

Isnaq Rozaq, Peternak Termuda DD Farm Jateng yang Tekun Gapai Mimpi Jadi Musisi

Nasional
Prabowo Bertemu PM Baru Singapura, Janji Lanjutkan Kerja Sama Bilateral

Prabowo Bertemu PM Baru Singapura, Janji Lanjutkan Kerja Sama Bilateral

Nasional
PDI-P Pertimbangkan Usung Anies di Jakarta jika Diusulkan Akar Rumput

PDI-P Pertimbangkan Usung Anies di Jakarta jika Diusulkan Akar Rumput

Nasional
Sempat Tidak Fit, Megawati Sapa Warga di Kantor PDI-P Ende

Sempat Tidak Fit, Megawati Sapa Warga di Kantor PDI-P Ende

Nasional
Sentil Projo, PDI-P: Pemimpin Partai Lahir dari Kaderisasi, Bukan Berupaya Perpanjang Kekuasaan

Sentil Projo, PDI-P: Pemimpin Partai Lahir dari Kaderisasi, Bukan Berupaya Perpanjang Kekuasaan

Nasional
PDI-P Ingatkan GP Ansor: Spirit NU untuk Merah Putih, Bukan Keluarga

PDI-P Ingatkan GP Ansor: Spirit NU untuk Merah Putih, Bukan Keluarga

Nasional
Profil Thomas Djiwandono, Ponakan Prabowo yang Dikenalkan Sri Mulyani ke Publik

Profil Thomas Djiwandono, Ponakan Prabowo yang Dikenalkan Sri Mulyani ke Publik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com