Di sisi lain, Ketua Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy mengungkapkan Demokrat tinggal selangkah lagi menjadi parpol koalisi pendukung Jokowi-Ma’ruf Amin.
Bahkan, lobi-lobi politik dilakukan langsung oleh Jokowi pada para ketua umum parpol pendukungnya saat itu. Pada kontestasi elektoral 2019, Jokowi didukung oleh PDI-P, Partai Nasdem, PPP, Partai Golkar, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Hanura, PSI, Perindo, serta PKPI.
“Pak Jokowi sempat menyampaikan pada para ketua umum, termasuk saya, pada waktu itu Pak Jokowi menyampaikan,’Mas ini Pak SBY ada di sekitar sini, apakah bisa Pak SBY bergabung dalam koalisi ini untuk ikut mengusung saya?’ ucap Rommy dalam acara Gaspol! di YouTube Kompas.com, Kamis (11/5/2023).
Mendengar pernyataan Jokowi itu, Rommy mengaku PPP hanya akan mengikuti suara mayoritas dari parpol pendukung Jokowi. Tapi akhirnya, upaya Jokowi gagal karena ada ketua umum parpol yang tak menerima kehadiran Demokrat dan SBY.
Meski begitu, Rommy enggan membeberkan siapa ketua umum parpol yang resisten pada Demokrat untuk masuk dalam barisan koalisi pengusung Jokowi.
“(Saat itu) pendengaran saya agak terganggu, jadi saya cuma mendengar,’Oh kesimpulannya begini,’ ya sudah,” sebutnya.
Satu hari setelah pertemuan antara Puan dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), SBY kembali memberikan keterangan melalui akun Twitter-nya pada Senin (19/6/2023).
Ia mengaku bermimpi menaiki kereta api ke arah Jawa Tengah dan Jawa Timur bersama Jokowi dan Megawati. Berbagai tafsir pun bermunculan, termasuk harapan agar SBY dan Megawati bisa bertemu setelah kedua anaknya menjalin komunikasi.
Puan menuturkan, kemungkinan itu selalu terbuka. PDI-P pun berharap dua negarawan itu bisa duduk bersama lagi.
Baca juga: Mimpi SBY soal Naik Kereta Bareng Megawati dan Jokowi, Apa Artinya?
“Kita ya tentu saja berharap, pada waktunya nanti, semuanya berkumpul, guyub ya,” ujar Puan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (20/6/2023).
Ditemui terpisah, Ketua DPP PDI-P Eriko Sutarduga meminta SBY untuk realistis karena saat ini PDI-P dan Demokrat berada dalam posisi politik yang berbeda.
Adapun, Demokrat merupakan bagian dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang mengusung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (bacapres). Sedangkan PDI-P, mengusung Ganjar Pranowo untuk menghadapi Pilpres 2024.
“Kita kan saat sekarang hidup di dalam dunia yang nyata. Di dunia yang nyata ini saya harus jujur, sampai saat ini kan katakan Demokrat dalam koalisi yang berbeda,” imbuh dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.