JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Amnesty Internasional Usman Hamid mengatakan, pernyataan Walikota Medan Bobby Nasution yang mendukung tembak mati begal mengingatkan dirinya dengan pernyataan Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte yang membuat kebijakan tembak mati pelaku narkotika.
Menurutnya, kebijakan Duterte itu justru bukan berfokus pada pemberantasan narkotika, tetapi justru menargetkan pada kelompok miskin di Filipina.
"Ini saya kira kalau dibiarkan, bisa jadi perang melawan orang miskin. Pernyataan Bobby sebagai wali kota mengingatkan saya kepada seorang wali kota di Filipina, Rodrigo Duterte (Wali Kota Davao periode 2001-2010), yang saat itu memanfaatkan isu narkotika untuk melakukan tembak mati di lapangan," ucap Usman dalam acara Dua Arah di Kompas TV, dikutip Sabtu (22/7/2023).
"Dan saat itu yang terjadi ratusan ribu orang Filipina yang miskin kemudian menjadi korbannya," imbuh dia.
Baca juga: Soal Usulan Tembak Mati Begal, Pimpinan Komisi III: Medan Akan Aman kalau Polisi Bekerja Maksimal
Dalam peristiwa itu, jumlah korban yang terbunuh selama 2016-2022 mencapai 6.248 orang, namun kelompok pembela hak asasi manusia menduga korban tewas bisa mencapai puluhan ribu orang.
Sebab, kata Usman, peristiwa pembegalan tidak bisa dilihat dari sisi penindakan hukuman tembak mati.
Terlebih pelaku begal, kata Usman, banyak melibatkan anak-anak yang mungkin tidak memiliki motif kejahatan saat melakukan aksi begal.
"Ada banyak hal yang harus dilihat, apalagi dalam kasus begal ini. Banyak sekali anak-anak yang menjadi pelaku," ucap dia.
"Penyebabnya bisa beragam, bisa ketimpangan ekonomi, bisa juga pertumbuhan psikologi, lingkungan keluarga dan masyarakat. Jadi ada banyak sebab yang saya kira harus diperhatikan," ujar Usman.
Baca juga: Soal Tembak Mati Begal di Medan, Politikus PDI-P: Langkah Shock Therapy untuk Lindungi Masyarakat
Sebelumnya, Wali Kota Medan Bobby Nasution berang dengan kejahatan begal yang kerap terjadi di wilayahnya.
Dia meminta aparat penegak hukum bertindak tegas. Kata menantu Presiden Joko Widodo ini, bila perlu para begal tersebut ditembak mati.
"Saya harap pihak kepolisian lebih tegas untuk menindak para pelaku di lapangan, walaupun harus ditembak mati," ujar Bobby tulis Bobby di akun Instagram pribadinya, Jumat (7/7/2023).
Setelah instruksi Bobby tersebut, kemudian pada Minggu (9/7/2023) polisi menembak mati seorang begal di Kota Medan, karena berusahan melawan petugas. Bobby pun memberi apresiasi.
"Hal ini sangat kami apresiasi, karena begal dan pelaku kejahatan tidak punya tempat di Kota Medan karena sangat mengganggu ketenangan dan keamanan masyarakat," ujar Bobby Senin (10/7/2023).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.