JAKARTA, KOMPAS.com - Manuver Partai Nasdem dan bakal calon presiden (bacapres) Anies Baswedan yang disebut secara sepihak sepakat menggandeng Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai bakal cawapres bakal berdampak luas dari berbagai hal.
Partai Demokrat sebagai anggota Koalisi Perubahan dan Persatuan (KPP) menyatakan kecewa dan merasa dikhianati atas manuver Nasdem yang memasangkan Anies dan Cak Imin.
Dari sisi elektoral, keputusan memasangkan Anies dengan Cak Imin kemungkinan besar adalah hendak memperkecil selisih suara dari pesaingnya, yakni Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto, di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
"Pemilihan figur Cak Imin sebagai bakal calon wakil presiden Anies Baswedan memang mungkin saja didasarkan pada kebutuhan untuk menutup ketertinggalan elektoral Anies Baswedan dari Ganjar dan Prabowo Subianto di Jawa Tengah dan Jawa Timur," kata peneliti Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro, dalam keterangannya pada Jumat (1/9/2023).
Baca juga: Usai Dikhianati Anies, SBY Puji Cara Puan dan Prabowo Bujuk Demokrat
Upaya menutup selisih suara di Jawa Tengah dan Jawa Timur memang harus dilakukan supaya Anies buat mengejar ketertinggalan elektoral. Akan tetapi, pilihan itu mengandung itu risiko
Menurut Bawono, apabila Anies Baswedan berpasangan dengan Cak Imin, maka kemungkinan besar dia akan sulit mengungguli Prabowo Subianto di Jawa Barat.
"Oleh karena tingkat elektabilitas Anies Bawsedan dan Prabowo Subianto kompetitif di Jawa Barat, maka salah memilih pasangan bisa saja akan berimbas pada penurunan tingkat elektabilitas," ujar Bawono.
Apalagi menurut Bawono, Cak Imin tidak terlalu populer di kawasan Jawa Barat.
"Cak Imin bukanlah figur kuat di Tanah Pasundan. PKB pun tidak terlalu signifikan memperoleh suara di Jawa Barat di pemilu tahun 2019. Bukan partai politik tiga besar di Jawa Barat. Tidak seperti di Jawa Timur dan Jawa Tengah," ucap Bawono.
Baca juga: SBY Ungkap Kader Demokrat Bersimpati AHY Dikhianati Nasdem dan Anies
Di sisi lain, Bawono menilai Anies juga belum tentu mampu unggul dari Ganjar dan Prabowo di Jawa Tengah maupun Jawa Timur, meskipun jika nantinya berpasangan dengan Cak Imin dan didukung PKB.
"Karena elektabilitas Anies Baswedan di kedua provinsi itu sudah sangat tertinggal jauh Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo," kata Bawono.
Di sisi lain, Bawono merujuk kepada hasil survei Indikator yang memaparkan performa elektabilitas Anies jika berpasangan dengan AHY cukup bersaing.
"Kalau merujuk dari hasil-hasil survei selama ini, termasuk survei Indikator, memilih AHY sebagai pendamping bukanlah pilihan buruk bagi Anies Baswedan," ujar Bawono.
"Dalam berbagai simulasi pasangan calon, memang Anies Baswedan terlihat lebih baik secara elektoral apabila berpasangan dengan AHY," sambung Bawono.
Baca juga: Ditelikung Nasdem dan Anies, SBY Saran Demokrat Tak Tergesa Bersikap
Faktor lain yang bakal mempengaruhi jika Anies benar-benar berpasangan dengan Cak Imin adalah interaksi para pendukung masing-masing kubu.