“Oleh karena itu, beliau fokus sebagai panglima tertinggi memenangkan PPP dalam Pemilu 2024 nanti,” ungkap Arwani.
Baca juga: PPP Tak Patok Harga Mati Sandiaga Uno Harus Jadi Cawapres Ganjar
Terakhir, Arwani menuturkan, para kader mendorong Mardiono untuk bernegosiasi dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.
“Mengamanatkan Plt Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono memperjuangkan Bapak Sandiaga Uno menjadi cawapres kepada Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri untuk mendampingi Ganjar Pranowo sebagai capres 2024,” tutur dia.
Menanggapi dua tugas baru dari PPP, Sandiaga mengaku memiliki tanggung jawab yang cukup berat.
"Tentunya berat ya. Bappilu ini kan tugasnya adalah pemilu yang tinggal di bawah 250 hari lagi," kata Sandiaga saat ditemui di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu.
Baca juga: Cawapres Ganjar Harus Disetujui Megawati, PPP Singgung Soal Etika Politik
Kendati demikian, Sandi menyatakan akan menjalankan tugasnya sebagai Ketua Bappilu PPP dengan prinsip hidupnya, yakni kerja keras, cerdas, tuntas, dan ikhlas.
Dalam melaksanakan tugasnya, Sandi akan melakukan berbagai inovasi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mencapai target di pemilu mendatang.
"Target yang dibebankan pada kami, yaitu kepemimpinan ekonomi yang bisa menjawab tantangan dan harapan dari masyarakat dalam ekonomi ke depan pasca-2024," kata Sandi.
Meski demikian, Mardiono mengaku tak akan memaksakan Sandiaga Uno menjadi bacawapres pendamping Ganjar Pranowo jika tak dipilih oleh PDI-P.
Mardiono mengatakan, yang harus dilakukan dalam dunia politik adalah negosiasi, bukan saling mengunci.
“Politik tidak memaksakan. Kalau memaksakan bukan demokrasi,” ujar Mardiono setelah mengikuti Rapimnas VI PPP, Sabtu.
Baca juga: PPP Bakal Lapor Jokowi Soal Usulan Sandiaga Uno Jadi Pendamping Ganjar
Namun, Mardiono mengaku bakal berupaya untuk memperjuangkan Sandiaga agar bisa dipilih menjadi pendamping Ganjar dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 oleh Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.
“Kalau politik, lobi-lobi menghadirkan sebuah ide dan gagasan untuk membangun bangsa dan negara ini ke depan, enggak ada politik ini memaksakan, (kalau memaksakan) ya namanya otoriter,” sebut Mardiono.
Mardiono pun menampik anggapan bahwa Megawati memiliki resistensi terhadap Sandiaga.
Dalam pandangan Mardiono, sebagai seorang negarawan, Megawati selalu membuka ruang yang sama untuk semua pihak.
"Ibu Megawati adalah guru politik nasional kita ya, karena itu saya yakini itu tidak (resisten). Tidak menjaga batas, menjaga jarak dengan semua tokoh-tokoh bangsa kita,” ujar Mardiono.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.