Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Bakamla dan Kisah Intelijen Iran Berupaya Bebaskan Tanker yang Ditangkap Indonesia

Kompas.com - 12/07/2023, 05:05 WIB
Achmad Nasrudin Yahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Keamanan Laut (Bakamla) menangkap satu kapal super tanker berbendera Iran, MT Arman 114, pada Jumat (7/7/2023).

Tanker ini ditangkap setelah melakukan aktivitas ilegal di Laut Natura Utara, yang masuk wilayah zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia.

Aktivitas ilegal itu berupa transhipment atau pemindahan muatan dari satu kapal ke kapal lain dengan kapal berbendera Kamerun, MT STinos yang kabur membuang limbah, dan melakukan pengelabuan Automatic Identification System (AIS).

Kepala Bakamla Laksamana Madya Aan Kurnia mengatakan, kapal patroli Bakamla, KN Pulau Marore-322 langsung mengejar usai mendapati adanya aktivitas ilegal tersebut.

Sebelum ditangkap, Kapal MT Arman sempat kabur ke wilayah ZEE Malaysia. Sementara kapal MT STinos kabur arah barat laut.

Penangkapan tanker ini mengingatkan aksi intelijen Iran, Ghassem Saberi Gilchalan (49) yang ditangkap di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten pada Mei 2021.

Kedatangan Gilchalan di Indonesia untuk menjalankan misi pembebasan tanker Iran, MT Horse yang diamankan Bakamla karena mentransfer BBM ilegal di perairan Pontianak, Kalimantan Barat, Minggu (24/1/2021).

Lantas seperti apa kisah operasi intelijen yang dijalankan Gilchalan, berikut ulasannya:

Berpaspor ganda

Gilchalan ditangkap petugas di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta pada Mei 2021. Gilchalan dilaporkan baru tiba di Jakarta menggunakan maskapai Qatar Airways.

Saat petugas memeriksa kelengkapan dokumen Gilchalan, petugas menemukan dua paspor berbeda di tas ranselnya.

Baca juga: Dibantu Malaysia, Bakamla Tangkap Kapal Super Tanker Berbendera Iran

Saat itu, Gilchalan memegang paspor Bulgaria bernomor 382509836. Dua paspor lainnya adalah paspor Bulgaria yang sudah kadaluarsa dan paspor Iran yang masih berlaku hingga 2023. Semua paspor tersebut menggunakan nama Ghassem Saberi Gilchalan.

Tak hanya itu, petugas juga mendapati sejumlah dokumen mencurigakan, seperti dokumen berbahasa persia, beberapa kartu bertuliskan anggota Persatuan Bekas Polis Malaysia, dan Skuad 69 PDRM.

Petugas juga meneukan 11 telepon seluler, satu tablet, satu pemutar musik, dua modem, dan beberapa kartu SIM lokal, ataupun luar negeri.

Saat itu, Gilchalan beralasan memiliki banyak ponsel karena ia harus menyimpan nomor HP dari berbagai negara.

"Saya punya teman di beberapa negara, saya harus menyimpan nomor-nomornya," kata Kasat Reskrim Polresta Bandara Soekarno-Hatta kala itu, Ajun Komisaris Rezha Rahandhi, September lalu, menirukan jawaban Gilchalan saat diinterogasi.

Operasi pembebasan tanker

Adapun kehadiran Gilchalan di Indonesia untuk menggelar operasi intelijen pembebasan tanker Iran, MT Horse yang ditangkap Bakamla pada 24 Januari 2021.

Dilansir dari Kompas.id, kedatangan Gilchalan ke Indonesia, 18 Mei 2021, bersamaan dengan persidangan tanker MT Horse.

Kapal itu disita Badan Keamanan Laut di perairan Kalimantan pada Januari 2021 karena melanggar alur pelayaran. MT Horse mengangkut 1,8 juta barel minyak mentah, yang nilainya dapat mencapai Rp 25 miliar.

Ia mengeklaim operasinya di Indonesia berhasil. Hal itu disampaikannya dalam pengakuan tertulis berbahasa Persia yang ia buat untuk penegak hukum ataupun saat ditemui Kompas di Lembaga Pemasyarakatan Pemuda Kelas IIA Tangerang, Banten, November 2021.

"Saya datang ke Indonesia untuk membantu tanker Iran, MT Horse, yang diadili di Batam. Pemerintah Iran mengirim saya untuk membantu membebaskan kapal itu dan mengembalikannya ke Iran," ujarnya, dikutip dari Kompas.id.

Sebelum ke Indonesia, dalam pengakuan tertulisnya, Gilchalan mengatakan, ia menghubungi kenalannya di Bali dan di Batam untuk mencari tahu kondisi MT Horse.

