JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon wakil presiden (cawapres) pendamping bakal calon presiden (capres) Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan, masih tanda tanya.
Namun demikian, sejumlah nama terus bermunculan dalam bursa cawapres pendamping mantan Gubernur DKI Jakarta itu untuk pemilu presiden (pilpres) mendatang.
Sebutlah Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), lalu mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.
Baca juga: Survei Indikator: Elektabilitas Prabowo 31,6 Persen, Ganjar 31,4 Persen, Anies 17,6 Persen
Belakangan, beredar pula nama-nama tokoh perempuan di radar cawapres Anies yang sosoknya sudah tak asing di panggung politik. Siapa saja mereka?
Nama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menjadi sosok perempuan pertama yang disebut-sebut dalam radar cawapres Anies. Nama Khofifah pertama kali diusulkan oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Politikus PKS Mardani Ali Sera menilai, Khofifah memiliki tiga kekuatan sebagai kandidat cawapres.
"Bu Khofifah, karena punya kekuatan tiga. Satu, dari Jawa Timur. Dua, latar belakang Nahdlatul Ulama. Tiga, perempuan. Jadi, punya banyak (kekuatan)," kata Mardani di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (28/3/2023).
"Bu Khofifah banyak dibincangkan di internal, karena pertama memang cool (keren) orangnya, kemudian basisnya Jawa Timur, bisa memperkuat elektabilitas Mas Anies agak bisa kita ambil buat pemilih perempuan, dan mudah-mudahan terbuka akses ke teman-teman Nahdalatul Ulama," katanya dalam diskusi virtual, Sabtu (13/5/2023).
Saat dimintai tanggapan terkait ini, Khofifah tak mau banyak bicara. Dia tak mengiyakan atau menolak soal kemungkinan jadi cawapres Anies.
“Masyaallah, Ya Allah, sek (sebentar), Rek. Kita ini pokoknya sowan, silaturahmi, halal bi halal,” kata Khofifah usai berkunjung ke kediaman tokoh NU Mustofa Bisri di Rembang, Jawa Timur, Jumat (28/4/2023), dikutip dari Kompas.id.
Baca juga: Bantah Khofifah Tolak Kursi Cawapres, Nasdem: Anies Belum Lamar
Baru-baru ini, sempat beredar kabar Khofifah menolak menjadi cawapres Anies. Namun, isu ini buru-buru dibantah oleh Nasdem, salah satu partai anggota Koalisi Perubahan untuk Persatuan.
"Belum, Mas Anies belum melamar juga Mba Khof dan Mba Khof belum mengatakan apa-apa karena memang belum pernah dilamar untuk hal tersebut," kata Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Minggu (23/7/2023).
Sosok perempuan lain yang juga masuk radar cawapres Anies ialah putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Yenny Wahid. Nama Yenny dimunculkan oleh Nasdem.
Ahmad Ali mengaku mendorong Yenny menjadi bakal cawapres Anies. Sebab, menurutnya, Yenny punya latar belakang mumpuni untuk bersanding dengan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) itu.
“Saya secara pribadi akan sangat bahagia jika Anies memilih dia, karena bukan lagi mandat saya sebagai wakil ketua umum partai, mandat itu ada sama Mas Anies,” ujar Ali kepada Kompas.com, Jumat (23/6/2023).
“Tapi sekali lagi, sebagai seorang sahabat dari Yenny, saya akan mengatakan sangat bahagia jika dia dipilih Anies jadi calon wakil presiden,” sambung dia.
“Memiliki kemampuan berdiplomasi yang luar biasa, dia mewakili gender, dia bisa kita katakan mewakili Nahdlatul Ulama karena di darah dia mengalir darah pendiri Nahdlatul Ulama,” ujar Ali.
Meski menyerahkan keputusan pemilihan bakal cawapres pada Anies, menurut Ali, Yenny bisa menjadi figur pelengkap untuk memikat konstituen.
“Sehingga, naif kalau kita katakan Yenny Wahid itu tidak menjadi salah satu orang yang dipandang pantas mendampingi Mas Anies,” tuturnya.
Baca juga: Keluarga Ungkap Reaksi Yenny Wahid Ketika Disebut Masuk Bursa Bakal Cawapres Anies
Namun demikian, gagasan Nasdem itu tampaknya tak disambut baik oleh Demokrat. Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengingatkan partai pimpinan Surya Paloh itu untuk mematuhi perjanjian pembentukan Koalisi Perubahan soal penentuan cawapres.
