JAKARTA, KOMPAS.com – Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung (Kejagung) Ketut Sumedana mengakui dirinya tinggal di kos-kosan milik eks pejabat Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan, Rafael Alun Trisambodo.
Ketut awalnya mengaku tidak mengetahui bahwa pemilik kosan tersebut adalah Rafael Alun. Ia baru menyadarinya, saat media massa ramai memberitakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyita kos-kosan milik tersangka gratifikasi dan pencucian uang itu.
“Kan kalau penyitaan secara fiisik tidak ada, plangnya tidak ada tapi di media kan sudah rame gitu loh,” kata Ketut saat dihubungi, Selasa (4/7/2023).
Baca juga: KPK Sita 20 Aset Tanah dan Bangunan Rafael Alun Senilai Rp 150 M
“Dan kalau menurut saya, saya kan melakukan kontrak (kos) itu sama mereka kan legal, tidak ada yang salah, orang saya nggak kenal kok Rafael Alun itu siapa. Ketemu aja belum pernah. Siapa yang punya juga belum pernah (ketemu). Kita baru tahu setelah dikasih tahu sama penjaganya,” sambungnya.
Ketut menjelaskan dirinya sudah tinggal di kos-kosan yang berlokasi di Jalan Mendawai I Nomor 92, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan itu sejak 2020.
Pertama kali ia menempati kosan itu saat masih menjabat Koordinator Tindak Pidana Khusus Kejagung.
“Waktu saya jadi kordinator, saya sudah kos sana. Jadi sekitar tahun 2020 lah saya sudah kos sana. Tapi yang murah dulu. Pertama (kos) saya ambil yang 2,5 (juta) malah,” ungkapnya.
Karena mendapat tugas menjadi Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi Bali tahun 2021, Ketut pun keluar dari kos-kosan itu dan pindah ke kampung halamannya.
Tepat di akhir tahun 2021, ia kembali tinggal ke kos-kosan lamanya itu karena diangkat menjadi Kapuspenkum Kejagung.
Ia memilih tetap tinggal di situ dan tidak pindah ke tempat lain karena sudah nyaman dan sebelumnya sudah pernah tinggal di sana.
Dia tinggal di kamar seluas 3x3 meter dengan kisaran harga Rp 4 juta per bulannya.
Menurutnya, kos-kosan tersebut juga ditinggali oleh sejumlah jaksa, anggota polisi, pegawai BUMN, hingga pegawai swasta.
Baca juga: KPK Endus Aset Rafael Alun di Yogyakarta, Hampir Masuk Penyitaan
“Di sana ada juga beberapa temen-temen dari Polri ya, ada lima juga di sana, mungkin. Dan juga ada beberapa pegawai BUMN, ada pegawai swasta juga kos di sana, orang Jepang juga ada di sana yang harganya kisarannya ada yang 2,5 (juta). Ada yang 3,4 (juta). Ada yang 3,8 (juta). Ada yang 4 juta ya,” ungkapnya.
Alasan Ketut memilih tinggal di kos-kosan tersebut karena lokasi itu dekat dari Kantor Kejagung.
Ketut menambahkan, banyak juga tempat makan kaki lima di sekitar kos-kosannya.