JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Cucun Ahmad Sjamsurijal meminta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengaudit anggaran penanggulangan perubahan iklim yang disediakan pemerintah.
Cucun mengaku heran lantaran polusi udara masih saja terus terjadi, padahal pemerintah selalu menyediakan anggaran untuk perlindungan lingkungan hidup dalam jumlah besar.
"Upaya penanggulangan iklim ini menjadi concern Presiden Jokowi. Artinya hampir tiap tahun ada anggaran yang dialokasikan untuk membiayai program tersebut di K/L. Tapi faktanya kita masih mengalami polusi udara dengan derajat keparahan luar biasa, maka perlu ada audit khusus dari BPK,” kata Cucun, Selasa (29/8/2023).
Wakil ketua Badan Anggaran DPR ini menuturkan, anggaran dari APBN untuk perlindungan lingkungan hidup dari tahun ke tahun relatif besar, yakni mencapai belasan triliun rupiah.
Baca juga: Luhut Ditunjuk Jokowi Pimpin Penanganan Polusi Udara di Jakarta
Cucun pun mempertanyakan hasil program penanggulangan perubahan iklim yang dilakukan pemerintah selama ini.
Menurut dia, polusi udara yang terjadi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi, dan Tangerang (Jabodetabek) akhir-akhir ini adalah dampak dari perubahan iklim tersebut.
"Sementara program perlindungan lingkungan termasuk penanggulangan iklim ini telah gencar dilakukan lebih dari 10 tahun lalu. Jadi bagaimana pertanggungjawab kementerian/lembaga (K/L) yang mengurusi persoalan ini,” ujar Cucun.
Ia pun meminta pemerintah untuk merealiasasikan komitmen negara-negara G-20 untuk mengubah pembangkit listrik berbahan fosil ke energi terbarukan.
Baca juga: Menkes Belajar dari China Tekan 40 Persen Polusi dalam 7 Tahun
Untuk diketahui, masalah polusi di wilayah Jabodetabek menjadi keluhan masyarakat dalam beberapa waktu terakhir.
Pada Selasa (29/8/2023) pagi, DKI menjadi kota dengan kualitas udara kedua terburuk di dunia.
Dikutip dari laman IQAir pukul 07.00 WIB, US Air Quality Index (AQI US) atau indeks kualitas udara di ibu kota tercatat berada pada angka 168.
Posisi pertama ditempati oleh Dhaka, Banglades dengan indeks 169. Lalu terburuk ketiga di dunia adalah Dubai, Uni Emirat Arab dengan indeks 162.
Adapun konsentrasi polutan tertinggi dalam udara DKI Jakarta hari ini PM 2.5 dengan nilai 88,4.
Konsentrasi tersebut 17,7 kali nilai panduan kualitas udara tahunan World Health Organization (WHO).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.