Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Virdika Rizky Utama
Peneliti PARA Syndicate

Peneliti PARA Syndicate dan Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Politik, Shanghai Jiao Tong University.

Melampaui Adu Gagasan Capres: Pentingnya Pemaparan Program dan Anggaran

Kompas.com - 12/09/2023, 09:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

MENUJU Pemilihan Presiden 2024, Indonesia menuntut capres menawarkan bukan sekadar gagasan, tapi program kerja dan anggaran yang nyata dan terukur.

Dua bulan menjelang pendaftaran calon presiden dan wakil presiden (capres dan cawapres) pada 19 Oktober 2023, atmosfer politik di Indonesia semakin memanas.

Momen penting ini menandai langkah awal menuju pemilihan presiden 2024, peristiwa krusial yang akan menentukan arah masa depan bangsa.

Survei Litbang Kompas, barometer sentimen publik yang dilakukan pada 27 Juli hingga 7 Agustus 2023, memberikan gambaran jelas tentang lanskap politik yang sedang berkembang.

Ganjar Pranowo, yang mewakili Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), muncul dengan tingkat elektabilitas yang patut dipuji, yaitu 24,9 persen.

Di bawahnya, Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerindra yang tangguh, membanggakan diri dengan 24,6 persen.

Namun, memberikan bayangan yang beragam pada tabel elektoral ini, Anies Baswedan dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) menandai wilayahnya dengan 12,7 persen.

Apa yang terlihat jelas adalah duel elektoral yang akan datang antara Pranowo dan Ganjar, dengan jajak pendapat yang menunjukkan kebuntuan virtual.

Dalam lingkungan yang penuh dengan pertaruhan seperti ini, nilai dari wacana kebijakan substantif dan perdebatan yang memperkaya semakin meningkat.

Namun, di luar pertarungan elektoral, muncul seruan keras untuk perubahan paradigma: transisi dari ranah ide abstrak ke ranah nyata berupa program kerja yang dapat ditindaklanjuti dan anggaran yang jelas.

Pergeseran transenden ini menggarisbawahi pendewasaan demokrasi Indonesia, yang menekankan pentingnya pragmatisme di atas sekadar politik.

Hasil survei Kompas pada Agustus 2023, menunjukkan narasi yang menarik - bahwa pemilih mencari diferensiasi dalam gaya dan visi kepemimpinan.

Diferensiasi ini tidak bisa lagi disembunyikan atau dibungkus dengan gagasan-gagasan visioner yang luas.

Apa yang tampaknya didambakan oleh para pemilih dan memang seharusnya begitu, adalah rincian detail operasional. Namun mengapa pergeseran dari visi ke operasi, dari ide ke tindakan, menjadi sangat penting sekarang?

Sebagai permulaan, ide-ide politik sangat penting. Ide-ide tersebut memberikan kerangka kerja dan memberikan arah bagi pemerintahan.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MK: Anwar Usman Tetap Adili Sengketa Pileg yang Libatkan Saksi Ahlinya di PTUN

MK: Anwar Usman Tetap Adili Sengketa Pileg yang Libatkan Saksi Ahlinya di PTUN

Nasional
9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja, Imam Prasodjo Singgung soal Konsep 'Link and Match'

9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja, Imam Prasodjo Singgung soal Konsep "Link and Match"

Nasional
MK Didesak Larang Anwar Usman Putus Sengketa Pileg yang Libatkan Saksi Ahlinya

MK Didesak Larang Anwar Usman Putus Sengketa Pileg yang Libatkan Saksi Ahlinya

Nasional
Try Sutrisno Peringatkan Prabowo Jangan Ceroboh Tambah Kementerian

Try Sutrisno Peringatkan Prabowo Jangan Ceroboh Tambah Kementerian

Nasional
Kakak SYL Disebut Dapat Duit Rp 10 Juta Per Bulan dari Kementan

Kakak SYL Disebut Dapat Duit Rp 10 Juta Per Bulan dari Kementan

Nasional
PDI-P Tak Bakal Cawe-cawe dalam Penyusunan Kabinet Prabowo-Gibran

PDI-P Tak Bakal Cawe-cawe dalam Penyusunan Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Saksi Sebut Pedangdut Nayunda Nabila Dititip Kerja di Kementan jadi Asisten Anak SYL

Saksi Sebut Pedangdut Nayunda Nabila Dititip Kerja di Kementan jadi Asisten Anak SYL

Nasional
Gerindra: Revisi UU Kementerian Negara Akan Jadi Acuan Prabowo Susun Kabinet

Gerindra: Revisi UU Kementerian Negara Akan Jadi Acuan Prabowo Susun Kabinet

Nasional
9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja, Imam Prasodjo Dorong Pelibatan Unit Kerja Kreatif

9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja, Imam Prasodjo Dorong Pelibatan Unit Kerja Kreatif

Nasional
Cegah Jual Beli Suara, Perludem Minta MK Lanjutkan Sengketa PPP-Partai Garuda ke Pembuktian

Cegah Jual Beli Suara, Perludem Minta MK Lanjutkan Sengketa PPP-Partai Garuda ke Pembuktian

Nasional
Minta Pejabat Kementan Beli Mikrofon Rp 25 Juta, SYL: Saya Pinjam Dek

Minta Pejabat Kementan Beli Mikrofon Rp 25 Juta, SYL: Saya Pinjam Dek

Nasional
Zulhas Sebut Para Mendag APEC 2024 Sepakat Dorong Digitalisasi dalam Perdagangan di Era Modern

Zulhas Sebut Para Mendag APEC 2024 Sepakat Dorong Digitalisasi dalam Perdagangan di Era Modern

Nasional
Bantah Tak Solid, Elite PDI-P Sebut Semua Kader Boleh Berpendapat Sebelum Megawati Ambil Keputusan

Bantah Tak Solid, Elite PDI-P Sebut Semua Kader Boleh Berpendapat Sebelum Megawati Ambil Keputusan

Nasional
BNPT: Indonesia Berkomitmen Tindak Lanjuti Resolusi Penanganan Anak yang Terasosiasi Kelompok Teroris

BNPT: Indonesia Berkomitmen Tindak Lanjuti Resolusi Penanganan Anak yang Terasosiasi Kelompok Teroris

Nasional
PKS Akui Komunikasi dengan Anies dan Sudirman Said untuk Pilkada DKI

PKS Akui Komunikasi dengan Anies dan Sudirman Said untuk Pilkada DKI

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com