Salin Artikel

BMKG Ingatkan Potensi Kemarau Tahun Ini, Lebih Kering dari 3 Tahun Belakangan

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan, adanya potensi musim kemarau kering yang puncaknya pada Agustus hingga September 2023.

Hal ini dipengaruhi oleh dua fenomena yang saling menguatkan, yaitu El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) positif.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengungkapkan, kemarau tahun ini bahkan lebih kering dibanding periode 2020-2022.

"Karena dua-duanya (El Nino dan IOD positif) berperan bersama, maka dikhawatirkan kemarau ini relatif jauh lebih kering dibanding kemarau tahun lalu, 2022, kemarau 2021, dan kemarau 2020," kata Dwikorita dalam acara penyerahan insentif fiskal kepada pemerintah daerah, di Kemendagri, Jakarta Pusat, Senin (31/7/2023).

Dwikorita menyampaikan, kondisi ini berbeda dengan tiga tahun belakangan, yang dilanda kemarau basah karena pengaruh La Nina.

Adapun saat ini, 63 persen wilayah Indonesia telah memasuki musim kemarau. Kendati begitu, El Nino di Indonesia berada pada level moderat ke arah lemah, dipengaruhi oleh dua samudra dan dua benua yang mengapit sebagai radiator.

"Lautan yang luas inilah yang menolong. Akibatnya El Nino kita lemah sampai moderat, dan diprediksi puncaknya di musim kemarau di bulan Agustus-September. Itulah yang harus diwaspadai karena sekarang sudah siaga, karena sudah memasuki El Nino di Juli, dan siaga hingga Oktober 2023," ucap Dwikorita.

Dwikorita memprediksi, fenomena kemarau kering pada 2023 akan mirip dengan fenomena pada 2018 dan 2019.

Pada 2018, terjadi El Nino pada level moderat ke lemah selama 4 bulan. Fenomena terjadi hampir merata di seluruh wilayah Indonesia.

Sedangkan pada 2019 terjadi fenomena IOD positif yang mengakibatkan kebakaran lahan dan hutan (karhutla). Sama seperti 2018, fenomena IOD positif pada 2019 juga terjadi selama emapt bulan.

"Nah kali ini, pada 2023 gabungan antara 2018 dan 2019 terjadi bersamaan. Kali ini keduanya (El Nino dan IOD positif) bermain bersamaan, meskipun hanya tiga bulan," jelas Dwikorita.

Sebagai informasi, berdasarkan pengamatan yang dilakukan BMKG, indeks El Nino pada bulan Juli mencapai 1,01 dengan level moderate, sementara IOD sudah memasuki level index yang positif.

Sebelumnya, pada bulan Juni hingga dasarian 1 bulan Juli, El Nino masih dalam level lemah sehingga dampaknya belum dirasakan.

Namun setelah itu dalam waktu yang bersamaan, El Nino dan IOD positif yang sifatnya global dan skala waktu kejadiannya panjang dalam hitungan beberapa bulan terjadi dalam waktu yang bersamaan.

Plt Deputi Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan mengatakan, sektor pertanian bisa terdampak kekeringan.

Pasalnya, lahan pertanian tadah hujan yang masih menggunakan sistem pertanian tradisional yang sangat bergantung pada iklim dan curah hujan.

Kondisi kekeringan ini dapat menjadi kondisi yang berujung kepada bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

Jika tidak terkendali, dapat menimbulkan krisis kabut asap yang berdampak pada kualitas lingkungan, ekonomi, sosial, hingga kesehatan masyarakat. Belum lagi, di musim kemarau, udara akan menjadi lebih kering dan banyak debu sehingga juga sangat rentan terhadap penyebaran penyakit.

Lebih lanjut ia mengingatkan semua pihak untuk menghemat penggunaan air di dalam maupun di luar rumah.

Kemarau kering yang melanda akibat El Nino dan IOD Positif diperkirakan akan membuat debit air sungai maupun sumber mata air mengalami penurunan, sehingga dapat berdampak pada ketersediaan dan pasokan air bersih.

