"Artinya kampanye khusus perlu dilakukan ke generasi milenial dan generasi Z, baik soal caranya, medianya, maupun program-program yang relevan dengan aspirasi mereka. Seperti penciptaan lapangan kerja, kepastian berwirausaha, perumahan (DP/KPR), dan lain-lain," jelas Agung.
Sementara itu, Agung mengatakan elektabilitas Prabowo terus meningkat lantaran proses menuju Pilpres 2024 ini merupakan lanjutan dari Pilpres 2014 dan 2019.
Sehingga, mesin politik, baik partai dan relawan Prabowo sudah terbentuk dari lama. Artinya momentum Pilpres 2024 tinggal diaktivasi kembali agar dapat optimal meningkatkan raihan suara.
Sedangkan di sisi Ganjar, kelebihannya lebih kepada kepastian maju dalam pilpres. Menimbang PDI-P sebagai institusi bisa sendiri mengusung capres dan cawapres tanpa adanya intervensi terlalu berlebihan dari anggota koalisi lainnya sebagaimana yang terjadi di kubu Anies bersama KPP.
"Artinya mesin politik Ganjar, baik partai maupun relawan lebih solid dan fokus memenangkan berkebalikan dengan Anies yang masih dihantui soal bisa atau tidak maju ketika soal cawapres nanti gagal mencapai konsensus bersama mitra koalisinya," terangnya.
Baru-baru ini, lembaga survei Indikator Politik Indonesia mengeluarkan hasil survei capres terbaru.
Hasilnya, Prabowo berada di peringkat teratas dengan 31,6 persen, Ganjar mengantongi 31,4 persen, sementara Anies 'hanya' 17,6 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.