“Silakan kalau yang lain mau bahas-bahas cawapres. Tapi, kalau Demokrat sudah tuntas, sudah final, kita sudah tanda tangan piagam, sudah kita serahkan (penentuan bakal cawapres) pada Mas Anies. Sudah clear, kita dukung,” ujar Herzaky kepada Kompas.com, Jumat (23/6/2023).
Herzaky mengeklaim, saat ini Anies sudah mengantongi satu nama bakal cawapres. Namun, nama itu masih dirahasiakan dari publik.
Sementara itu, mengetahui namanya masuk bursa cawapres Anies, Yenny belum mau banyak berkomentar. Yenny juga mengaku belum memutuskan ke mana arah dukungannya akan berlabuh pada Pemilu 2024.
"Saya belum mau menjawab, saya komunikasi dengan semua tokoh-tokoh partai, tokoh-tokoh politik," kata Yenny, dikutip dari tayangan Kompas TV.
"Saya komunikasi dengan semua dan kami belum memutuskan akan mendukung siapa," lanjutnya.
Yenny pun menekankan bahwa semua tindakan politiknya didasarkan pada nilai.
"Karena hanya itu yang saya punya. Saya kan nggak punya apa-apa, yang saya punya cuma satu mungkin dianggap sedikit masih ada reputasi, itu pun karena nebeng bapaknya," jelasnya dalam sebuah acara diskusi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (UGM), Jumat (7/7/2023).
Terbaru, sosok mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti juga muncul di bursa cawapres Anies. Wacana duet Anies-Susi mencuat setelah keduanya memamerkan keakraban dalam sebuah pertemuan baru-baru ini.
Anies mengunjungi kediaman Susi di Pangandaran, Jawa Barat, Senin (24/7/2023). Ternyata, Anies menginap hingga Selasa (25/7/2023) pagi dan melanjutkan safari dengan mengunjungi nelayan di tempat pelelangan ikan Pangandaran bersama Susi.
Mardani Ali Sera menganggap, Anies dan Susi punya kecocokan. Anies dinilai sebagai figur yang merepresentasikan perubahan, sementara Susi erat dengan citra nyeleneh dan pemberontak.
“Kan gaya pemberontak dan gaya perubahan nyambung. DNA-nya nyambung. Kita kan enggak pengen ada status quo, kita ingin ada perubahan,” ujar Mardani kepada Kompas.com, Selasa (25/7/2023).
Baca juga: Menengok Elektabilitas Susi Pudjiastuti, Eks Menteri Jokowi yang Masuk Radar Cawapres Anies
Ketua DPP PKS itu pun yakin Susi bisa membantu Anies memenangkan Pemilu Presiden (Pilpres) 2024. Bagi Mardani, sosok seperti Susi dibutuhkan Indonesia dan menarik bagi masyarakat.
“Di kondisi sekarang, orang kayak Bu Susi punya nilai jual yang tinggi, karena Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Ya harus ada (sosok) yang gebrak, orang kayak Bu Susi yang suka nenggelamin kapal itu cocok,” kata Mardani.
“Cocok (Anies-Susi), yang pertama, kalau calon (wakil presiden) Mas Anies perempuan, nilai tambahnya tinggi,” sambung dia.
Pandangan serupa dilontarkan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Nasdem Hermawi Taslim. Menurutnya, Susi memenuhi kriteria sebagai bakal cawapres Anies.
Baca juga: Anies-Susi Pudjiastuti Kian Dekat, Demokrat Harap Pendukung Susi Jadi Suka sama Anies
“Kandidat cawapres Anies itu kan lintas gender, bebas kasus hukum, dan berpengalaman di pemerintahan. Nah, dari kriteria itu seyogianya, Susi memenuhi syarat untuk jadi salah satu kandidat,” ungkapnya.
Lain Nasdem dan PKS, lain lagi dengan Demokrat. Partai pimpinan AHY tersebut menilai, berlebihan jika pertemuan Anies dan Susi dilihat sebagai upaya untuk mencari bakal cawapres.
Herzaky Mahendra Putra mengatakan, pembicaraan tentang bakal cawapres sudah selesai dan satu nama sudah dikantongi oleh Anies. Tinggal menunggu kapan deklarasi dilakukan.
“Tapi kalau pertemuan ini apakah akan berujung pada bacawapres atau tidak, menurut kami itu terlalu jauh. Kalau menurut kami, saat ini ya hal-hal wajar saja, enggak ada yang luar biasa, dalam konteks bursa cawapres sudah selesai,” ucap Herzaky kepada Kompas.com, Selasa (25/7/2023).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.