Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

ASEAN-BAC Bahas Kerja Sama Indonesia-Myanmar Terkait Pengembangan Energi Baru Terbarukan

Kompas.com - 07/08/2023, 19:17 WIB
Inang Sh ,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Berbagai pembahasan agenda kerja sama antara negara-negara yang tergabung dalam Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) terus diperkuat.

Paling baru, Ketua ASEAN-Business Advisory Council (ASEAN-BAC) Arsjad Rasjid bertolak menuju Myanmar untuk memperkuat kerja sama dan stabilitas perekonomian antarnegara di ASEAN.

Dalam kunjungan itu, seluruh delegasi ASEAN-BAC berdialog terkait kerja sama ekonomi antara Myanmar dan Indonesia.

Arsjad menekankan, peran sektor bisnis dan swasta dalam menjalin hubungan dagang atau investasi pada energi berkelanjutan sangat penting untuk mencapai pertumbuhan ekonomi ASEAN serta komitmen Net Zero Emission (NZE) pada 2060. 

Terkait hal itu, kata dia, sektor bisnis dan swasta dari Indonesia sangat tertarik untuk bisa memperdalam relasi hubungan dagang dan investasi dengan Myanmar, khususnya dalam pengembangan ekosistem energi baru terbarukan (EBT). 

Baca juga: Imbas Indeks Performa Logistik RI Turun, Kadin Minta Bank Dunia Hitung Ulang 4 Indikator

Myanmar dan Indonesia memiliki potensi energi surya, angin, hidro, bio energi, panas bumi, dan laut yang bisa dimanfaatkan. 

Salah satu potensi pengembangan EBT antara Indonesia dan Myanmar adalah energi hidro. Sebab, kedua negara ini masuk dalam 20 negara teratas di dunia dengan potensi pembangkit listrik air sebagai EBT, tetapi belum dimanfaatkan.

Arsjad menyebutkan, potensi EBT perlu untuk dikembangkan oleh kedua negara sebagai upaya ASEAN mencapai NZE pada 2060.

“Myanmar dan Indonesia mampu bekerja sama untuk bisa memanfaatkan energi baru terbarukan ini menjadi pembangkit energi listrik,” ujarnya dalam siaran pers, Senin (7/8/2023).

ASEAN-BAC mendorong isu prioritas dan legacy program, salah satunya melalui legacy project ASEAN Business Entity yang diinisiasi selama masa keketuaan ASEAN-BAC Indonesia. 

Baca juga: Kadin Soroti Penerapan Insentif Kendaraan Listrik yang Tersendat

ASEAN Business Entity bertujuan meningkatkan dan memberikan insentif investasi intra-ASEAN untuk pengembangan industri dan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Potensi pengembangan kendaraan listrik

Untuk diketahui, Myanmar memiliki deposit mineral kritis terbesar ketiga di dunia dan kaya akan dysprosium dan terbium. Elemen logam tanah tersebut merupakan salah satu elemen kritis dalam pembuatan kendaraan listrik yang lebih ringan. 

Melihat potensi itu, Indonesia berharap dapat bekerja sama dengan Myanmar untuk membangun ekosistem industri bagi kendaraan listrik dan baterai. Kerja sama kedua negara mampu membuka lapangan kerja baru dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi kedua negara.

Di sisi lain, Myanmar juga telah mengambil langkah untuk mendukung penggunaan kendaraan listrik di negara tersebut, termasuk membangun stasiun pengisian dan memberikan izin impor kendaraan listrik ke sembilan perusahaan di negaranya. 

Baca juga: Ketua Komite Kadin Jadi Tersangka Kasus Korupsi Proyek BTS 4G Bakti Kominfo

Hadirnya insentif tersebut diharapkan membuka pasar ekspor bagi Indonesia untuk memasarkan kendaraan listrik ke Myanmar.

Halaman:


Terkini Lainnya

Akui Di-bully karena Izin Tambang, PBNU: Enggak Apa-apa, 'Jer Basuki Mawa Beyo'

Akui Di-bully karena Izin Tambang, PBNU: Enggak Apa-apa, "Jer Basuki Mawa Beyo"

Nasional
KPU Minta Pemda Fasilitasi Pemilih yang Baru Berusia 17 Tahun pada Pilkada 2024

KPU Minta Pemda Fasilitasi Pemilih yang Baru Berusia 17 Tahun pada Pilkada 2024

Nasional
PKS Usung Anies-Sohibul untuk Pilkada Jakarta, Wasekjen PKB: Blunder...

PKS Usung Anies-Sohibul untuk Pilkada Jakarta, Wasekjen PKB: Blunder...

Nasional
DPR Desak PPATK Bongkar Pihak Eksekutif-Yudikatif yang Main Judi 'Online'

DPR Desak PPATK Bongkar Pihak Eksekutif-Yudikatif yang Main Judi "Online"

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Dorong Hilirisasi Rempah Nasional

Wapres Ma'ruf Amin Dorong Hilirisasi Rempah Nasional

Nasional
Ketum KIM Segera Gelar Pertemuan Bahas Pilkada 2024

Ketum KIM Segera Gelar Pertemuan Bahas Pilkada 2024

Nasional
Pusat Data Nasional Diretas, Pemerintah Dinilai Kurang Peduli Keamanan Siber

Pusat Data Nasional Diretas, Pemerintah Dinilai Kurang Peduli Keamanan Siber

Nasional
Soal Isu Jadi Menlu Prabowo, Meutya Hafid: Hak Prerogatif Presiden Terpilih

Soal Isu Jadi Menlu Prabowo, Meutya Hafid: Hak Prerogatif Presiden Terpilih

Nasional
Benarkan Data Bais Diretas, Kapuspen: Server Dinonaktifkan untuk Penyelidikan

Benarkan Data Bais Diretas, Kapuspen: Server Dinonaktifkan untuk Penyelidikan

Nasional
1.000 Anggota Legislatif Main Judi Online, PPATK: Agregat Deposit Sampai Rp 25 Miliar

1.000 Anggota Legislatif Main Judi Online, PPATK: Agregat Deposit Sampai Rp 25 Miliar

Nasional
Kembali Satu Kubu di Pilkada Jakarta 2024, PKS dan Anies Dianggap Saling Ketergantungan

Kembali Satu Kubu di Pilkada Jakarta 2024, PKS dan Anies Dianggap Saling Ketergantungan

Nasional
PDI-P Gabung, Koalisi Anies Disebut Bisa Unggul pada Pilkada Jakarta

PDI-P Gabung, Koalisi Anies Disebut Bisa Unggul pada Pilkada Jakarta

Nasional
Personel Polri Ikuti Konferensi FBI Asia Pasifik di Vietnam, Bahas Penggunaan Kripto untuk Kejahatan

Personel Polri Ikuti Konferensi FBI Asia Pasifik di Vietnam, Bahas Penggunaan Kripto untuk Kejahatan

Nasional
Grace Natalie Sebut Kebijakan Fiskal Jokowi Akan Berlanjut di Pemerintahan Prabowo

Grace Natalie Sebut Kebijakan Fiskal Jokowi Akan Berlanjut di Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jokowi Ungkap Alasan Pemerintah Pusat Selalu Cawe-cawe Untuk Perbaikan Jalan Daerah

Jokowi Ungkap Alasan Pemerintah Pusat Selalu Cawe-cawe Untuk Perbaikan Jalan Daerah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com