“Pertamina berkomitmen dalam upaya menopang energi nasional, termasuk dalam pencapaian target 1 juta barel minyak pada tahun 2030,” katanya.
Nicke mengatakan, salah satu upaya yang dilakukan Pertamina adalah melakukan studi dan inovasi terkait sumber daya dan cadangan migas yang ada di Indonesia.
Direktur Utama PHR Chalid Said Salim mengatakan, sumber daya MNK di WK Rokan berada di formasi pematang brown shale, yakni batuan induk utama hidrokarbon yang ada di kawasan Sumatera bagian tengah.
MNK itu juga berada di lower red bed, yakni formasi bebatuan yang berada di bawah brown shale. Potensi ini berada pada kedalaman lebih dari 6.000 kaki.
“Di WK Rokan potensi MNK ini ada di wilayah sumur Gulamo, dengan rencana total kedalaman mencapai 8.559 kaki,” ujarnya.
Baca juga: Resmikan Tajak Sumur Gulamo, Gubri Sampaikan Dukungan dan Pesan untuk Pertamina
Chalid menyebutkan, sumur itu merupakan salah satu dari dua sumur eksplorasi vertikal yang direncanakan PT Pertamina Hulu Rokan sebagai operator wilayah kerja Rokan, bagi tahapan eksplorasi MNK Rokan.
Rencananya operasi pengeboran sumur eksplorasi MNK Gulamo akan menggunakan rig Pusat Data dan Sistem Informasi (PDSI) #42.3/N1500-E berukuran besar dengan tenaga 1,500 horsepower (HP).
“Sebagai pembanding, operasi eksplorasi dan eksploitasi migas konvensional di WK Rokan umumnya menggunakan Rig 350 HP, 550 HP, 750 HP,” katanya.
Oleh karenanya, kata Chalid, diperlukan area wellpad (lokasi eksplorasi) yang cukup luas, yakni lebih kurang 2,5 hektar (ha) atau 2,5 kali lebih luas dari wellpad pada umumnya.
“Pada tahap pengembangan nanti, wellpad ini dapat mengakomodasi sekitar 8 kepala sumur,” jelasnya.
Untuk diketahui, MNK merupakan migas yang diusahakan dari reservoir tempat terbentuknya migas dengan permeabilitas yang rendah (low permeability).
Baca juga: Sah! Pertamina dan Petronas Akuisisi 35 Persen Kepemilikan Shell di Blok Masela
Perbedaan utama eksplorasi migas konvensional dengan eksplorasi MNK terletak pada lokasi minyak di lapisan bumi.
Migas konvensional lebih mudah terlihat karena letaknya tidak terlalu dalam dari permukaan, sedangkan MNK berada di lapisan yang lebih dalam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.