Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Panglima TNI Tetapkan Status Siaga Tempur dalam Upaya Penyelamatan Pilot Susi Air yang Disandera KKB

Kompas.com - 19/04/2023, 08:22 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

Bahkan, kata Yudo Margono, di antara mereka ada yang menyebut kata “komando”.

"Juga malah ada yang bilang ‘Komando!’ Itu artinya mereka masih sadar, mudah-mudahan ini mereka bisa sehat kembali dan pulih dari luka,” ujar Yudo.

Para prajurit itu, kata Yudo, tidak semuanya menderita luka tembak. Melainkan, ada juga yang luka karena jatuh terpeleset karena memang medannya miring.

Pada hari ini, Rabu (19/4/2023), TNI fokus mengevakuasi jenazah Pratu Miftahul yang masih berada di lokasi. Evakuasi tertunda karena terkendala cuaca buruk.

Operasi siaga tempur

Menyusul gugurnya Pratu Miftahul, Panglima Yudo Margono memutuskan untuk meningkatkan operasi pembebasan pilot Susi Air menjadi siaga tempur.

Yudo mengatakan, operasi akan diterapkan di daerah-daerah rawan di Papua, seperti halnya Distrik Mugi yang menjadi tempat kontak tembak antara Satgas Yonif Raider 321 dan KKB.

“Jadi, ke depan dengan adanya kontak tembak seperti ini, daerah-daerah yang kerawanan tinggi akan saya tingkatkan dari operasi yang biasanya pam (pengamanan) rawan,” ujar Yudo saat konferensi pers di Base Off Lanudal Juanda, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (18/4/2023).

Baca juga: KKB Serang Prajurit TNI, Panglima: Kalau Dibalas Operasi Humanis, Ya Habis Kita

Dalam operasi siaga tempur di daerah rawan, Yudo mengungkapkan, tidak ada unsur dari masyarakat yang terlibat.

“Dan di situ tidak ada penduduknya. Penduduk yang istilahnya seperti perangkat desa dan sebagainya,” kata Yudo Margono.

Yudo mengatakan, operasi siaga tempur itu seperti halnya operasi siaga tempur laut bagi prajurit TNI di Natuna.

“Nah ini kita samakan, siaga tempur darat bila perlu namanya supaya mereka para prajurit yang menuju ke situ, ke tempat-tempat yang sudah dinyatakan rawan atau kerawanan tinggi, mereka betul-betul siaga tempur,” ujar mantan Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) itu.

Yudo Margono mengatakan, sebenarnya di dalam diri setiap prajurit sudah terpatri naluri tempur.

“Tetapi, kalau masuk daerah yang kita nyatakan siaga tempur, ya mereka lebih waspada,” kata Yudo.

Baca juga: Prajurit TNI Gugur Saat Cari Pilot Susi Air, Komisi I: KKB Wajib Dilumat, Mereka Tak Peduli HAM

Sudah dua bulan pilot Susi Air berkebangsaan Selandia Baru disandera oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM).TPNPB-OPM via BBC Indonesia Sudah dua bulan pilot Susi Air berkebangsaan Selandia Baru disandera oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM).

KKB libatkan masyarakat

Yudo Margono mengatakan, pihaknya sebenarnya selalu mengutamakan pendekatan lunak atau soft approach dalam setiap operasi militer. Tetapi, pendekatan tersebut ternyata tak berhasil dalam operasi ini.

“Barangkali kita bisa laksanakan untuk komunikasi, koordinasi supaya (pilot Susi Air) diserahkan, mungkin tidak perlu dengan kekerasan, harapan kita seperti itu. Tapi ternyata belum sampai sana, di jalan sudah dihadang dan ditembaki seperti itu,” ujar Yudo di Base Off Lanudal Juanda, Selasa.

Yudo menekankan bahwa pihaknya selalu mengupayakan pendekatan humanis. Tetapi, lantaran ada serangan dari KKB, pendekatan tersebut tak lagi relevan sehingga status operasi ditingkatkan menjadi siaga tempur.

“Operasi humanis itu bukan untuk KKB, tapi untuk semua masyarakat Papua di daerah operasi. Tapi, kalau melihat KKB lagi kontak (senjata), masa kita (operasi) humanis, ya habis kita,” kata Yudo.

Terlebih, kata Yudo Margono, KKB melibatkan masyarakat saat menyerangan prajurit TNI.

"Jadi istilahnya anggota kita dikeroyok. Mereka ajak masyarakat setempat, dari ibu-ibu dan anak-anak untuk menyerang anggota kita," kata Yudo Margono.

Baca juga: Panglima TNI: KKB di Papua Libatkan Ibu-ibu dan Anak-anak Serang Anggota TNI

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Sejarah Hari Buku Nasional

Sejarah Hari Buku Nasional

Nasional
Tanggal 15 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 15 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
UPDATE BNPB: 19 Orang Meninggal akibat Banjir Bandang di Agam Sumbar

UPDATE BNPB: 19 Orang Meninggal akibat Banjir Bandang di Agam Sumbar

Nasional
KNKT Investigasi Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Fokus pada Kelayakan Kendaraan

KNKT Investigasi Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Fokus pada Kelayakan Kendaraan

Nasional
Partai Buruh Berniat Gugat Aturan Usung Calon Kepala Daerah ke MK

Partai Buruh Berniat Gugat Aturan Usung Calon Kepala Daerah ke MK

Nasional
Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

Nasional
Jemaah Haji Mulai Diberangkatkan, Fahira Idris: Semoga Sehat, Selamat, dan Mabrur

Jemaah Haji Mulai Diberangkatkan, Fahira Idris: Semoga Sehat, Selamat, dan Mabrur

Nasional
Jemaah Haji Gelombang Pertama Tiba di Madinah, Disambut Meriah

Jemaah Haji Gelombang Pertama Tiba di Madinah, Disambut Meriah

Nasional
Jokowi Diminta Tak Cawe-cawe Pemilihan Capim KPK

Jokowi Diminta Tak Cawe-cawe Pemilihan Capim KPK

Nasional
PBNU: Pratik Haji Ilegal Rampas Hak Kenyamanan Jemaah

PBNU: Pratik Haji Ilegal Rampas Hak Kenyamanan Jemaah

Nasional
Prabowo Disebut Bisa Kena Getah jika Pansel Capim KPK Bentukan Jokowi Buruk

Prabowo Disebut Bisa Kena Getah jika Pansel Capim KPK Bentukan Jokowi Buruk

Nasional
Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

Nasional
Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

Nasional
Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Nasional
Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com