Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Rumor Istana Jegal AHY Jadi Cawapres Anies, PDI-P Harap Demokrat Tetap Kepala Dingin

Kompas.com - 01/09/2023, 12:29 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP PDI-P Said Abdullah berharap Partai Demokrat tetap menghadapi kejadian duet Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dengan berkepala dingin.

Ia pun meminta Demokrat tidak mengaitkan kejadian itu dengan rumor adanya keterlibatan pihak Istana untuk menjegal Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi calon wakil presiden (cawapres) Anies.

"Saya cuma berharap akibat kejadian ini kawan-kawan Partai Demokrat tetap kepala dingin, tidak melontarkan pernyataan bahwa hal itu karena cawe-cawe Presiden Jokowi," kata Said kepada Kompas.com, Jumat (1/9/2023).

Baca juga: “Ketimbang Koalisi dengan Nasdem-PKB tapi Dikhianati, Demokrat Baiknya Merapat ke PDI-P”

Ucapan serupa juga disampaikan Said jika wacana Anies-Cak Imin dalam Pilpres 2024 benar terwujud.

Sekali lagi, ia menilai hal itu bukanlah wujud cawe-cawe Presiden Jokowi untuk Pilpres 2024.

"Pak Surya Paloh sendiri sudah menegaskan hal itu kepada kawan-kawan wartawan. Saya memahami penuh kekecewaan kawan-kawan Partai Demokrat, ibarat sudah mempersiapkan kerja sama politik sedemikian rupa, namun tidak sesuai yang mereka harapkan," ucap Said.

Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR ini menjelaskan, cawe-cawe yang dimaksudkan Jokowi justru agar persatuan nasional tetap utuh.

Baca juga: Jokowi Klaim Tak Bahas Duet Anies-Muhaimin Saat Bertemu Surya Paloh

Dalam arti, menurut Said, Jokowi ingin memastikan bahwa penyelenggara Pemilu tetap profesional dan imparsial agar kualitas pesta demokrasi semakin baik serta melahirkan kepemimpinan nasional yang kuat.

"Sebab persatuan nasional adalah modal sosial kita melanjutkan pembangunan kedepan, apalagi tantangan kita ke depan akan semakin kompleks," jelas Said.

Lebih jauh, Said berpandangan bahwa konteks pernyataan Presiden tentang cawe-cawe itu dimaksudkan agar aparatur negara, seperti TNI dan Polri, tidak ikut terlibat politik dukung-mendukung dalam pemilu.

"Cawe-cawe beliau juga dimaksudkan agar tidak terjadi segregasi sosial yang tajam akibat penggunaan politik identitas yang mencuat pada Pemilu 2014 dan 2019," tegasnya.

Baca juga: Bahas Pemilu Damai 2024, Mendagri: Kalau Kalah, Jangan Marah-marah

Diberitakan sebelumnya, anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Syarief Hasan mengaku mendengar rumor bahwa bakal calon presiden (bacapres) Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Anies Baswedan tak boleh maju Pilpres 2024 bersama AHY sebagai bakal calon wakil presiden (bacawapres).

Informasi itu didapatkannya setelah Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta, 17 Juli 2023.

“Ada rumor dan info yang perlu diklarifikasi kebenarannya bahwa Nasdem terpengaruh info, rumor, yang mengisyaratkan bahwa Anies boleh maju capres, asal tidak berpasangan dengan AHY,” ujar Syarief dalam keterangannya, Rabu (30/8/2023).

Sehari berselang, Anies disebut telah mengumumkan siapa cawapresnya, yaitu Ketum PKB Muhaimin Iskandar.

Baca juga: Demokrat Anggap Manuver Nasdem dan Duet Anies-Cak Imin Penghinaan

Halaman:


Terkini Lainnya

Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Nasional
Menaker: Pancasila Jadi Bintang Penuntun Indonesia di Era Globalisasi

Menaker: Pancasila Jadi Bintang Penuntun Indonesia di Era Globalisasi

Nasional
Momen Jokowi 'Nge-Vlog' Pakai Baju Adat Jelang Upacara di Riau

Momen Jokowi "Nge-Vlog" Pakai Baju Adat Jelang Upacara di Riau

Nasional
Refleksi Hari Pancasila, Mahfud Harap Semua Pemimpin Tiru Bung Karno yang Mau Berkorban untuk Rakyat

Refleksi Hari Pancasila, Mahfud Harap Semua Pemimpin Tiru Bung Karno yang Mau Berkorban untuk Rakyat

Nasional
Singgung Kesejarahan Ende dengan Bung Karno, Megawati: Pancasila Lahir Tidak Melalui Jalan Mudah

Singgung Kesejarahan Ende dengan Bung Karno, Megawati: Pancasila Lahir Tidak Melalui Jalan Mudah

Nasional
Minta Tapera Tak Diterapkan, PDI-P: Rakyat Sedang Hadapi Persoalan yang Berat

Minta Tapera Tak Diterapkan, PDI-P: Rakyat Sedang Hadapi Persoalan yang Berat

Nasional
 Jokowi Targetkan Blok Rokan Produksi Lebih dari 200.000 Barel Minyak per Hari

Jokowi Targetkan Blok Rokan Produksi Lebih dari 200.000 Barel Minyak per Hari

Nasional
Aturan Intelkam di Draf RUU Polri Dinilai Tumpang Tindih dengan Tugas BIN dan BAIS TNI

Aturan Intelkam di Draf RUU Polri Dinilai Tumpang Tindih dengan Tugas BIN dan BAIS TNI

Nasional
Revisi UU TNI-Polri, PDI-P Ingatkan soal Dwifungsi ABRI

Revisi UU TNI-Polri, PDI-P Ingatkan soal Dwifungsi ABRI

Nasional
Antam Pastikan Keaslian dan Kemurnian Produk Emas Logam Mulia

Antam Pastikan Keaslian dan Kemurnian Produk Emas Logam Mulia

Nasional
Hasto PDI-P: Banteng Boleh Terluka, tapi Harus Tahan Banting

Hasto PDI-P: Banteng Boleh Terluka, tapi Harus Tahan Banting

Nasional
Sentil Penunjukan Pansel Capim KPK, PDI-P: Banyak yang Kita Tak Tahu 'Track Record' Pemberantasan Korupsinya

Sentil Penunjukan Pansel Capim KPK, PDI-P: Banyak yang Kita Tak Tahu "Track Record" Pemberantasan Korupsinya

Nasional
Respons Putusan MA, Demokrat: Bisa Ikut Pilkada Belum Tentu Menang

Respons Putusan MA, Demokrat: Bisa Ikut Pilkada Belum Tentu Menang

Nasional
Blok Rokan Jadi Penghasil Migas Terbesar Se-Indonesia, Jokowi Berikan Apresiasi

Blok Rokan Jadi Penghasil Migas Terbesar Se-Indonesia, Jokowi Berikan Apresiasi

Nasional
Tiru India, Pemerintah Siapkan PP Mudahkan Diaspora Balik ke Indonesia

Tiru India, Pemerintah Siapkan PP Mudahkan Diaspora Balik ke Indonesia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com