Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Litbang "Kompas": Mayoritas Yakin Publik Tetap Bersatu pada Pemilu 2024

Kompas.com - 11/07/2023, 06:10 WIB
Ardito Ramadhan,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagian besar atau 71,6 persen publik yakin bahwa masyarakat dapat tetap bersatu pada masa Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Hal ini ditangkap oleh jajak pendapat yang diselenggarakan oleh Litbang Kompas pada 19-21 Juni 2023 lalu.

"Hasil survei menunjukkan, lebih kurang tiga perempat responden meyakini masyarakat bisa tetap bersatu di masa pemilu ini. Tidak hanya itu, sebagian dari responden bahkan sangat yakin akan terjaganya kerekatan antarmasyarakat," tulis Litbang Kompas, dikutip dari Kompas.id, Senin (10/7/2023).

Survei menunjukkan, ada 63,5 persen dan 8,1 persen responden yang yakin dan sangat yakin bahwa masyarakat bisa tetap bersatu di masa Pemilu 2024.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Publik Khawatir Polarisasi Terulang di Pemilu 2024

Sementara, terdapat 26,1 persen dan 2,2 persen yang menjawab tidak yakin dan sangat tidak yakin, 0,1 persen sisanya menjawab tidak tahu.

Hasil survei juga menunjukkan bahwa 65,9 persen responden memandang belum ada tanda-tanda polarisasi sudah muncul pada 8 bulan menjelang pelaksanaan Pemilu 2024.

Namun demikian, terdapat 24,2 persen responden yang menilai sudah ada tanda-tanda polarisasi dan 3,1 persen responden yang berpendapat bahwa gejala polarisasi sudah sangat terlihat.

"Masih belum memanasnya suhu politik ini dirasakan masyarakat karena perdebatan politik masih terlokalisasi di kanal-kanal daring. Tiga perempat bagian responden jajak pendapat mengaku telah melihat gejala polarisasi tersebut di media sosial," tulis Litbang Kompas.

Gejala dimaksud, antara lain, warganet yang saling menghina pilihan politik (30,9 persen), munculnya narasi politik kebencian (26,7 persen), dan mulai terlihatnya buzzer politik (21,5 persen).

"Sementara itu, gelagat polarisasi politik di dunia nyata atau luring belum terlalu tampak. Hanya ada sekitar 3 persen responden yang melihat adanya gejala polarisasi di dunia nyata," tulis Litbang Kompas.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Elektabilitas Prabowo Tertinggi di Kalangan NU, Naik 7 Persen sejak Januari 2023

Meski demikian, publik bukannya tidak khawatir akan potensi berulangnya polarisasi pada Pemilu 2024.

Hasil survei menunjukkan, 49 persen responden dan 7 persen responden mengaku khawatir dan sangat khawatir polarisasi dapat kembali terjadi di Pemilu 2024.

Sebanyak 49,3 persen responden dan 18,8 persen responden pun khawatir kandidat pada Pemilu 2024 nanti akan menggunakan cara kampanye yang memecah belah masyarakat.

"Kekhawatiran ini bukan tanpa alasan. Sebagian besar responden mengatakan, polarisasi politik, apalagi yang kemudian disertai narasi kebencian, berpotensi merusak demokrasi di Indonesia," tulis Litbang Kompas.

Jajak pendapat ini dilakukan oleh Litbang Kompas pada 19-21 Juni2023 terhadap 507 responden dari 34 provinsi yang berhasil diwawancarai.

Sampel ditentukan secara acak dari panel Litbang Kompas sesuai proporsi jumlah penduduk setiap provinsi.

Dengan metode ini, pada tingkat keperceayaan 95 persen, margin of error penelitian -/+ 4,35 persen dalam konidisi penarikan sampel acak sederhana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Demokrat Belum Lirik Kaesang untuk Cagub Jakarta, Fokus Cari Cawagub

Demokrat Belum Lirik Kaesang untuk Cagub Jakarta, Fokus Cari Cawagub

Nasional
Hasto Sebut Megawati Tidak Fit karena Kurang Tidur

Hasto Sebut Megawati Tidak Fit karena Kurang Tidur

Nasional
Jokowi Peringatkan Israel untuk Berhenti Serang Palestina

Jokowi Peringatkan Israel untuk Berhenti Serang Palestina

Nasional
Minta Polri Jelaskan Motif Penguntitan, Anggota DPR: Jampidsus Bukan Teroris

Minta Polri Jelaskan Motif Penguntitan, Anggota DPR: Jampidsus Bukan Teroris

Nasional
Jokowi Usahakan Bansos Beras Lanjut sampai Desember 2024, Beri Isyarat Anggaran Cukup

Jokowi Usahakan Bansos Beras Lanjut sampai Desember 2024, Beri Isyarat Anggaran Cukup

Nasional
Diksi 'Ancaman Keamanan' dalam RUU Polri Dianggap Tak Jelas

Diksi "Ancaman Keamanan" dalam RUU Polri Dianggap Tak Jelas

Nasional
Jokowi Minta Pancasila Disosialisasikan Sesuai Gaya Generasi Z hingga Milenial

Jokowi Minta Pancasila Disosialisasikan Sesuai Gaya Generasi Z hingga Milenial

Nasional
Beri Amanat Harlah Pancasila, Megawati Sebut Pemimpin Tak Boleh Lari dari Tanggung Jawab

Beri Amanat Harlah Pancasila, Megawati Sebut Pemimpin Tak Boleh Lari dari Tanggung Jawab

Nasional
Megawati Ungkap Alasan Peringati Harlah Pancasila di Ende

Megawati Ungkap Alasan Peringati Harlah Pancasila di Ende

Nasional
Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta 2024, Mahfud: Silakan Saja

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta 2024, Mahfud: Silakan Saja

Nasional
Putusan MA soal Usia Kepala Daerah Dinilai Bikin Syarat Pencalonan Pilkada Tak Adil dan Seragam

Putusan MA soal Usia Kepala Daerah Dinilai Bikin Syarat Pencalonan Pilkada Tak Adil dan Seragam

Nasional
KPU Disebut Bisa Tunda Pemberlakuan Putusan MA soal Syarat Usia Calon Kepala Daerah

KPU Disebut Bisa Tunda Pemberlakuan Putusan MA soal Syarat Usia Calon Kepala Daerah

Nasional
Jokowi Klaim Produksi Minyak Blok Rokan Lebih Tinggi Setelah Dikelola Pertamina

Jokowi Klaim Produksi Minyak Blok Rokan Lebih Tinggi Setelah Dikelola Pertamina

Nasional
Menkominfo Sebut MWC 2024 Berpeluang Jadi Showcase Ekosistem Telekomunikasi Nasional

Menkominfo Sebut MWC 2024 Berpeluang Jadi Showcase Ekosistem Telekomunikasi Nasional

Nasional
Moeldoko Bicara soal Tapera, Sebut Tak Akan Ditunda dan Bantah untuk Danai IKN

Moeldoko Bicara soal Tapera, Sebut Tak Akan Ditunda dan Bantah untuk Danai IKN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com