Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upaya PDI-P Jadikan Sumatera Barat Basis Massa di Pemilu 2024

Kompas.com - 04/07/2023, 22:18 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto berharap daerah Sumatera Barat bisa menjadi basis massa pemilih partainya pada Pemilu 2024. Ia pun meminta para kader PDI-P di Sumatera Barat mengupayakan apa yang diharapkan tersebut.

Hal ini disampaikan Hasto saat berpidato dalam pembukaan Rapat Kerja Daerah (Rakerda) PDI-P Sumbar di Kota Padang, Selasa (4/7/2023). Mulanya, Hasto mengeklaim bahwa setiap tahun, partainya selalu menggali pemikiran para pahlawan bangsa yang berasal dari Sumatera Barat.

Dia menyebut tiga nama pahlawan nasional, yakni Muhammad Hatta atau Bung Hatta, kemudian Haji Agus Salim dan Mohammad Yamin.

"Partai terus melakukan gerakan turun ke bawah mengangkat peran penting tokoh cendekiawan, tokoh adat dan tokoh agama dalam satu kesatuan kemajuan," kata Hasto dalam keterangan tertulis dari DPP PDI-P, Selasa.

"PDI-P juga punya konsepsi membangun Sumbar sebagai pusat kemajuan di Samudera Hindia. Karena itulah PDI-P terus bergerak untuk merubah peta politik Sumbar,” lanjut dia.

Baca juga: Menunggu Permainan PDIP Berikutnya...

Hasto membakar semangat kader partai untuk terus bergerak menuju kemenangan Pemilu 2024 dengan menghidupi prinsip the power of belief (keyakinan) dan the power of idea (gagasan).

Politisi asal Yogyakarta ini juga menyampaikan pesan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri kepada para kader dalam menghadapi Pemilu 2024. Sesuai pesan Megawati, seluruh kader partai banteng moncong putih diminta berada dalam satu rampak barisan.

"Jika itu dilakukan, maka kader PDI-P Sumbar akan bisa mengubah peta politik di Sumbar," tutur Hasto.

Ia lantas bercerita pengalaman Megawati sebagai bahan refleksi bagi kader PDI-P Sumbar.

Ketika kantor PDI diserang pada 27 Juli 1996 oleh kekuatan rezim Orde Baru, kata Hasto, banyak yang membisiki Megawati untuk menggelar gerakan massa, bukan menempuh jalur hukum sebagai jalur perjuangan. Alasannya, para hakim, jaksa, dan polisi saat itu dikuasai oleh rezim Orde Baru.

“Bu Mega menolak dengan menjawab, masa di antara 267 kabupaten/kota saat itu, tak satupun polisi, jaksa hakim yang memiliki hati nurani? Akhirnya jalur hukum dikedepankan," cerita Hasto.

"Dan sekali kita memenangkan gugatan kita, akan menjadi kekuatan moral kita yang mampu menghantam benteng rezim otoriter," tambahnya.

Baca juga: PDIP Gelar Pelatihan Dakwah Digital untuk Tangkal Politik Indentitas dan Penyebaran Kebencian

Hasto menjelaskan apa yang disampaikan adalah contoh kekuatan keyakinan. Untuk itu, ia menekankan para kader PDI-P terus bergerak turun ke bawah dengan tujuan menang di Sumatera Barat.

Hasto juga bercerita pengalaman lain bagaimana Belanda yang maju sebagai sebuah negara superpower dunia di masanya, berhasil dikalahkan oleh Bung Karno, Bung Hatta, dan para pendiri bangsa.

“Keyakinan itu seperti satu lidi yang tak bisa membersihkan halaman, tapi ketika diikat banyak lidi jadi sapu, maka ia bisa membersihkan halaman," jelasnya.

"Maka keyakinan pada politik ini penting. Kalau Anda bilang saya kalah, kalahlah kita. Kalau Anda bilang saya bisa menangkan pertarungan pemilu di Sumbar, itu akan menjadi energi positif dan kemenangan akan terjadi," sambung Hasto.

Baca juga: Sekjen PDI-P: Jokowi Pilih Prabowo, Saya Luruskan Itu Tidak Benar

Syarat kedua adalah membangun kekuatan ide dan imajinasi. Dia memberikan contoh saat PDI-P meluncurkan Kapal Rumah Sakit Laksamana Malahayati untuk membantu pengobatan masyarakat di berbagai wilayah.

Semuanya, kata dia, berawal dari ide Megawati yang ingin partai memiliki kapal rumah sakit dan bisa melayani rakyat di seluruh Tanah Air.

“Ini semua adalah the power of idea. Pengalaman saya, tidak ada yang mustahil selama mimpi dan gagasan kita diabdikan pada kepentingan lebih besar yakni rakyat dan partai, bangsa dan negara," ujar Hasto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com