Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahfud Ungkap Transaksi Miliaran untuk Rakit Bom dengan Modus Beli Sajadah

Kompas.com - 13/06/2023, 17:20 WIB
Achmad Nasrudin Yahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Mahfud MD mengungkap adanya transaksi bernilai miliaran rupiah untuk merakit bom dengan modus pembelian sajadah.

Hal ini disampaikan Mahfud ketika memberikan sambutan dalam Pengarahan Gerakan Literasi Digital di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (13/6/2023).

Mulanya, Mahfud menyampaikan perihal teknologi digital yang kini menjadi media baru bagi kelompok teroris untuk melancarkan aksi kejahatannya.

Tak hanya itu, teknologi digital juga dianggap menjadi ruang bagi kelompok teroris untuk merekrut anggota baru.

"Saudara, juga ada cyber terrorist di mana teknologi digital telah memberikan alat baru bagi kelompok teroris untuk melancarkan serangan dan merekrut anggota baru untuk merencanakan serangan," kata Mahfud, dikutip dari Kompas TV, Selasa (13/6/2023).

Baca juga: Mahfud MD: Orang Bikin Sambal dan Minuman Ganja Tidak Boleh Dihukum

Mahfud mengatakan, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) sebelumnya banyak menemukan transaksi keuangan yang mencurigakan.

Salah satunya terkait transaksi miliaran untuk merakit bom dengan modus pembelian sajadah.

"Jadi saya lihat berapa banyak yang mencurigakan bahwa ini untuk terorisme. Ngirim uang ke suatu daerah. Apa? Ini memesan produk sajadah di sebuah tempat di Jawa Timur. Uangnya miliaran. Tapi tidak ada feedback-nya dari perusahaan yang dikirimi itu, sajadah," ujar Mahfud.

"Yang kemudian setelah dilacak-dilacak itu digunakan untuk merakit bom, dan sebagainya-sebagainya. Begini ini," sambung dia.

Baca juga: Mahfud: 87 Persen Koruptor di Indonesia adalah Sarjana

Selain itu, Mahfud juga mengingatkan terkait serangan siber yang disponsori oleh suatu negara dengan tujuan melakukan pengintaian hingga pencurian data dan informasi.

Lantas, Mahfud pun menyinggung Bjorka, pelaku penyerangan sejumlah website milik pemerintah yang sempat membuat gempar masyarakat.

"Di sini ada data pribadi bocor, Bjorka, pembicaraan telepon antara presiden dengan menteri bocor dulu Wikileaks, dan bisa lebih dahsyat dari itu, hanya saja ini tidak kita ketahui," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com