JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil survei terbaru Saiful Mujani Reserach and Consulting (SMRC) menyebutkan bahwa Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bersaing ketat dalam merebut suara dari pemilih kritis pada Pemilihan Presiden 2024 mendatang.
Hal itu disimulasikan jika terdapat empat calon presiden pada Pilpres 2024 nanti, yakni Ganjar, Prabowo, mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartanto.
Hingga saat ini, Ganjar dicalonkan PDI-P dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sebagai bakal calon presiden.
Baca juga: Survei SMRC: Elektabilitas Ganjar Naik Jadi 20,8 Persen Usai Diumumkan Jadi Bakal Capres
Prabowo diputuskan menjadi bakal calon presiden oleh partainya, Gerindra, dan mendapatkan dukungan dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Anies dideklarasikan oleh Partai Nasdem, Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Sementara Airlangga juga telah ditetapkan oleh partainya, Partai Golkar, untuk menjadi bakal calon presiden.
“Kalau calonnya Airlangga, Anies, Ganjar, dan Prabowo, dalam survei terakhir para pemilih kritis, Ganjar dipilih oleh 30,4 persen, Prabowo 29,5 persen, Anies 19,8 persen, dan Airlangga 2,9 persen. Sisanya belum menentukan pilihan. Ini mengindikasikan bahwa Ganjar dan Prabowo bersaing ketat di kalangan pemilih kritis sekarang ini,” kata Direktur Riset SMRC Deni Irvani dalam keterangannya, dikutip pada Minggu (30/4/2023).
Baca juga: Pertemuan Megawati-Mardiono Akan Dihadiri Ganjar, Ini Sejumlah Hal yang Dibahas
Namun, Deni menambahkan bahwa Prabowo terlihat lebih bisa menyerap pemilih kritis dibanding tiga nama lainnya.
"Ini bisa terjadi karena Prabowo sudah dikenal hampir oleh semua pemilih (95 persen),” ujar Deni.
Sementara Ganjar masih lebih rendah tingkat keterkenalannya di kalangan pemilih, yakni 86 persen.
Deni menjelaskan bahwa “pemilih kritis” adalah pemilih yang punya akses sumber-sumber informasi sosial-politik secara lebih baik karena memiliki smartphone.
“Sehingga bisa mengakses internet untuk mengetahui dan bersikap terhadap berita-berita sosial-politik. Mereka umumnya adalah pemilih kelas menengah bawah ke kelas atas, lebih berpendidikan, dan cenderung tinggal di perkotaan,” kata Deni.
Pemilih kritis itu, sebut Deni, juga cenderung lebih bisa memengaruhi opini kelompok pemilih di bawahnya.
"Total pemilih kritis ini secara nasional diperkirakan 80 persen. Karena itu, survei ini tidak mencerminkan populasi pemilih nasional 100 persen,” kata Deni.
Sampel survei ini dipilih melalui metode random digit dialing (RDD). RDD adalah teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.
Dengan teknik RDD, sampel sebanyak 1021 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, divalidasi, dan melalui proses screening.
Validasi dan screening dilakukan untuk memastikan bahwa pemilik nomor telepon terpilih adalah warga negara Indonesia dan telah memiliki hak pilih.
Margin of error survei diperkirakan ±3.1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, asumsi simple random sampling.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.