Dari kenalan di Batam, didapat informasi MT Horse terlibat masalah hukum, nakhodanya dipenjara dan menunggu proses persidangan di PN Batam.

Baca juga: Akal-akalan Tanker Iran, Bakamla: Sinyal di Laut Merah tapi Posisi di Natuna Utara

Setelah menyampaikan informasi itu kepada Sayed Alireza Mir Jafari yang merekrutnya, Gilchalan diperintahkan segera ke Indonesia.

Gilchalan lalu mengurus izin tinggal di Indonesia dengan menghubungi agen pembuat visa di Bali. Namun, sebelum berangkat, ia bertemu Sayed dan rekannya, Mehdi, di Teheran.

Sayed mengatakan, tanker MT Horse harus dibebaskan karena amat penting. Gilchalan dibekali 10.000 dollar AS atau setara Rp 140 juta.

Namun, setibanya di Indonesia, Sayed memintanya mengubah tujuan dari Batam ke Bali karena tanker akan segera bebas.

"Kamu harus pergi ke Bali untuk membangun perusahaan, lalu kembali ke Iran,” tulis Gilchalan.

Karena pandemi Covid-19, banyak tempat tutup di Bali. Gilchalan lalu melaporkan hal itu ke Sayed dan meminta pulang lebih awal ke Iran. Permintaan itu disetujui Sayed.

Dia meminta, setelah dari Iran, Gilchalan melanjutkan misi pencarian warga Iran di Malaysia, yakni Hamed Nasrallah.

Orang yang disebut berbahaya bagi negara itu sudah pernah diintai Gilchalan di Malaysia.

Dalam surat pengakuan ataupun saat bertemu Kompas, Gilchalan tak menyebutkan caranya membebaskan tanker MT Horse.

Namun, hasil ekstraksi 11 ponselnya oleh penegak hukum menemukan sejumlah jejak yang diduga terkait kasus MT Horse.

Di ponselnya, misalnya, ada foto MT Horse serta foto tiga pejabat pertahanan dan militer Indonesia.

Ada pula beberapa percakapan Whatsapp dengan seseorang di Batam terkait upaya pembebasan tanker. Salah satu pesan orang itu ke Gilchalan dalam bahasa Inggris ialah:

"Brother, sejak awal kami bekerja underground untukmu sebagai pemilik kapal, bukan untuk kedutaan. Kalau butuh dokumen, kami butuh pengacara, tidak perlu cap, cuma tanda tangan kamu saja di kertas. Kami akan melakukan yang terbaik untukmu."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

Nasional
Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Nasional
PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak di Pilkada Jatim

PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak di Pilkada Jatim

Nasional
Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Nasional
Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang 'Sapi Perah'

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang "Sapi Perah"

Nasional
Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Bukan Oposisi, tapi Kritikus

Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Bukan Oposisi, tapi Kritikus

Nasional
Telat Sidang, Hakim MK Kelakar Habis 'Maksiat': Makan, Istirahat, Shalat

Telat Sidang, Hakim MK Kelakar Habis "Maksiat": Makan, Istirahat, Shalat

Nasional
Ditanya Kans Anies-Ahok Duet pada Pilkada DKI, Ganjar: Daftar Dulu Saja

Ditanya Kans Anies-Ahok Duet pada Pilkada DKI, Ganjar: Daftar Dulu Saja

Nasional
Ke Ribuan Perwira Siswa, Sekjen Kemenhan Bahas Rekonsiliasi dan Tampilkan Foto Prabowo-Gibran

Ke Ribuan Perwira Siswa, Sekjen Kemenhan Bahas Rekonsiliasi dan Tampilkan Foto Prabowo-Gibran

Nasional
Resmikan Tambak BINS, Jokowi: Ini Langkah Tepat Jawab Permintaan Ikan Nila yang Tinggi

Resmikan Tambak BINS, Jokowi: Ini Langkah Tepat Jawab Permintaan Ikan Nila yang Tinggi

Nasional
Terus Berpolitik, Ganjar Akan Bantu Kader PDI-P yang Ingin Maju Pilkada

Terus Berpolitik, Ganjar Akan Bantu Kader PDI-P yang Ingin Maju Pilkada

Nasional
Kentalnya Aroma Politik di Balik Wacana Penambahan Kementerian Kabinet Prabowo-Gibran

Kentalnya Aroma Politik di Balik Wacana Penambahan Kementerian Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Pejabat Kementan Patungan untuk Gaji Pembantu SYL di Makassar Rp 35 Juta

Pejabat Kementan Patungan untuk Gaji Pembantu SYL di Makassar Rp 35 Juta

Nasional
Panglima TNI Perintahkan Pengamanan Pilkada Harus Serius karena Ancaman dan Risiko Lebih Besar

Panglima TNI Perintahkan Pengamanan Pilkada Harus Serius karena Ancaman dan Risiko Lebih Besar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com