Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hery Wibowo
Ketua Program Studi Sosiologi FISIP Universitas Padjadjaran

Pengamat Sosial, praktisi pendidikan dan pelatihan

Mudik, Ruang Rindu, dan Migrasi Penduduk

Kompas.com - 21/04/2023, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

MUDIK secara umum dimaknai sebagai ‘pulang ke kampung halaman’, atau “pergi ke rumah orangtua”. Aktivitas terus berulang bertahun-tahun, khususnya pada momentum hari raya keagamaan.

Maka kegiatan mudik, secara umum dipicu oleh migrasinya sejumlah penduduk dari ’desa’ ke ’kota’ untuk meraih harapan hidup yang lebih baik.

Sejumlah orang, berjuang untuk keluar dari wilayah kelahirannya, untuk mendapatkan peluang kesejahteraan yang lebih baik. Sehingga, pada momentum tertentu, mereka akan pulang ke ’rumah’-nya masing-masing kembali.

Migrasi

Antrean kendaraan roda empat memadati area Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten, Rabu (19/4/2023). Puncak arus mudik Lebaran 2023 diperkiran terjadi mulai tanggal 18 hingga 21 April.KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO Antrean kendaraan roda empat memadati area Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten, Rabu (19/4/2023). Puncak arus mudik Lebaran 2023 diperkiran terjadi mulai tanggal 18 hingga 21 April.
Secara umum migrasi terbagi dua, yaitu vertikal dan horizontal. Migrasi penduduk horizontal, adalah migrasi penduduk berbasis geografis, yaitu merupakan gerak penduduk yang melewati batas wilayah menuju wilayah lain dalam periode waktu tertentu.

Dilansir dari buku Eco Cities: Ecological Economic Cities (2010) dalam Artikel di Kompas berjudul Ciri-ciri Kehidupan Masyarakat Kota dan Komunitas Perkotaan, karya Hiroaki Suzuki, kota adalah suatu tempat yang penghuninya memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonomi di pasar lokal.

Artinya, perkotaan adalah wilayah yang telah melengkapi dirinya untuk memenuhi kebutuhan warganya, termasuk dalam hal kebutuhan pasar kerja.

Kiranya, inilah yang menjadi magnet utama, berbondong-bondongnya warga pindah mengadu nasib ke kota. Artinya terjadi migrasi yang terus menerus, yang biasanya puncaknya adalah momentum Lebaran.

Menurut Mantra (2012), terdapat dua bentuk migrasi apabila dilihat berdasarkan ada atau tidaknya niatan migran untuk menetap, yaitu:

1. Migrasi penduduk permanen, yaitu perpindahan penduduk dari daerah asalnya menuju daerah tujuan dan berniat untuk menetap di daerah tersebut.

2. Migrasi penduduk non-permanen, yaitu perpindahan penduduk dari daerah asal menuju daerah tujuan dan tidak mempunyai niat untuk menetap di daerah tersebut.

Meskipun penduduk migran tersebut tinggal dalam waktu yang lama, tetapi tidak mempunyai niat untuk menetap, maka dikatakan migrasi penduduk non-permanen.

Maka mudik berlaku bagi mereka yang saat ini berpisah rumah/berpisah lokasi dengan orangtuanya, baik karena sudah berumah tangga, bekerja, melanjutkan pendidikan dan lain-lain.

Perilaku mudik membuktikan bahwa seseorang atau keluarga, perlu untuk pindah kota dalam rangka memenuhi kebutuhan pekerjaan dan hajat hidupnya.

Artinya, daya dukung desa dan mungkin juga sejumlah kota, belum mumpuni untuk menyediakan kebutuhan lapangan pekerjaan bagi warga ’aslinya’.

Ketika kebutuhan terus menerus tidak terpenuhi, maka arus migrasi akan terus berlanjut. Sejumlah lokasi akan semakin padat dikeroyok oleh para pencari kehidupan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kritik RUU Penyiaran, Usman Hamid: Negara Harusnya Jamin Pers yang Independen

Kritik RUU Penyiaran, Usman Hamid: Negara Harusnya Jamin Pers yang Independen

Nasional
Ahli Sebut Struktur Tol MBZ Sulit Diperkuat karena Material Beton Diganti Baja

Ahli Sebut Struktur Tol MBZ Sulit Diperkuat karena Material Beton Diganti Baja

Nasional
DKPP Panggil Desta soal Ketua KPU Diduga Rayu PPLN

DKPP Panggil Desta soal Ketua KPU Diduga Rayu PPLN

Nasional
Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

Nasional
DKPP Gelar Sidang Perdana Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Rabu Besok

DKPP Gelar Sidang Perdana Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Rabu Besok

Nasional
4 Wilayah di Bali Jadi Kabupaten Lengkap, Menteri ATR/BPN AHY: Semoga dapat Perkuat Semangat Investasi

4 Wilayah di Bali Jadi Kabupaten Lengkap, Menteri ATR/BPN AHY: Semoga dapat Perkuat Semangat Investasi

Nasional
Kemenkes Ungkap Belum Semua Rumah Sakit Siap Terapkan KRIS

Kemenkes Ungkap Belum Semua Rumah Sakit Siap Terapkan KRIS

Nasional
Ahli Sebut Tol MBZ Masih Sesuai Standar, tapi Bikin Pengendara Tak Nyaman

Ahli Sebut Tol MBZ Masih Sesuai Standar, tapi Bikin Pengendara Tak Nyaman

Nasional
Ahli Yakin Tol MBZ Tak Akan Roboh Meski Kualitas Materialnya Dikurangi

Ahli Yakin Tol MBZ Tak Akan Roboh Meski Kualitas Materialnya Dikurangi

Nasional
Tol MBZ Diyakini Aman Dilintasi Meski Spek Material Dipangkas

Tol MBZ Diyakini Aman Dilintasi Meski Spek Material Dipangkas

Nasional
Jet Tempur F-16 Kedelepan TNI AU Selesai Dimodernisasi, Langsung Perkuat Lanud Iswahjudi

Jet Tempur F-16 Kedelepan TNI AU Selesai Dimodernisasi, Langsung Perkuat Lanud Iswahjudi

Nasional
Kemensos Siapkan Bansos Adaptif untuk Korban Bencana Banjir di Sumbar

Kemensos Siapkan Bansos Adaptif untuk Korban Bencana Banjir di Sumbar

Nasional
Ahli Sebut Proyek Tol MBZ Janggal, Beton Diganti Baja Tanpa Pertimbangan

Ahli Sebut Proyek Tol MBZ Janggal, Beton Diganti Baja Tanpa Pertimbangan

Nasional
Jokowi Kembali ke Jakarta Usai Kunjungi Korban Banjir di Sumbar

Jokowi Kembali ke Jakarta Usai Kunjungi Korban Banjir di Sumbar

Nasional
26 Tahun Reformasi, Aktivis 98: Kami Masih Ada dan Akan Terus Melawan

26 Tahun Reformasi, Aktivis 98: Kami Masih Ada dan Akan Terus Melawan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com