Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menakar 2 Peluang Demokrat Mencari Kawan Baru Usai Gejolak "Koalisi Perubahan"

Kompas.com - 04/09/2023, 14:47 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Langkah politik selanjutnya Partai Demokrat setelah mencabut dukungan dari Anies Baswedan dan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) terus dinantikan.

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dalam pidato pada Jumat (1/9/2023) lalu menyatakan ada kemungkinan mereka akan mencari mitra koalisi baru.

Hal itu terjadi karena Demokrat merasa ditelikung oleh manuver Partai Nasdem, yang memasangkan bakal capres Anies Baswedan dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (Cak Imin).

Partai Demokrat juga mesti bergerak cepat buat menentukan dukungan karena waktu pendaftaran bakal capres dan cawapres semakin dekat.

Baca juga: AHY Nyatakan Demokrat Sudah Move On dan Siap Lirik Koalisi Lain

Jika tidak bisa memanfaatkan waktu yang tersisa, Demokrat dinilai bakal kesulitan menentukan posisi seperti terjadi pada Pemilu 2014 dan 2019 silam.

Menurut peneliti Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro, jika Partai Demokrat bisa mencari mitra koalisi baru maka kemungkinan akan membuat peta persaingan menjelang Pilpres 2024 semakin menarik.

"Membangun poros baru dengan PPP (Partai Persatuan Pembangunan) dan Partai Demokrat akan menjadi opsi menarik," kata Bawono saat dihubungi pada Minggu (4/9/2023).

"Apalagi dalam beberapa minggu terakhir kabar tentang rancangan poros baru ini sudah mencuat ke ruang publik," sambung Bawono.

Baca juga: Kecewanya Ketua DPC Demokrat Bekasi, Instruksikan Kader Tak Pilih Anies Baswedan sampai Copot Baliho Anies-AHY

 

Dalam sidang Majelis Tinggi Partai Demokrat pekan lalu, SBY sempat menyinggung soal itu.

SBY menyebut terdapat seorang menteri di Kabinet Indonesia Maju yang mendekati Demokrat untuk membentuk koalisi.

Tanpa menyebut nama menteri itu, masyarakat dinilai sudah mengetahui sosok yang dimaksud adalah Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno.

Apalagi SBY juga menyebut kalimat kunci yakni apa yang dilakukan Sandiaga sudah sepengetahuan Pak Lurah, yang diduga merujuk kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Akan tetapi, Demokrat dinilai harus bisa meyakinkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) buat mengikuti langkah mereka.

Baca juga: Sikap PKS Berubah: Dulu Dukung Demokrat soal Pengumuman Bakal Cawapres, Kini Dukung Anies-Cak Imin

Sampai saat ini PPP masih berkoalisi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), dan mendukung Ganjar Pranowo sebagai bakal capres. Akan tetapi, tawaran supaya PDI-P memasangkan Ganjar dengan Sandiaga yang merupakan Ketua Badan Pemenangan Pemilu PPP belum disetujui.

Sementara PKS kemungkinan tidak akan begitu saja melepaskan diri dari Anies, demi mempertahankan basis suara dan mendapatkan efek ekor jas (coattail effect).

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com