Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketum PBNU: Jangan Terlihat Sibuk Minta Sumbangan, Harus Sibuk Bangun Kerja Sama Bermartabat

Kompas.com - 28/07/2023, 17:18 WIB
Singgih Wiryono,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf berpesan kepada pengurus NU dari tingkat pusat hingga wilayah untuk melaksanakan program kerja sama yang bermartabat.

Ia mengatakan, tidak ingin pengurus NU hanya terlihat sibuk meminta sumbangan, bukan menawarkan kerja sama yang bermartabat dan memberikan solusi untuk masyarakat.

“Jangan sampai lembaga terlihat sibuk ke sana, ke mari meminta sumbangan. Kesibukan yang terlihat haruslah kesibukan membangun kerja sama yang bermartabat dengan pihak lain untuk mencari solusi bagi persoalan yang dihadapi masyarakat,” katanya saat membuka Rapat Kerja Nasional Perekonomian NU di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (28/7/2023).

Baca juga: Cak Imin Beri Penghargaan untuk Para Kiai NU Pendiri PKB

Pria yang karib disapa Gus Yahya ini mengatakan, kerjas ama yang bermartabat dengan pihak lain sangat dibutuhkan untuk mengeksekusi program dengan cepat.

Ia juga berharap agar pengurus NU bisa memandang semua masalah yang dihadapi masyarakat dengan pemikirian solutif.

"Sehingga program-program yang dicanangkan tidak hanya bagus di atas kertas tapi juga mesti ada hasilnya atau berdampak ke masyarakat," ujarnya.

Mantan Juru Bicara Presiden Keempat RI Abdurrahman Wahid ini meyakini bahwa program NU bisa menjadi solusi masyarakat baik di tingkat atas hingga ke tingkat bawah.

"Sayaratnya tadi itu, identifikasi masalah yang dihadapi masyarakat, carikan solusi riil, dan jalin kerja sama untuk mengatasinya," katanya.

Baca juga: PBNU Tak Akan Dukung Capres Tertentu, Gus Yahya: Wong NU Bukan Parpol

Dalam acara yang sama, Ketua Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) Tyovan Ari Widagdo mengatakan, untuk mencari sejumlah persoalan yang dihadapi masyarakat, lembaganya mencanangkan tiga program.

Ketiga program itu bakal menjadi pengembangan LPNU untuk terus meningkatkan ekonomi bagi warga Nahdliyin.

"Tiga pilar itu, yakni menyangkut pemberdayaan ekonomi keumatan, pemberdayaan ekonomi perkumpulan, dan pemberdayaan ekonomi pesantren," kata Tyovan.

Tyovan mengungkapkan, untuk pemberdayaan ekonomi keumatan, LPNU bakal konsen mencari akses pekerjaan hingga pemberdayaan UMKM warga Nahdliyyin.

Sementara soal pemberdayaan ekonomi perkumpulan dan pesantren, pihaknya bakal menggerakan unit-unit usaha dengan memanfaatkan potensial yang ada di daerah masing-masing.

Ia menyakini bahwa setiap daerah memiliki potensi usaha yang berbeda-beda.

"Inilah inisiasi yang sudah dilakukan di PCNU (Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama), bahkan asetnya sampai miliaran. Ini pula yang harus menjadi inspirasi," ujar Tyovan.

Baca juga: PDI-P Siapkan 10 Nama Cawapres Ganjar, Sandiaga, Erick Thohir hingga Tokoh NU Diprediksi Masuk Radar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bertanya ke Saksi, SYL Tegaskan Bagikan Sembako hingga Sewa Pesawat untuk Kepentingan Masyarakat

Bertanya ke Saksi, SYL Tegaskan Bagikan Sembako hingga Sewa Pesawat untuk Kepentingan Masyarakat

Nasional
162.961 Jemaah Haji Sudah Tiba di Arab Saudi, 36 Wafat

162.961 Jemaah Haji Sudah Tiba di Arab Saudi, 36 Wafat

Nasional
34 dari 37 WNI yang Berhaji Tanpa Visa Haji Dibebaskan dan Dipulangkan ke Tanah Air

34 dari 37 WNI yang Berhaji Tanpa Visa Haji Dibebaskan dan Dipulangkan ke Tanah Air

Nasional
KPU Akan Rapat Internal dan Konsultasi dengan DPR Usai MA Ubah Batas Usia Calon Kepala Daerah

KPU Akan Rapat Internal dan Konsultasi dengan DPR Usai MA Ubah Batas Usia Calon Kepala Daerah

Nasional
TNI Siap Dikirim ke Gaza untuk Operasi Perdamaian

TNI Siap Dikirim ke Gaza untuk Operasi Perdamaian

Nasional
Istri Terima Uang Rp 30 Juta Per Bulan dari Kementan, SYL: Ada Kegiatan Dharma Wanita

Istri Terima Uang Rp 30 Juta Per Bulan dari Kementan, SYL: Ada Kegiatan Dharma Wanita

Nasional
PN Jakpus Tak Berwenang Adili Gugatan soal Pencalonan Gibran, Pengacara Jokowi: Tak Terbukti Lawan Hukum

PN Jakpus Tak Berwenang Adili Gugatan soal Pencalonan Gibran, Pengacara Jokowi: Tak Terbukti Lawan Hukum

Nasional
Hasto Curiga Ada 'Orderan' di Balik Pemanggilannya ke Polda Metro Jaya

Hasto Curiga Ada "Orderan" di Balik Pemanggilannya ke Polda Metro Jaya

Nasional
Kata PP Muhammadiyah soal Jokowi Beri Izin Usaha Tambang untuk Ormas

Kata PP Muhammadiyah soal Jokowi Beri Izin Usaha Tambang untuk Ormas

Nasional
Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mundur, Jokowi: Pembangunan IKN Terus Lanjut

Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mundur, Jokowi: Pembangunan IKN Terus Lanjut

Nasional
Prabowo Bentuk Gugus Sinkronisasi, Hasto Singgung Rekomendasi Tim Transisi Era Jokowi

Prabowo Bentuk Gugus Sinkronisasi, Hasto Singgung Rekomendasi Tim Transisi Era Jokowi

Nasional
Jokowi Kunker ke Kalimantan Timur Usai Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mundur

Jokowi Kunker ke Kalimantan Timur Usai Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mundur

Nasional
Gantikan Laksda Retiono, Brigjen Taufik Budi Resmi Jabat Komandan PMPP TNI

Gantikan Laksda Retiono, Brigjen Taufik Budi Resmi Jabat Komandan PMPP TNI

Nasional
PKB Ngotot Ingin Gus Yusuf Jadi Calon Gubernur di Pilkada Jateng 2024

PKB Ngotot Ingin Gus Yusuf Jadi Calon Gubernur di Pilkada Jateng 2024

Nasional
PKB Bilang Anies Tak Dapat Keistimewaan, Harus Ikut Uji Kelayakan Jika Ingin Tiket Pilkada

PKB Bilang Anies Tak Dapat Keistimewaan, Harus Ikut Uji Kelayakan Jika Ingin Tiket Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com