Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SMRC: Elektabilitas Ganjar Turun di Perkotaan, Anies di Desa

Kompas.com - 12/05/2023, 14:46 WIB
Vitorio Mantalean,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menyebut bahwa elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo relatif menurun di perkotaan, sedangkan eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di pedesaan.

Hal ini berdasarkan studi yang dilakukan sejak Desember 2022 sampai awal April 2023. Pertama pada pemilih pedesaan dan perkotaan.

"Di pedesaan, suara Ganjar di periode tersebut relatif stabil dari 33 menjadi 32 persen. Sementara Anies cenderung menurun dari 25 menjadi 22 persen," ujar Saiful dalam rilisnya, Kamis (11/5/2023).

“Di desa terjadi pertarungan yang cukup sengit antara Anies dengan Prabowo. Dan nampaknya yang menang untuk sementara ini adalah Prabowo. Sedangkan Ganjar tidak ikut bertarung di wilayah ini. Suaranya relatif stabil,” jelas Saiful.

 Baca juga: Hasil Studi SMRC: Prabowo Bertarung dengan Anies di Pedesaan dan dengan Ganjar di Perkotaan

Untuk melihat konsistensi temuan ini, Saiful kemudian mengemukakan data pilihan berdasarkan pendidikan.

Saiful menjelaskan bahwa warga yang berada di pedesaan umumnya memiliki pendidikan yang lebih rendah dibanding dengan perkotaan.

Studi ini menunjukkan, pada kelompok warga yang berpendidikan sekolah dasar (SD), Anies mengalami penurunan suara dari Desember 2022 ke April 2023, dari 21 ke 17 persen. Elektabilitas Ganjar relatif stabil dari 32 ke 30 persen.

Sementara itu, pada kelompok pemilih berpendidikan perguruan tinggi, Ganjar mengalami penurunan dari 42 ke 33 persen, sementara penurunan elektabilitas Anies lebih kecil, dari 40 menjadi 36 persen.

 Baca juga: SMRC: Ganjar Dipercaya Lanjutkan Program Jokowi, Anies Mengubah Kebijakan

Lebih jauh Saiful menguji konsistensi pola ini pada kelompok masyarakat yang memiliki telepon dan tidak memiliki telepon genggam.

Pada periode Desember 2022 ke April 2023, pada kelompok warga yang memiliki ponsel, suara Ganjar mengalami penurunan dari 39 ke 35 persen dan Anies relatif tidak banyak berubah dari 28 ke 26 persen.

Sementara itu, pada pemilih yang tidak memiliki ponsel, suara Ganjar sedikit menguat dari 24 ke 28, sedangkan Anies turun agak signifikan dari 22 ke 17 persen.

Saiful menyatakan bahwa yang tidak punya HP umumnya tinggal di pedesaan.

"Mereka kurang punya akses pada informasi. Cenderung tidak terpapar isu. Karena itu, di wilayah ini, yang terjadi adalah perang tanpa isu. Yang mungkin terjadi adalah mobilisasi," kata Saiful.

 Baca juga: Survei SMRC: Prabowo Cenderung Tarik Pemilih Anies Setahun Terakhir

Saiful menjelaskan bahwa Ganjar terlihat tidak mengalami penurunan di masyarakat yang tidak punya ponsel sangat logis karena sumber penurunan suaranya dalam beberapa bulan terakhir adalah karena isu yang tersebar melalui media massa dan bisa diakses melalui internet.

Di sisi lain, elektabilitas Menteri Pertahanan Prabowo Subianto naik cukup signifikan di wilayah pedesaan maupun perkotaan.

Di wilayah perkotaan, kenaikan dukungan untuk Prabowo bahkan mencapai 8 persen, yaitu dari 21 persen menjadi 29 persen pada periode yang sama.

Sedangkan di desa, kenaikan itu mencapai 5 persen, yaitu dari 29 persen menjad 34 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com