"Gunakan bak penampung guna mengantisipasi kelangkaan air. Biasakan matikan kran saat tidak digunakan, atur jadwal menyiram tanaman dan mencuci kendaraan, pakailah air sesuai kebutuhan," imbaunya beberapa waktu lalu.

https://nasional.kompas.com/read/2023/07/31/17110821/bmkg-ingatkan-potensi-kemarau-tahun-ini-lebih-kering-dari-3-tahun-belakangan

Terkini Lainnya

Hasto PDI-P: Banteng Boleh Terluka, tapi Harus Tahan Banting

Hasto PDI-P: Banteng Boleh Terluka, tapi Harus Tahan Banting

Nasional
PDI-P Sentil Penunjukan Pansel Capim KPK: Banyak yang Kita Tak Tahu 'Track Record' Pemberantasan Korupsinya

PDI-P Sentil Penunjukan Pansel Capim KPK: Banyak yang Kita Tak Tahu "Track Record" Pemberantasan Korupsinya

Nasional
Respons Putusan MA, Demokrat: Bisa Ikut Pilkada Belum Tentu Menang

Respons Putusan MA, Demokrat: Bisa Ikut Pilkada Belum Tentu Menang

Nasional
Blok Rokan Jadi Penghasil Migas Terbesar Se-Indonesia, Jokowi Berikan Apresiasi

Blok Rokan Jadi Penghasil Migas Terbesar Se-Indonesia, Jokowi Berikan Apresiasi

Nasional
Tiru India, Pemerintah Siapkan PP Mudahkan Diaspora Balik ke Indonesia

Tiru India, Pemerintah Siapkan PP Mudahkan Diaspora Balik ke Indonesia

Nasional
Menpan-RB Dorong Kantor Perwakilan RI Terapkan Pelayanan Publik Terintegrasi

Menpan-RB Dorong Kantor Perwakilan RI Terapkan Pelayanan Publik Terintegrasi

Nasional
Putusan MA soal Usia Calon Kepala Daerah Dinilai Beri Karpet Merah Dinasti Jokowi

Putusan MA soal Usia Calon Kepala Daerah Dinilai Beri Karpet Merah Dinasti Jokowi

Nasional
Kunjungi Kantor Pusat DEC di China, Puan Tekankan Pentingnya Peningkatan Kerja Sama Antarnegara 

Kunjungi Kantor Pusat DEC di China, Puan Tekankan Pentingnya Peningkatan Kerja Sama Antarnegara 

Nasional
Isnaq Rozaq, Peternak Termuda DD Farm Jateng yang Tekun Gapai Mimpi Jadi Musisi

Isnaq Rozaq, Peternak Termuda DD Farm Jateng yang Tekun Gapai Mimpi Jadi Musisi

Nasional
Prabowo Bertemu PM Baru Singapura, Janji Lanjutkan Kerja Sama Bilateral

Prabowo Bertemu PM Baru Singapura, Janji Lanjutkan Kerja Sama Bilateral

Nasional
PDI-P Pertimbangkan Usung Anies di Jakarta jika Diusulkan Akar Rumput

PDI-P Pertimbangkan Usung Anies di Jakarta jika Diusulkan Akar Rumput

Nasional
Sempat Tidak Fit, Megawati Sapa Warga di Kantor PDI-P Ende

Sempat Tidak Fit, Megawati Sapa Warga di Kantor PDI-P Ende

Nasional
Sentil Projo, PDI-P: Pemimpin Partai Lahir dari Kaderisasi, Bukan Berupaya Perpanjang Kekuasaan

Sentil Projo, PDI-P: Pemimpin Partai Lahir dari Kaderisasi, Bukan Berupaya Perpanjang Kekuasaan

Nasional
PDI-P Ingatkan GP Ansor: Spirit NU untuk Merah Putih, Bukan Keluarga

PDI-P Ingatkan GP Ansor: Spirit NU untuk Merah Putih, Bukan Keluarga

Nasional
Profil Thomas Djiwandono, Ponakan Prabowo yang Dikenalkan Sri Mulyani ke Publik

Profil Thomas Djiwandono, Ponakan Prabowo yang Dikenalkan Sri Mulyani ke Publik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke