Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG Ingatkan Potensi Kemarau Tahun Ini, Lebih Kering dari 3 Tahun Belakangan

Kompas.com - 31/07/2023, 17:11 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan, adanya potensi musim kemarau kering yang puncaknya pada Agustus hingga September 2023.

Hal ini dipengaruhi oleh dua fenomena yang saling menguatkan, yaitu El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) positif.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengungkapkan, kemarau tahun ini bahkan lebih kering dibanding periode 2020-2022.

"Karena dua-duanya (El Nino dan IOD positif) berperan bersama, maka dikhawatirkan kemarau ini relatif jauh lebih kering dibanding kemarau tahun lalu, 2022, kemarau 2021, dan kemarau 2020," kata Dwikorita dalam acara penyerahan insentif fiskal kepada pemerintah daerah, di Kemendagri, Jakarta Pusat, Senin (31/7/2023).

Baca juga: Antisipasi Musim Kemarau, Bupati HST Tetapkan Status Siaga dan Posko Penanganan Darurat Karhutla

Dwikorita menyampaikan, kondisi ini berbeda dengan tiga tahun belakangan, yang dilanda kemarau basah karena pengaruh La Nina.

Adapun saat ini, 63 persen wilayah Indonesia telah memasuki musim kemarau. Kendati begitu, El Nino di Indonesia berada pada level moderat ke arah lemah, dipengaruhi oleh dua samudra dan dua benua yang mengapit sebagai radiator.

"Lautan yang luas inilah yang menolong. Akibatnya El Nino kita lemah sampai moderat, dan diprediksi puncaknya di musim kemarau di bulan Agustus-September. Itulah yang harus diwaspadai karena sekarang sudah siaga, karena sudah memasuki El Nino di Juli, dan siaga hingga Oktober 2023," ucap Dwikorita.

Dwikorita memprediksi, fenomena kemarau kering pada 2023 akan mirip dengan fenomena pada 2018 dan 2019.

Pada 2018, terjadi El Nino pada level moderat ke lemah selama 4 bulan. Fenomena terjadi hampir merata di seluruh wilayah Indonesia.

Sedangkan pada 2019 terjadi fenomena IOD positif yang mengakibatkan kebakaran lahan dan hutan (karhutla). Sama seperti 2018, fenomena IOD positif pada 2019 juga terjadi selama emapt bulan.

"Nah kali ini, pada 2023 gabungan antara 2018 dan 2019 terjadi bersamaan. Kali ini keduanya (El Nino dan IOD positif) bermain bersamaan, meskipun hanya tiga bulan," jelas Dwikorita.

Sebagai informasi, berdasarkan pengamatan yang dilakukan BMKG, indeks El Nino pada bulan Juli mencapai 1,01 dengan level moderate, sementara IOD sudah memasuki level index yang positif.

Sebelumnya, pada bulan Juni hingga dasarian 1 bulan Juli, El Nino masih dalam level lemah sehingga dampaknya belum dirasakan.

Baca juga: Waspada, Kualitas Udara Jakarta Memburuk Memasuki Musim Kemarau

Namun setelah itu dalam waktu yang bersamaan, El Nino dan IOD positif yang sifatnya global dan skala waktu kejadiannya panjang dalam hitungan beberapa bulan terjadi dalam waktu yang bersamaan.

Plt Deputi Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan mengatakan, sektor pertanian bisa terdampak kekeringan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Nasional
Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Nasional
Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Nasional
Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Nasional
Menaker: Pancasila Jadi Bintang Penuntun Indonesia di Era Globalisasi

Menaker: Pancasila Jadi Bintang Penuntun Indonesia di Era Globalisasi

Nasional
Momen Jokowi 'Nge-Vlog' Pakai Baju Adat Jelang Upacara di Riau

Momen Jokowi "Nge-Vlog" Pakai Baju Adat Jelang Upacara di Riau

Nasional
Refleksi Hari Pancasila, Mahfud Harap Semua Pemimpin Tiru Bung Karno yang Mau Berkorban untuk Rakyat

Refleksi Hari Pancasila, Mahfud Harap Semua Pemimpin Tiru Bung Karno yang Mau Berkorban untuk Rakyat

Nasional
Singgung Kesejarahan Ende dengan Bung Karno, Megawati: Pancasila Lahir Tidak Melalui Jalan Mudah

Singgung Kesejarahan Ende dengan Bung Karno, Megawati: Pancasila Lahir Tidak Melalui Jalan Mudah

Nasional
Minta Tapera Tak Diterapkan, PDI-P: Rakyat Sedang Hadapi Persoalan yang Berat

Minta Tapera Tak Diterapkan, PDI-P: Rakyat Sedang Hadapi Persoalan yang Berat

Nasional
 Jokowi Targetkan Blok Rokan Produksi Lebih dari 200.000 Barel Minyak per Hari

Jokowi Targetkan Blok Rokan Produksi Lebih dari 200.000 Barel Minyak per Hari

Nasional
Aturan Intelkam di Draf RUU Polri Dinilai Tumpang Tindih dengan Tugas BIN dan BAIS TNI

Aturan Intelkam di Draf RUU Polri Dinilai Tumpang Tindih dengan Tugas BIN dan BAIS TNI

Nasional
Revisi UU TNI-Polri, PDI-P Ingatkan soal Dwifungsi ABRI

Revisi UU TNI-Polri, PDI-P Ingatkan soal Dwifungsi ABRI

Nasional
Antam Pastikan Keaslian dan Kemurnian Produk Emas Logam Mulia

Antam Pastikan Keaslian dan Kemurnian Produk Emas Logam Mulia

Nasional
Hasto PDI-P: Banteng Boleh Terluka, tapi Harus Tahan Banting

Hasto PDI-P: Banteng Boleh Terluka, tapi Harus Tahan Banting

Nasional
Sentil Penunjukan Pansel Capim KPK, PDI-P: Banyak yang Kita Tak Tahu 'Track Record' Pemberantasan Korupsinya

Sentil Penunjukan Pansel Capim KPK, PDI-P: Banyak yang Kita Tak Tahu "Track Record" Pemberantasan Korupsinya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com